Sebuah problematika muncul saat awal bulan ramadhan. Tidak lain
adalah penentuan awal bulan ramadhan. Umat dibingungkan dengan adanya
perbedaan penentuan awal bulan ramadhan. Lantas kapan sebenarnya tanggal
1 ramadhan itu? Berikut data-data astronomis untuk posisi dan ketinggian bulan pada tanggal 19 Juli 2012 dan 20 Juli 2012:
New Moon/Konjungsi/Ijtima 19 Juli 2012 pukul 11:26 WIB
Posisi Hilal pada tanggal 19 Juli 2012
New Moon/Konjungsi/Ijtima | : | Kamis 19 Juli 2012 pukul 11:26 WIB |
Lokasi dan Tanggal | : | Yogyakarta (7° 45′ LS, 110° 23′ BT), 19 Juli 2012 |
Data Matahari | ||
Matahari Terbenam | : | 17:36 WIB |
Azimuth | : | 290º 48,330′ |
Data Bulan | ||
Ketinggian Bulan saat matahari terbenam | : | 1º 2,012′ |
Azimuth bulan saat matahari terbenam | : | 286º 23,233′ |
Umur bulan | : | 6 Jam 18 Menit |
Elongasi | : | 4º 47′ 42″ |
Bulan tenggelam | : | 17:44 WIB |
Azimuth bulan tenggelam | : | 286º 5,709′ |
Beda azimuth | : | 3º 98′ |
Peta Visibilitas Hilal 19 Juli 2012 Menggunakan Software Accurate Times:
New Moon/Konjungsi/Ijtima | : | Kamis 19 Juli 2012 pukul 11:26 WIB |
Lokasi dan Tanggal | : | Yogyakarta (7° 45′ LS, 110° 23′ BT), 20 Juli 2012 |
Data Matahari | ||
Matahari Terbenam | : | 17:36 WIB |
Azimuth | : | 290º 36,929′ |
Data Bulan | ||
Ketinggian Bulan saat matahari terbenam | : | 12º 51,570′ |
Azimuth bulan saat matahari terbenam | : | 284º 45,650′ |
Umur bulan | : | 31 Jam 10 Menit |
Elongasi | : | 14º 52′ 9″ |
Bulan tenggelam | : | 18.35 WIB |
Azimuth bulan tenggelam | : | 282º 15,977′ |
Beda azimuth | : | 8º 21′ |
Peta Visibilitas Hilal 20 Juli 2012 Menggunakan Software Accurate Times:
Mengacu pada data yang ada, bulan pada hari kamis tanggal 19 Juli 2012 ketinggian bulan hanya mencapai ketingian 1º dan peta visibilitas menunjukkan bahwa hilal mustahil untuk dilihat. Dihari berikut nya jumat 20 Juli 2012, bulan mencapai ketinggian hingga 12º dan peta visibilitas hilal menunjukkan bahwa hilal dapat dilihat oleh mata tanpa bantuan alat optik. Sehingga jika anda akan melakukan pengamatan hilal disarankan pengamatan dilakukan pada hari jumat tanggal 20 juli 2012
Kapan 1 Ramadhan?
Berdasarkan kriteria-kriteria yang ada maka 1 Ramadhan akan jatuh pada tanggal.
Kriteria
|
Tanggal
|
|
Kriteria Rukyat Hilal | : | 21 Juli 2012 |
Kriteria Hisab Imkanur Rukyat | : | 21 Juli 2012 |
Kriteria Hisab Wujudul Hilal | : | 20 Juli 2012 |
Kriteria Kalender Hijriyah Global | : | Zona Timur 21 Juli 2012 dan Zona Barat 22 Juli 2012 |
Kriteria Rukyat Hilal Arab Saudi | : | 21 Juli 2012 |
Keterangan Kriteria Hilal (Dikutip dari Rukyatulhilal.org).
1. Menurut Kriteria Rukyat Hilal ( Teori Visibilitas Hilal )
Teori Visibilitas Hilal terbaru telah dibangun oleh para astronom dalam proyek pengamatan hilal global yang dikenal sebagai Islamic Crescent Observation Project (ICOP) berpusat di Yordania berdasar pada sekitar 700 lebih data observasi hilal yang dianggap valid. Teori ini menyatakan bahwa hilal hanya mungkin bisa dirukyat jika jarak sudut Bulan dan Matahari minimal 6,4° (sebelumnya 7°) yang dikenal sebagai “Limit Danjon”. Kurva Visibilitas Hilal sebagai hasil perhitungan teori tersebut mengindikasikan bahwa untuk wilayah sekitar Katulistiwa (Indonesia) hilal baru mungkin dapat dirukyat menggunakan mata telanjang minimal pada ketinggian di atas 6°. Di bawah itu hingga ketinggian di atas 4° diperlukan alat bantu penglihatan seperti teleskop dan sejenisnya.
Nahdlatul Ulama (NU) yang menggunakan rukyat sebagai dasar penentuan
awal bulan masih mengakui kesaksian rukyat asalkan ketinggiannya di atas
batas imkanurrukyat 2° bahkan hanya dengan mata telanjang. Sementara
dalam penyusunan kalendernya NU menggunakan kriteria imkanurrukyat 2°
tanpa syarat elongasi dan umur Hilal.
2. Menurut Kriteria Hisab Imkanur Rukyat
Pemerintah RI melalui pertemuan Menteri-menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) menetapkan kriteria yang disebut Imkanurrukyat yang dipakai secara resmi untuk penentuan awal bulan bulan pada Kalender Islam negara-negara tersebut yang menyatakan Hilal dianggap terlihat dan keesokannya ditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah berikutnya apabila memenuhi salah satu syarat-syarat berikut:
- Ketika Matahari terbenam, ketinggian Bulan di atas horison tidak kurang dari 2° dan
- Jarak lengkung Bulan-Matahari (sudut elongasi) tidak kurang dari 3°. Atau
- Ketika Bulan terbenam, umur Bulan tidak kurang dari 8 jam selepas konjungsi/ijtimak berlaku.
Kriteria inilah yang menjadi pedoman Pemerintah RI untuk menyusun
kalender Taqwim Standard Indonesia yang digunakan dalam penentuan hari
libur nasional secara resmi. Dengan kriteria ini pula keputusan Sidang
Isbat Penentuan Awal Bulan Ramadhan, Syawwal dan Zulhijjah “bisa ditebak
hasilnya”. Ormas Persatuan Islam (Persis) belakangan telah mengadopsi
kriteria ini sebagai dasar penetapan awal bulannya. Belakangan kriteria
ini hanya dipakai oleh Indonesia dan Malaysia sementara Singapura
menggunakan Hisab Wujudul Hilal dan Brunei Darussalam menggunakan
Rukyatul Hilal berdasar Teori Visibilitas.
3. Menurut Kriteria Hisab Wujudul Hilal
Muhammadiyah dalam penyusunan kalender Hijriyah baik untuk keperluan sosial maupun ibadahnya (Ramadhan, Syawwal dan Zulhijjah) menggunakan kriteria yang dinamakan “Hisab Hakiki Wujudul Hilal”. Kriteria ini menyatakan bahwa awal bulan Hijriyah dimulai apabila telah terpenuhi tiga kriteria berikut:
- telah terjadi ijtimak (konjungsi),
- ijtimak (konjungsi) itu terjadi sebelum matahari terbenam, dan
- pada saat terbenamnya matahari piringan atas Bulan berada di atas ufuk (bulan baru telah wujud).
Ketiga kriteria ini penggunaannya adalah secara kumulatif, dalam arti
ketiganya harus terpenuhi sekaligus. Apabila salah satu tidak
terpenuhi, maka bulan baru belum mulai. Atau dalam bahasa sederhanya
dapat diterjemahkan sebagai berikut: “Jika setelah terjadi ijtimak,
Bulan terbenam setelah terbenamnya Matahari maka malam itu ditetapkan
sebagai awal bulan Hijriyah tanpa melihat berapapun sudut ketinggian
Bulan saat Matahari terbenam”.
4. Menurut Kriteria Kalender Hijriyah Global
Universal Hejri Calendar (UHC) merupakan Kalender Hijriyah Global usulan dari Komite Mawaqit dari Arab Union for Astronomy and Space Sciences (AUASS) berdasarkan hasil Konferensi Ke-2 Atronomi Islam di Amman Jordania pada tahun 2001. Kalender universal ini membagi wilayah dunia menjadi 2 region sehingga sering disebut Bizonal Hejri Calendar. Zona Timur meliputi 180° BT ~ 20° BB sedangkan Zona Barat meliputi 20° BB ~ Benua Amerika. Adapun kriteria yang digunakan tetap mengacu pada visibilitas hilal (Limit Danjon).
5. Menurut Kriteria Rukyat Hilal Arab Saudi
Kurangnya pemahaman terhadap perkembangan dan modernisasi ilmu falak yang dimiliki oleh para perukyat sering menyebabkan terjadinya kesalahan identifikasi terhadap obyek yang disebut “Hilal” baik yang “sengaja salah” maupun yang tidak disengaja. Klaim terhadap kenampakan hilal oleh seeorang atau kelompok perukyat pada saat hilal masih berada di bawah “limit visibilitas” atau bahkan saat hilal sudah di bawah ufuk sering terjadi. Sudah bukan berita baru lagi bahwa Saudi kerap kali melakukan istbat terhadap laporan rukyat yang “kontroversi”.
Kalender resmi Saudi yang dinamakan “Ummul Qura” yang telah
berkali-kali mengganti kriterianya hanya diperuntukkan sebagai kalender
untuk kepentingan non ibadah. Sementara untuk ibadah Saudi tetap
menggunakan rukyat hilal sebagai dasar penetapannya. Sayangnya penetapan
ini sering hanya berdasarkan pada laporan rukyat dari seseorang tanpa
terlebih dahulu melakukan klarifikasi dan konfirmasi terhadap kebenaran
laporan tersebut apakah sudah sesuai dengan kaidah-kaidah sains
astronomi khususnya Teori Visibilitas Hilal.
Sumber: Majalah Bimasakti terbitan Kafe Astronomi.com
Posting Komentar