Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » , » Tips Sukses Menggapai Cita-Cita

Tips Sukses Menggapai Cita-Cita

Ketika kamu ingin menggapai sesuatu dengan mengandalkan taufiq dari Allah, dan mengesampingkan kekuatan dan usahamu, maka kamu tidak akan rugi, tidak akan kalah, dan pasti akan berhasil. Sebaliknya jika kamu mencari sesuatu itu dengan mengandalkan kekuatan dan usahamu sendiri, maka pasti kamu tidak akan berhasil tapi kamu akan rugi dan kalah. Ayat yang paling jelas menerangkan tentang ini adalah:

يا أيها الناس أنتم الفقراء الى الله والله هو الغني الحميد

Arti dari "Faqr" di situ bukan kok cuma faqir harta, tapi segala kefaqiran dan kebutuhan itu tertanam dalam diri manusia. Artinya manusia itu faqir dalam kekuatannya, dalam ilmunya, dan faqir dalam segala kebutuhannya seperti harta dan sebagainya. Ketika dia bergerak maka Allah lah yang menggerakkannya, kalau dia beraktifitas di atas bumi ini, membangun, bertani, berkreasi, mencetuskan ide, maka semua aktifitasnya itu dengan cuma pertolongan Allah.

Nabi Muhammad SAW menyuruh kita untuk memperbanyak berkata :

لا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم

Di riwayatkan oleh ibn ishaq bahwa sahabat Malik al-Asyja'i datang pada nabi SAW, lalu berkata: anakku Auf di tawan. Lalu dia mengadu pada beliau. Maka nabi mengatakan: utus pada anakmu bahwa nabi memerintahkanmu untuk memperbanyak La Haula Walaa Quwwata Illa Billa Hil ‘Aliyyil ‘adziim, lalu Allah menyelamatkannya dan mengembalikannya pada ke dua orang tuanya.

Selanjutnya adalah perkataan nabi SAW:

المؤمن القوي خير وأحب الى الله من المؤمن الضعيف وفي كل خير.احرص على ما ينفعك.واستعن بالله ولا تعجز وان أصابك شىء فلا تقل لو أني فعلت كان كذا وكذا ولكن قل قدر الله وما شاء فعل فإن لو تفتح عمل الشيطان

Dalam hadits ini baginda Rasul mendahulukan minta pertolongan pada Allah (Istain Billah) mengakhirkan dengan usaha pencegahan supaya tidak lemah (Wala Ta’zis). Arti dari pendahuluan dan pengakhiran ini adalah, supaya kita berdoa dan meminta dulu pada Allah, baru lalu usaha. Usaha itu bisa berbuah kalau ada permintaan pada Allah. Semua kita pasti pernah mengalami ketika bangun tidur misalnya tidak bisa bangun, tiba-tiba tidak mampu untuk menggerakkan anggota badan kita. Fenomena apa ini? Jawabannya adalah karena Allah mencabut bantuannya pada kita. Bagaimanapun ilmu modern menafsirkannya, tapi kenyataan bahwa Allah mencabut bantuannya adalah yang benar. Ilmu modern cuma menafsirkan akibat(Atsar) dari ke-Esaan Allah ini.

Isykal dan jawabannya, Sebagian orang yang bertanya-tanya bahwa saya belajar dengan mengandalkan pada diriku, tapi tetap saja saya berhasil, tidak berhenti seperti yang di ajarkan oleh Ibnu Ata'illah?

Disini kita bisa menjawab bahwa yang di maksud Ibnu Ata'illah dengan terhenti (Taqawwafa) di sini bukan berarti Allah menghilangkan kekuatan dari orang ini, tapi yang di maksud adalah Allah menarik Taufiqnya dari orang ini. Taufiq disini bukan berarti dia pasti tidak lulus sekolah, tapi yang dimaksud adalah dia tidak akan mendapatkan tujuan dan hasil dari belajarnya. Juga isykal ini bisa di jawab bahwa apa yang dipaparkan Ibnu Ata'illah ini khusus bagi orang yang beriman, sebab kalau dia tidak iman maka ada undang-undang yang lain yaitu dawuh/ perintah Allah

كلا نمد هؤلاء وهؤلاء وما كان عطاء ربك محذورا

Juga dalam ayat:

ذرهم يأكلو ويتمتعواويلههم الأمل فسوف يعلمون

Kebenaran hikam ini bisa terbukti dalam perorangan atau individual, juga bisa di buktikan dalam sejarah kenegaraan dan masyarakat banyak,disini akan kita ketengahkan sejarah kehidupan umat islam dulu.

Ketika Nabi SAW perang badar, jumlah muslimin sangan tidak sebanding dengan qaum musyrikin, tapi mereka sangat tergantung pada kekuasaan Allah sehingga Allah memberikan kemenangan. Doa mereka di abadikan oleh Quran:

اذ تستغيثون ربكم فاستجاب لم أني ممدكم بألف من الملائكة مردفين

Begitu juga ketika muslimin perang khondaq, khoebar, mu'tah, tabuk bahkan akhir dari perang uhud. Tapi ketika muslimin mengandalkan pada diri mereka di perang hunain maka mereka kalah perang. Perang hunain ini adalah bukti hikam Ibnu Ata'illah pada paruh ke dua. Allah mengabadikan perang hunain ini dalam quran:

ويوم حنين إذ أعجبتكم كثرتكم فلم تغن عنكم شيئا

Begitu juga sejaranya Khulafa'urrosyidin, Sholahuddin, dan Nuruddin Zinky pada perang salib, juga Muhammad Al-Fatih dalam penaklukannya pada kota Konstantinopel Adapun keterpurukan muslimin saat ini membuktikan kebenaran paruh kedua dari hikmah Ibnu Ata'illah. Keadaan ummat islam sekarang ini telah di gambarkan Nabi sejak dulu kala:

يوشك أن تداعى عليكم الأمم كما تداعى الأكلة الى قصعتها قال أمن قلة نحن يومئذ؟ قال بل أنتم يومئذ كثير ولكنكم غثاء كغثاء السيل. وسينزعن الله الرهبة منكم من قلوب أعدائكم وسيقذفن في قلوبكم الوهن قالوا ماالوهن يا رسول الله؟ قال حب الدنيا وكراهية الموت

Tapi disini perlu dipahami bahwa bukan berarti dengan percaya pada kekuatan Allah berarti tidak perlu usaha, tapi arti dari hikmah ini adalah bahwa keyakinan akan kekuatan Allah itu tertanam pada hati, adapun usaha adalah aktifitas anggota badan. Allah memerintahkan supaya kita meyakini bahwa kemenangan itu datangnya dari Allah:

وما النصر لا من عند الله

Tapi Allah juga memerintahkan untuk usaha:

وأعدوا لهم ما استطعتم من قوة ومن رباط الخيل ترهبون به عدو الله وعدوكم

Dahulukan Allah SWT, usahamu mendukungnya. Wallahu'alam.



Dinukil Dari Pengajian Kitab Al Hikam Karya Ibnu Atthaillah Assakandary oleh KH. Wafi, Lc. M.Si.
Adv 1
Share this article :

+ comments + 1 comments

1 Juni 2011 pukul 14.27

yaap, benar sekali bung :)

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger