Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Mau Kemana Para Pemuda?

Mau Kemana Para Pemuda?

Dalam surat Al Kahfi ayat 13 Allah membanggakan dan memuliakan pemuda Ashhabul Kahfi dengan Firman-Nya (yang artinya):

“Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk”.

Setiap pemuda adalah calon manusia yang akan menuliskan sejarah pada lembaran-lembaran kehidupannya, dan setiap orang yang sudah tua pasti mengalami masa muda. Masa dimana kehidupan diwarnai kemauan dan hasrat yang menggebu, masa dimana pribadi dan perangai mulai tercetak dan masa yang menentukan bagaimana kehidupan kelak di saat tua dan masa depan.

Maka masa muda adalah masa yang dapat menjadi sarana bagi si hamba untuk sangat dekat dengan Allah SWT, dengat kekuatan fisik dan kemauan yang kuat tentunya dapat dia gunakan demi mendapatkan keridhoan-Nya.

Kita melihat sederet nama orang-orang mulia, mereka menghiasi masa mudanya dengan ilmu dan ibadah. Taruhlah contoh Al Imam al Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad, sedari belia beliau sudah istiqamah sholat sunnah 200 rakaat. Lebih takjub lagi imam Sahl At Tusturi sudah terbiasa sholat malam sejak usia 3 tahun. Al Imam Asy Syafii hafal Al Quran dalam usia 7 tahun, hafal kitab Muwaththo’ dalam usia 10 tahun dan dalam usia 15 atau 18 tahun beliau sudah menjadi Mufti yang telah diberi izin oleh guru-gurunya untuk menfatwakan ilmunya.

Untuk saat ini, mungkin kisah di atas dianggap sebatas dongeng atau cerita khayal belaka. Memang demikian pemikiran orang yang tidak punya akal sehat. Tetapi jika kita mau berusaha dan memulai maka siapa pun bisa melakukannya. Kesadaran dan kemauan seseorang serta diiringi dengan taufik Allah itulah yang menjadikan dia dapat melakukan apa yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh kebanyakan orang.

Lihatlah, bagaimana mereka para Ulama Pemimpin kita, para salaf menjaga dengan baik masa mudanya, berhati-hati dengan ketat terhadap umurnya, jangan sampai berlalu dengan sia-sia. Masa muda penuh dengan kegiatan keagamaan, mencari ilmu, beribadah, berkhidmah kepada guru atau orang sholeh dan seterusnya. Mereka sadar bahwa masa muda dan umur mereka akan dipertanyakan oleh Allah kelak manakala mereka berhadapan dengan-Nya. Mereka khawatir justru masa muda ini menjadi cambuk dan saksi buruk atasnya, sehingga membuat dia sengsara dan binasa. Maka lihatlah, masa muda dan umur mereka penuh keberkahan, kedamaian dan kemuliaan. Semoga Allah meridhoi mereka semua. Amin

Tetapi jika kita melihat keadaan pemuda zaman sekarang, maka kita melihat bahwa mereka hidup dengan lalai dan alpa, kemaksiatan seolah menjadi hal yang biasa, dosa seakan menjadi mainan yang tidak perlu ditakuti, kemungkaran seakan menjadi kegemaran yang tidak bisa dilepas, mereka hidup sedemikian hina seakan tidak akan mati atau tidak akan dihisab oleh Allah SWT.

Ada beberapa bentuk kelalaian dan kesia-siaan hidup yang meracuni kehidupan kaula muda pada zaman ini, dan ironisnya kadang kala kita termasuk orang-orang yang mengabaikan dan kurang peduli atau bahkan tidak perduli sama sekali dengan nasib mereka. Padahal generasi muda adalah tunas yang akan membawa arah umat ini, jika tidak diluruskan dan dibenahi dengan akidah dan ilmu agama yang kuat, maka umat islam mendatang akan berubah kepada keadaan yang sangat mengenaskan dan memilukan.

Jika saat ini kita telah melihat bagaimana ulah dan tingkah mereka kaula muda, anak-anak kaum muslimin yang sudah mulai menjauhi ajaran islam dan tuntunan Rasulullah SAW, lalu bagaimana pula keadaan mereka dan anak keturunan kita setahun mendatang, sepuluh tahun mendatang dan seterusnya?

Di sekitar kita atau mungkin di dalam rumah kita, telah banyak tersaji sarana yang cepat atau lambat dapat menghancurkan generasi muda. VCD porno, gambar atau foto yang menggiurkan, acara Televisi yang menampilkan aurat, sampai pajangan aib dan kejelekan orang tersaji dengan lengkap disana. Ironisnya yang membeli, yang memiliki dan yang menikmati adalah orang islam.

Kalau sedemikian rusak kehidupan dalam rumah, lalu bagaimana pula keusakan di luar sana. Ayah tidak lagi malu menyuruh anak membeli minuman keras, orang tua bungkam melihat anak gadisnya berzina di dalam rumahnya, teman tidak mau perduli kawannya teler di sampingnya.

Inilah gejala manusia zaman sekarang yang umumnya pelaku-pelaku kejahatan dan kemungkaran itu kebanyakan adalah kaum muda, dengan tidak menutup kemungkinan orang yang sudah tua pun masuk di dalamnya.

Maka sangat diharapkan bagi kita orang-orang yang telah diselamatkan oleh Allah dari berbuat kemungkaran semacam itu, untuk membantu mereka keluar dari kehidupan yang bejat, mengangkis mereka dari lumpur maksiat dan dosa. Sebab siapapun mereka selagi muslim tetap saudara kita. Kita harus perduli kepada mereka. Dakwahlah kepada mereka, ajak mereka bertaubat, kembali kepada jalan Allah SWT. Cegahlah kemungkaran yang hendak mereka lakukan. Seperti telah diriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya):

“Bantulah saudaramu yang berbuat dholim dan yang terdaholimi (teraniaya)”, sahabat bertanya,”Ya Rasulullah, kami mengerti tentang menolong orang yang teraniaya, tetapi bagaimana kami menolong orang yang berbuat dholim itu?”, beliau menjawab,”Kamu cegah dia (dari kedholimannya)”. (HR. Al Bukhori)

Kita memohon kepada Allah agar Dia menutupi aib kekurangan kita, memelihara, memberikan petunjuk-Nya serta memberikan pertolongan kepada kita semua. Tiada kekuatan untuk berbuat taat dan meninggalkan maksiat melainkan dengan pertolongan dan taufik dari Allah semata.



Al Habib Sholeh bin Ahmad bin Salim Al Aydrus
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger