Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Wali-Wali Allah SWT (4)

Wali-Wali Allah SWT (4)


Dan hubungan Rasulullah dengan mereka yang non muslim tetap baik, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak memusuhi orang-orang yang tidak memusuhi muslimin. 

Ketika dalam perang Tabuk yang terjadi pada bulan Sya'ban, dimana raja Yohana telah mengikuti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam walaupun dia tidak masuk Islam, namun dia tunduk kepada nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajukan kepadanya untuk membayar jizyah ; seperti zakat tetapi untuk non muslim, jika untuk orang muslim disebut zakat dan untuk orang non muslim disebut Jizyah. 

Jizyah itu jauh lebih kecil dari zakat, maka sebagian orang non muslim berkata : " orang muslim kejam, orang non muslim kok harus bayar jizyah ", tidak demikian justru lebih ringan karena untuk orang muslim ada 7 macam zakat, diantaranya zakat fitrah, zakat tijarah, zakat tsimar, zakat ma'din, zakat rikaz, zakat hewan ternak, dan zakat emas dan perak, tetapi kalau non muslim hanya satu saja yang disebut dengan jizyah. 

Ketika dia ( raja Yohana ) telah membayar jizyah, maka Rasulullah menulis surat yang berisi, " Bismillahirrahmanirrahim, dari Muhammad Nabiyullah dan Rasulullah, dengan ini aku telah menuliskan dan mengamanatkan bahwa raja Yohana telah membuat perjanjian denganku, maka dia aman, hartanya, perahu-perahunya yang dan kendaraan-kendaraannya kesemuanya aman, dia aman di darat dan di laut dengan jaminan keselamatan Allah dan Rasul-Nya". Rasulullah yang menjamin keselamatannya, Rasul yang menjamin ia agar terjaga dari gangguan-gangguan orang lain dan musuh-musuhnya. 

Dan diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari ketika salah seorang Yahudi memohon izin untuk tinggal di rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Rasul izinkan, bukan melarangnya atau mengatakan : " kamu najis, tidak boleh masuk ke rumahku ", tidak demikian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka pemuda Yahudi itu pun tinggal bersama Rasul, duduk bersama Rasul, makan bersama Rasul, tidur seatap dengan Rasul shallallahu 'alaihi wasallam. 

Kita mengetahui yang masuk ke rumah Rasul tidak sembarang orang, tetapi pemuda Yahudi ini bahkan tinggal bersama Rasul berkhidmah kepada beliau, membawakan makanan dan pakaian nabi tetapi beliau tidak memaksakannya untuk masuk kedalam Islam sampai pemuda itu sakit, ketika sakit ia pulang ke rumahnya dan tidak lagi datang ke rumah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka Rasulullah menjenguknya ke rumahnya bukannya Rasul senang atau mengatakan : " baguslah orang non muslim itu keluar dan tidak lagi datang ke rumahku ", tidak demikian bahkan Rasul menjenguknya dan sesampainya beliau di rumah pemuda itu, beliau dapati pemuda itu sudah sakaratul maut, di saat itulah Rasul shallallahu 'alaihi wasallam membisikkan kepadanya : " katakan : " Laa Ilaaha Illallaah Muhammad Rasulullah ", maka pemuda itu melihat kepada ayahnya yang juga orang Yahudi apakah ayahnya mengizinkannya atau tidak untuk mengucapkan kalimat itu. 

Maka ayahnya berkata : " Taatilah Abu Al Qasim ", maka anaknya pun mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallaah Muhammad Rasulullah kemudian wafat, maka Rasulullah pun memakamkannya kemudian pulang ke rumah dengan wajah yang bersinar dan terang benderang bagaikan sinar bulan purnama karena begitu gembiranya . Maka para sahabat bertanya : " Wahai Rasulullah, apa yang membuatmu gembira sehingga engkau terlihat begitu terang benderang ", maka Rasulullah berkata : " Aku sangat gembira karena Allah telah memberinya hidayah ". 

Orang yang paling menginginkan semua non muslim masuk Islam adalah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, tetapi beliau mengetahui adab kepada Allah bahwa Allah lah yang memilihkan hidayah, mana yang dikehendaki dan mana yang belum dikehendaki Allah subhanahu wata'ala.

Maka kita fahami rahasia keluhuran bagaimana Allah subhanahu wata'ala mencintai kekasih-kekasihNya, para nabi dan wali-Nya. Dan kita lihat dalam beberapa hari ini kita sudah kehilangan dua orang Al Arif Billah As Syaikh Muzhir bin Abdurrahman An Naziri Al Hasani dan Fadhilah As Sayyid Al Arif billah Al Habib Husain bin Umar bin Hud Al Atthas 'alaihima rahmatullah wamaghfiratullah. 

Sungguh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda riwayat Shahih Al Bukhari, “Orang-orang shalih telah pergi (wafat), satu per satu, sampai tidak tersisa seorangpun kecuali manusia-manusia yang buruk, ibarat sampah gandum atau ampas kurma yang Allah tidak lagi mempedulikan mereka sedikitpun." ( Shahih Al Bukhari ).

Akan terus wafat para shalihin satu persatu meninggalkan bumi, sampai nanti tersisa orang-orang yang tidak lagi peduli dengan Allah, dan Allah pun tidak peduli dengan keadaan mereka. Maka semoga Allah menumbuhkan lagi generasi shalihin yang baru, aamiin.



Habib Munzir Al Musawwa
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger