Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Silaturrahim (2)

Silaturrahim (2)

Abul Laits berkata: “Arti bertambah umur itu terdapat dua macam. Sebahagian ulama berpendapat bertambah kebaikannya dan ada juga yang mengartikan bertambah umur sebagaimana yang disabdakan oleh Baginda SAW Ada pula yang berpendapat tidak dapat ditambah sebagaimana firman Allah SWT(Yang berbunyi):

“Idza jaa’a ajalluhum la yasta khiruna sa’atan wala yastakdimun.” (Yang bermaksud): “Jika telah tiba ajal mereka maka tidak dapat diunsirkan (ditunda) sesaat dan tidak dapat dimajukan.”

Tetapi arti bertambah umur iaitu dicatat terus pahalanya sesudah matinya, maka tercatatnya pahala sesudah mati itu sama dengan bertambah umur.” 

Said meriwayatkan dari Qatadah berkata, Baginda SAW bersabda: “Bertaqwa kamu kepada Allah SWT dan menghubungi keluargamu sebab yang sedemikian itu baik untukmu diakhirat dan lebih tetap bagimu didunia.” Ada keretangan: “Jika kau mempunyai kerabat lalu tidak pergi kepadanya dengan kakimu dan tidak kau bantu dengan hartamu berarti telah kau putus hubungannya.” 

Di dalam Shuhuf ada tersebut: “Hai anak Adam, hubungilah kerabatmu dengan membantunya dengan hartamu dan jika kau bakhil dengan hartamu atau sedikit hartamu maka berjalan kepadanya dengan kakimu.” Baginda SAW bersabda: “Hubungilah kerabatmu walau hanya dengan memberi salam kepadanya.” 

Maimun bin Mahran berkata: “Tiga macam yang tidak dibedakan si muslim dengan kafir yaitu Siapa yang berjanji kepadanya maka harus ditepati baik kepada muslim atau kafir Dan kepada keluargamu harus kau hubungi baik ia muslim atau kafir dan siapa memberi amanat kepadamu harus kau kembalikan kepadanya baik ia muslim atau kafir. 

Ka’bul- Ahbaar berkata: “Demi Allah yang membelah laut untuk Musa a.s. dan Bani Israil, tertulis didalam kitab Taurat: “Takutlah kepada Tuhanmu dan berbaktilah kepada ibu bapamu dan sambunglah hubungan kerabatmu, nescaya Aku tambah umurmu dan Aku mudahkan kekayaanmu, dan Aku jauhkan kesukaranmu.” 

Dan Allah SWT menyuruh bersilaturrahim dalam beberapa ayat al-Quran yang berbunyi: “Wattaqu Allahal ladzi tasa’aluna bihi wal arham. (Yang bermaksud): “Dan takutlah kamu pada Allah yang dalam semua hajatmu kamu minta padaNya dan jagalah hubungan kerabatmu. Dan jangan kamu putuskan hubungan dengan mereka.” Ayat yang lain pula berbunyi: “Wa ati dzai qurba haqqahu.” (Yang bermaksud): “Laksanakan kewajipanmu terhadap kerabat.” Didalam ayat yang lain pula berbunyi: “Inna Allaha ya’muru bil adli ihsani wa ieta’i dzil qurba.” (Yang bermaksud): “Sungguh Allah menyuruh kamu berlaku adil (beriman kepada Allah SWT) dan berlaku baik terhadap sesama makhluk dan menyambung hubungan kerabat.” Ayat yang lain pula berbunyi: Wa yanha anil fah sya’i walmunkari wal bagh yi.” (Yang bermaksud): “Dan melarang perbuatan-perbuatan dosa (yang keji) dan mungkar dan penganiayaan.” Ayat yang lain pula berbunyi: “Ya’idhukum la’allakum tadzakkarun.” (Yang bermaksud): “Allah menasihatkan padamu supaya kamu sadar.” 

Usman bin Madh’uun r.a. berkata “Baginda Rasulullah SAW sebagai sahabat karib kepadaku, kerana itu pertama aku masuk Islam hanya kerana malu kepadanya sebab ia selalu menganjurkan kepadaku supaya masuk Islam, maka aku masuk Islam tetapi hatiku belum mantap kepada Islam. Tiba-tiba pada suatu hari saya duduk dengannya, tiba-tiba ia mengaibkan aku seolah-olah ia berbicara dengan orang yang disampingnya, kemudian ia menghadap kembali kepadaku sambil bersabda: 

“Malaikat Jibril telah datang kepadaku membawa ayat (Yang berbunyi): “Innallah ya’muru bil’adili wal insani wa ita’i dzil qurba.” (Yang bermaksud): “Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil (beriman kepada Allah SWT) dan berbuat baik dan mengartikan kewajipan terhadap kerabat.”, maka saya merasa sangat gembira dan mulai meresap iman dalam dadaku, maka aku bangun pergi kepada Abu Thalib dan saya berutahu bahawa saya tadi duduk dengan anak saudaranya, tiba-tiba ia dituruni ayat tersebut. Abi Thalib berkata: “Ikutlah Muhammad, nescaya kamu untung dan terpimpin, demi Allah anak saudaraku itu hanya menganjurkan kepada akhlak dan budi yang baik, jika ia benar atau dusta, maka ia tidak mengajak kamu kecuali kepada kebaikan.” Ketika Baginda SAW mendengar suara Abu Thalib sedemikian maka ia ingin kalau-kalau ia masuk Islam, maka diajaknya masuk Islam tetapi Abu Thalib menolak, maka turunlah ayat yang berbunyi: “Innaka la tahdi man ahbabta wala kinnallaha yahdi man yasya’u.” (Yang bermaksud): “Sesungguhnya engkau tidak dapat memberi hidayah kepada siapa yang kamu sayangi tetapi Allah memberi hidayah pada siapa yang Dia kehendaki.” 

Dan dalam yang berbunyi: “Fahal asaitum in tawallaitum an tufsidu fil ardhi wa tuqath thi’uu arhamaakum. Ulaikalladzina la ‘anahumullahu fa ashammahun wa a’ma absharahum.” (Yang bermaksud): “Apakah ada kemungkinan jika kamu telah menjadi wali (pemimpin) diatas bumi ini lalu kamu merosak dan memutuskan hubungan kerabat. Mereka yang berbuat demikian itu, orang-orang yang dikutuk oleh Allah sehingga dipekakkan telinga mereka dan dibutakan mata mereka.” (Surah Muhammad ayat 22-23). 

Allah SWT telah berfirman kepada rahim: “Akulah Arrahman dan engkau rahim, Aku akan memutuskan rahmatKu terhadap orang yang memutuskan hubungan dan Aku akan menyambungkan rahmatKu kepada orang yang menghubungimu.” 

Rahim itu bergantung dengan arsy berdoa siang malam: “Ya Robbi, sambunglah hubungan orang yang menghubungiku dan putuskan hubungan orang yang memutuskan hubungan dengan aku.” 



Ahmad Rofiuddin
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger