Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Mengabdi Hanya Kepada Allah SWT

Mengabdi Hanya Kepada Allah SWT

Sebelum Allah SWT menciptakan alam dan seluruh isinya, lebih dahulu Allah berdialog dengan ruh-ruh manusia; seraya berfirman : 

... اَلَسْتُ بٍرَبِّكُمْ قَالُوْا بَلَى شَهِدْنَا ... (الاعراف:172)
“… bukankah Aku ini Tuhanmu ? “ Mereka menjawab : “Betul (Engkau adalah Tuhan kami), kami menjadi saksi …. (Q.S. Al A’raf : 172) .

Inilah pengakuan mereka (ruh-ruh manusia) sebelum manusia diciptakan dan ini pengakuan terhadap adanya Tuhan Allah Yang Maha Esa dari seluruh agama yang dianut oleh manusia. Hal ini tidak bisa dipungkiri karena pengakuan terhadap adanya Allah adalah merupakan ketauhidan yang sesuai dengan fitrah manusia dengan segala kelengkapan atributnya (jiwa, akal, nafsu/keinginan). Ketiga atribut ituilah manusia dalam hidupnya mempunyai tujuan. Apa tujuannya. Secara singkat dan tegas Allah menerangkan :

وَمَاخَلَقْتُ اْلجِنَّ وَاْلاِنْسَ اِلاَّلِيَعْبُدُوْنِ. (الذريات: 56)
“Dan Aku tidak ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beridah kepada-Ku (menyembah-Ku)”. (Q.S. Ad Dzariyat : 56)

ذَلِكُمُ اللهُ رَبُّكُمْ لاَاِلَهَ اِلاَّ هُوَخَلِقُ كُلِّ شَيْئٍ فَاعْبُدُوْهُ.“
Yang memiliki sifat-sifat demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia: Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia”(Ali Imran : 102). 

Pengertian menyembah dalam dua ayat tersebut, tidak dimaksudkan sebagai upacara sembahyang yang biasa kita pahami, melainkan lebih jauh dari itu yang meliputi segala aspek kehidupan dan segala tingkahlaku kita. Seperti ayat yang sering kita baca : “Sesungguhnya sholatku, ibadah hajiku, hidupku dan matiku semuanya adalah untuk Allah”(Al An’am :162).

Kehidupan yang kita jalani ini adalah ibadah, karena kita mengabdikan diri kepada Allah, patuhi semua suruhan-Nya dan jauhi semua larangan-Nya dalam setiap perilaku, setiap gerak kehidupan kita niatkan “Lillahi Ta’alaa”. Sedangkan dalam pengertian sempit dikonotasikan oleh umum dengan agama. Agama adalah ibadah dan muamalah dalam pengertian sempit yaitu anggapan masyarakat pada umumnya hanya sekitar rukun islam, rukun iman dan amalan-amalan ibadah lainnya.

Allah SWT menciptakan manusia penghuni jagat alam raya ini dari bentuk atau jiwa yang satu (من نفس واحدة ) yaitu diawali penciptaan Adam as dengan kalimat “Kun fayakun”, maka jadilah Adam. Dari Adam seorang diri Allah menciptakan lagi seorang perempuan sebagai lawan jenisnya, yakini “Hawa” . Penciptaan Hawa lewat cara pemisahan dari Adam, hampir sama dengan yang dikatakan ilmu yata; bahwa makhluk-makhluk primitf berkembang biak dengan cara lewat pemisahan. Penciptaan dan perkembangan selanjutnya seperti dalam sejarah kuno memberitakan kepada kita bahwa Hawa dan Adam melahirkan Qabil dan Habil serta beberapa orang laki-laki dan beberapa perempuan; lalu anak-anak laki-laki kawin dengan anak-anak perempuan yang akhirnya menjadi berkembang biak menjadi banyak. Dari perkawinan itulah akan melahirkan janin-janin yang diproses secara kimiawi dari dari saripati tanah seperti dijelaskan :

وَلَقَدْ خَلَقْنَا اْلآِنْسَانَ مِنْ سُلَلَةٍ مِنْ طِيْنِ.
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah” (Q.S. Al Mu’minun ayat 12)

Masih dalam surat yang sama, ayat selanjutnya menyebutkan “Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang tersimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)”. Proses ini adalah sunnatullah dalam kehidupan manusia seperti halnya minum air, makan nasi, makan buah-buahan dan lain sebagainya menjadi sari-sari atau zat yang sangat bermanfaat, inilah cara Allah menciptakan sperma yang menjadi bakal calon janin.

Menurut Qatadah dan ahli tafsir lainnya kata “Al insan” dalam ayat tersebut adalah manusia, yaitu Adam as, sedangkan Ibnu Abbas menafsirkan kata “sulaalah” sebagai anak Adam yaitu manusia secara umum. Penafsiran ini didasarkan atas genetic “sulaalah” di sini berarti air putih yang disebut air mani yang keluar dari sesuatu.

Berkenaan dengan ayat tersebut, Ibnu Qayyim mengatakan : “Allah Maha Kuasa dapat mengeluarkan air mani itu antara tulang sulbi dan tulang dada, air mani itu keluar dalam keadaan tunduk kepada kekuasaan-Nya dan ta’at kepada kehendak-Nya, dalam keadaan hina dengan menundukkan diri untuk mengalirkan pada jalan-jalan yang sempit dan mengalir melalui saluran yang beraneka ragam.

Menurut Dr Maurice Bucaille seorang dokter berkebangsaan Perancis mengatakan: “bahwa kata sulaalah dalam bahasa Arab berarti; sesuatu yang disaripatikan dari benda lain”. Dan sebagaimana yang kita pahami, dalam al Qur’an menyebutkan bahwa manusia berasal dari sesuatu yang diekstrasi dari tanah; hal ini dapat dipahami sebagai cairan sperma. Menurut pengetahuan modern bahwa unsur yang aktif dari sperma adalah sesuatu organisme yang disebut spermatozoon. Dapat dipahami bahwa “saripati tanah” tersebut mengacu pada berbagai unsur kimia yang terdapat dalam tanah, disarikan dari air, adalah unsur pertamanya, menjadi sperma.

Ayat tersebut juga telah dibuktikan kebenarannya oleh seorang sarjana besar ilmu biologi berkebangsaan Amerika, Lorens Henderson, ia mengatakan : “Surat pasti kehidupan yang pertama kali pasti di salah satu saluran air di bagian tanah yang hangat, atau di antara gundukan buih di tanah itu atau dari lapisan buih di atasnya”. Adapaun bagaimana munculnya kehidupan dari sesuatu yang tidak hidup itu merupakan rahasia yang hanya diketahui oleh Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui. Para sarjana dari negara-negara seperti Perancis, Jerman, Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Belgia, Cekpslovakia, Jepang, Mexico, Norwegia, Polandia, Venezuele, India, Negeria dan Senegal berkumpul di Moskow pada tahun 1964 berhasil mengeluarkan sebuah deklarasi yang amat penting di antaranya tercantum pasal pertama yang menyebutkan bahwa “Semua manusia yang hidup dewasa ini berasal dari satu jenis, yaitu jenis manusia. Semuanya adalah berasal dari keturunan yang sama dan berasal dari silsilah yang sama pula”.

Pernyataan-pernyataan tersebut menunjukkan adanya kesamaan pendapat berdasarkan penelitian moder bahwa asal penciptaan manusia berasal dari jiwa yang satu seperti yang telah disebutkan dalam surat An Nisa ayat 1. Pendapat tersebut juga sekaligus membantah teori Evolusi Darwin tentang asal asul kejadian manusia dari kera.



Ahmad Buwaethy
Adv 1
Share this article :

+ comments + 1 comments

10 Februari 2012 pukul 19.05

mantap....

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger