Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Betulkah Nabi Isa AS Wafat dan Disalib?

Betulkah Nabi Isa AS Wafat dan Disalib?

Pendapat yang mengatakan bahwa nabi Isa disalib adalah pendapat umat nasrani. Sedangkan kita, umat Islam, wajib meyakini bahwa Nabi Isa AS itu tidak disalib, sebab yang disalib itu bukanlah nabi Isa AS, melainkan salah seorang murid nabi Isa yang telah berhianat kepadanya. Allah SWT menyerupakan dia seperti wajah nabi Isa. Dia ialah Judas Iskariyot. Pendapat ini dilandaskan pada penjelasan Alqur’an sebagai mana ayat, “Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh ialah yang diserupakan dengan Isa kepadanya” (QS. Annissa 157).

Ketika menafsirkan ayat tersebut, Syekh Muhammad Ash Shabuni mengatakan bahwa ayat tersebut telah menunjukkan bahwa Allah SWT telah menyelamatkan Nabi Isa dari kejahatan orang-orang Yahudi yang busuk. Dengan pertolongan Allah SWT Nabi Isa tidaklah dibunuh dan juga tidak disalib. Inilah keyakinan yang sesuai dengan ra’yu (akal) dan naqli (Shafwatut Tafasir Juz 1 Hal 319).

Anggapan bahwa nabi Isa mati disalib sebagai penebus dosa, seperti yang diyakini oleh umat nasrani, merupakan isapan jempol belaka. Menurut penyelidikan seorang kristiani bernama Labib Markus Galy dari Mesir, yang disalib bukanlah Nabi Isa merupakan seorang yang diserupakan oleh Allah SWT seperti Nabi isa. Kemudian semenjak dua puluh abad lamanya segolongan manusia mengekor saja dengan kepercayaan yang dianut orag-orang nasrani bahwa yang disalib itu ialah Isa Al Masih Putra Maryam. Pertama, mereka percaya bahwa Allah telah mengutus anaknya untuk menebus dosa segenap manusia. Ke dua, keterangan Al Masih sendiri kepada murid-muridnya bahwa ia akan mengorbankan dirinya untuk kepentingan mereka. Ke tiga, Kitab Injil yang empat (Yohanes, Lukas, Markus, dan Matius) menceritakan tentang kejadian penyaliban itu. 

Selanjutnya labib Markus Galy mengatakan bahwa masing-masing dari ketiga alasan itu dapat kita bantah sebagai berikut:

1. Bahwa Allah mempunyai anak atau ia bagian dari tiga tuhan, hal itu merupakan kepercayaan yang keliru dan tidak masuk akal.

2. Bahwa nabi Isa mengorbankan dirinya untuk disalib, jika diselidiki dalam injil, hal itu tidaklah benar. Memang selama hidupnya Nabi Isa selalu mendapatkan ancaman dengan siksa dan pembunuhan, tetapi dalam injil diceritakan bahwa beliau tidak pernah putus asa dari rahmat Allah sampai dibawa ke pengadilan. Injil Lukas sendiri mengkisahkan bahwa Al Masih berharap dapat melepaskan diri dari penganiayaan dan penyaliban itu. Jadi, ia tidak menyerahkan diri untuk disalib

3. Tentang empat injil yang menceritakan bahwa Nabi Isa disalib, mari kita perhatikan dengan kritis dan sungguh-sungguh. 

Terlebih dahulu kita kutib ayat-ayat yang menceritakan tentang keadaan Al Masih sesudah keluar putusan mahkamah bahwa ia akan disalib:
Injil Yohanes pasal 19 Ayat 17 -18, “Maka mereka itupun mengambil Yesus. lalu keluarlah ia memikul kayu salibnya sendiri menuju ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak yang dalam bahasa Ibrani disebut Golgota. Di situlah mereka menyalibnya beserta dua orang lainnya dengan sebelah menyebelah, dan Yesus ditengah-tengah.
Injil Lukas Pasal 23 Ayat 26-27, “Mereka sambil mereka itu berjalan membawa Yesus, dipegangkannya seorang Kireni bernama Simon yang datang dari Bendang. Maka diletakkannya kayu salib itu ke atas bahunya agar dipikul mengikuti Yesus dari belakang. Maka amatlah banyak perhimpunan orang mengiringkan dia, dan beberapa perempuan yang meratap dan menangisi dia”.
Injil Markus Pasal 15 Ayat 20-22, “Setelah selesai, mereka itu mengolok-olokkan dia. Maka, mereka itu pun menanggalkan dari padanya jubah ungu itu serta mengenakan pula pakaiannya sendiri, lalu membawa dia keluar agar disalibkan oleh mereka itu. Maka, lalu di situ seseorang yang datang dari Bendang yaitu seorang Kireni ang bernama Simon, bapak Iskandar dan Nufus, maka ia dipaksanya akan memikul kayu salib itu. Maka dibawanya Yesus ke tempat Golgota itu yang artinya Tempat Tengkorak”.
Injil Matius Pasal 27 Ayat 31-32, “Setelah diolok-olokkan, maka disentaknya pula jubah itu. Dikenakannya pakaiannya sendiri lalu membawa dia pergi suoaya disalibkan . Apabila keluar, berjumpalah mereka itu dengan seorang Kireni bernama Simon. Maka orang itupun dipaksanya memikul kayu salib Yesus”.

Bila riwayat keempat Injil ini diperhatikan dengan seksama, dapatlah kita ketahui bahwa riwayat Injil yang pertama bertentangan dengan ketiga riwayat Injil lainnya. Injil Yohanes menceritakan bahwa Al masih sendiri keluar dan ia sendiri yang memikul salib itu ke tempat eksekusinya. Sementara tiga Injil lainnya menyangkal keterangan Yohanes, bahkan mereka berkata ketika orang ramai yang penuh berdesak-desakan yang bersemangat dan bergembira sekali mendengarkan putusan hakim bahwa Isa Al Masih akan disalib. Maka ketika mereka keluar dari pengadilan, mereka telah berjumpa dengan seorang Kireni bernama Simon. Menurut Injil Yohanes Yesus sendiri membawa salibnya, kemudia ia disalib di atas salib itu. Ini karena orang ramai yang mennangkap Simon itu mengira bahwa itulah Yesus. Mereka paksa ia membawa salib, mereka salibkan, dan mereka kira bahwa itulah Yesus yang sebenarnya.

Injil Lukas Pasal 22, ayat 41-44 menceritakan bahwa Yesus berada di bukit Zaitun ketika ia dikejar-kejar orang yahudi. Ia sembahyang dan berdoa kepada Tuhan memohon perlindungan dan pertolongan. Ketika sedang berdoa, ia melihat ada malaikat turun dari langit kemudian memberikannya kekuatan. Ini menjadi bukti jika Isa tidak menyerahkan diri untuk disalib. 

Dan benarlah Firman Allah SWT, “Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh ialah yang diserupakan dengan Isa kepadanya” (QS. Annissa 157). Demikianlah kutipan dari penyelidikan yang dilakukan oleh seorang penganut Nasrani sendiri yang terdapat dalam Kitab Haidul Islam yang terbit di kairo Mesir pada tahun 1933. Penyelidikan tersebut akhirnya membuat Sang pengarang yaitu Labib Markus masuk Islam.

Untuk lebih lengkapnya, perhatikan keterangan dari Bernabas dalam kitabnya yang populer di kalangan umat Nasrani yaitu Kitab Injil Bernabas. Bernabas adalah murid dari Isa Al Masih yang diakui keimanan dan kesalihannya oleh Nabi Isa AS. Ia menuliskan riwayat Isa Al Masih dalam kitabnya tersebut. Namun, menurut pihak gereja, isi dari kitab tersebut dibatalkan dan dilarang dibaca karena isinya banyak bertentangan dengan keempat injil lainnya dan sangat sesuai dengan isi dari Al qur’an. 

Bernabas meriwayatkan bahwa Judas Iskariot, salah seorang diantara dua belas murid Isa AS telah berhianat menerima uang suap berupa 30 keping uang emas dari pendeta Yahudi untuk menunjukkan dimana tempat Isa berada.

Setelah diketahui, pendeta-pendeta tersebut melaporkan pada Gubernur Pontius Pilatas dan Raja Herodus, lalu mereka segera meminta pasukan tentara untuk menangkap Isa. Tentara itupun keluar bersama Judas Iskariot dengan senjata lengkap dan membawa pelita beserta tongkat (Injil Bernabas Pasal 114). Setelah tentara dan Judas Iskariot hampir mendekati tempat persembunyian Isa dan murid-muridnya, Isa mendengarkan suara banyak orang, lalu beliau segera masuk ke dalam rumah sedangkan kesebelas murid lainnya itu sedang tidur. Ketika itu Allah mengutus empat malaikat yaitu Jibril, Mikail, Rafail, dan Auril untuk mengambil Al Masih dari tempat itu. Para malaikat itu membawa Isa dari jendela arah selatan.

Judas masuk dengan geramnya ke dalam kamar tempat lolosnya Isa, sedangkan mereka yang sebelas sedang tidur. Tiba-tiba Tuhan mendatangkan peristiwa yang sangat aneh. Suara dan rupa Judas berubah menyerupai suara dan wajah Isa, sehingga kami semua (Bernabas dan kesepuluh teman lainnya) mengira bahwa dialah Isa. Setelah dia membangunkan kami, diperiksanya kami satu persatu seraya bertanya ,"dimanakah guru kita berada?" Dengan rasa heran kami menjawab, “Tuanlah guru kami, apakah tuan lupa kepada kami?”.

Dengan tersenyum ia menyahut, “Apakah kalian ini bingung, sehingga kalian tak mengenal Judas Isakariot?”. Ketika ia sedang berkata seperti itu, masuklah tentara-tentara Romawi menjatuhkan tangan mereka kepada Judas karena rupanya sanagt mirip dengan Isa. Setelah kami mendengar kata-kata Judas dan melihat rombongan itu, maka larilah kami semua (Barnabas Pasal 16 Ayat 12).

Para tentara menyeret Judas dan mengikatkannya seraya menghelakkannya karena mereka menyangka bahwa Judas benar-benar Isa. keterangan Bernabas yang ikut menyaksikan peristiwa itu sendiri sesuai dengan isi QS Annissa Ayat 157.

Dengan demikian jika orang-orang Nasrani punya kepercayaan bahwa Nabi Isa (Yesus, menurut sebutan mereka) itu telah menyerahkan dirinya untuk disalib demi menebus segala dosa manusia, maka jelaslah kepercayaan seperti itu salah besar. Pernyataan seperti itu bahkan dibantah sendiri oleh umat Nasrani yang lain dalam Injil Perjanjian Baru. 

Dalam Injil Matius Pasal 27 Ayat 46 terdapat riwayat ketika Isa akan disalib disebutkan sebagai berikut, “Kira- kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring, "Eli Eli, Lamma Sabakhtanii?” yang artinya Tuhanku, Tuhanku, mengapa Engkau meninggalkan aku?

Mengapa Yesus berteriak dengan suara nyaring dan sangat memilukan seperti itu ketika akan disalib kalau memang benar kedatangannya ke dunia ini untuk disalib dalam rangka menebus dosa manusia? Mestinya beliau pasrah saja tanpa harus berteriak seperti itu. 

Ingatlah bahwasannya Nabi Isa AS pernah berkata, “Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku Alkitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dan dia menjadikan aku seorang yang diberkahi dimana saja aku berada. Dan Dia memerintahkan aku untuk mendirikan sholat dan menunaikan zakat selama aku hidup (dan Dia memerintahkan aku) berbakti kepada ibuku (Maryam) dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka" (QS Maryam: 30-32). Wallahu’alam.


Uswatun Hasanah, di bawah bimbingan KH. Drs. Ahmad Ghazali Masroeri
Adv 1
Share this article :

+ comments + 1 comments

Anonim
10 Agustus 2013 pukul 13.49

Al Quran surat 4.AN NISAA’ ayat 156:
Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina),

Al Quran surat 4.AN NISAA’ ayat 157:
dan karena ucapan mereka : “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, ‘Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi ( yang mereka bunuh ialah ) orang yang di serupakan dengan ‘Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisi paham tentang ( pembunuhan ) ‘Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti prasangka belaka, mereka tidak ( pula ) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah ‘Isa.

Kesimpulan:

Jadi sungguh jelas isi Al Quran surat 4 ayat 157 dan 156, dalam ayat tersebut hanya ada dua kubu yang percaya dan yang kafir, sedangkan pembaca ( kaum Mu'min) diluar kubu tersebut sehingga jelas berada pada posisi netral !

"karena ucapan mereka", jadi mereka dalam ayat tersebut hanya orang-orang Yahudi yang berselisih paham yaitu antara keturunan Yahudi yang percaya dengan keturunan Yahudi juga yang tidak percaya / disebut kafir.

Oleh karena itu tergantung pembaca Al Quran untuk memilih salah satu dari ucapan mereka! Apakah mau ikut ucapan mereka Yahudi yang percaya penyaliban 600 tahun sebelum ada Al Quran (mereka Yahudi yang percaya penyaliban berkata : "sesungguhnya kami telah membunuh"), atau mau ikut ucapan mereka Yahudi yang tidak percaya (mereka Yahudi yang tidak percaya / kafir terhadap penyaliban masa lalu berkata: "diserupai”).

Dengan demikian terserah pembaca yang menyimak ayat tersebut, sebab dari awalnya sebelum Al Quran diturunkan bahwa yang meributkan tentang peristiwa penyaliban adalah orang-orang Yahudi saja, jadi untuk apa kita ikut-ikutan mereka.

Kalau kita ikut-ikutan mengatakan: "tidak disalib" artinya kita ikut dukung Yahudi yang kafir, dan kalau kita mengatakan: "disalib" berarti kita mendukung keturunan dari saksi hidup Yahudi yang berasal dari daerah nazaret tempat kelahiran Yesus Kristus yaitu orang-orang yang disebut Nasrani dizaman itu atau sekarang disebut kaum Kristen apapun kelompoknya.

Jadi mulai di wilayah jazira arab dizaman itu (600 tahun setelah zaman/era Yesus Kristus) kitab Al Quran merupakan kitab yang hak dari Allah untuk diberikan hak kebebasan kepada umat manusia yang berserah diri kepada Allah (orang Mu’min) yaitu orang-orang yang berpikiran “netral” / tidak berpihak kepada Yahudi kafir ataupun kaum Nasrani untuk memilih satu yang mana yang benar diantara keduanya ?

Oleh karena itu apapun hasil pilihan pribadi para pembaca Al Quran akan "sempurna" karena tanpa paksaan!

Dengan demikian kitab Al Quran adalah kitab yang “sempurna” untuk menghasilkan pendapat setiap pembaca yang mengkajinya, baik itu percaya ataupun ikut menyangkal !

Ingat sekarang terserah anda setelah membaca Al Quran mau mengikuti yang mana ?

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger