قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم : أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ الْجَنَّةِ كُلُّ
ضَعِيفٍ مُتَضَاعِفٍ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ أَلَا أُخْبِرُكُمْ
بِأَهْلِ النَّارِ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ
قَالَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ رضي الله عنه : إِنْ كَانَتْ الْأَمَةُ مِنْ إِمَاءِ أَهْلِ الْمَدِينَةِ لَتَأْخُذُ بِيَدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَنْطَلِقُ بِهِ حَيْثُ شَاءَتْ
قَالَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ رضي الله عنه : إِنْ كَانَتْ الْأَمَةُ مِنْ إِمَاءِ أَهْلِ الْمَدِينَةِ لَتَأْخُذُ بِيَدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَنْطَلِقُ بِهِ حَيْثُ شَاءَتْ
(صحيح
البخاري)
Rasulullah
SAW bersabda, “Maukah kukabarkan pada kaliam siapa penduduk sorga?, semua yg lemah dan
tertindas dan rendah hati, jika mereka bersumpah (berdoa) dengan Nama Allah
niscaya Allah kabulkan”. (Shahih Bukhari).
Berkata anas bin Malik ra : “Jika seorang budak miskin diantara penduduk di Madinah menggenggam tangan Rasul saw lalu mengajak beliau saw, maka beliau saw akan ikut kemanapun budak itu mau membawa beliau saw” (Shahih Bukhari) .
سَنُقْرِئُكَ فَلاَتَنْسَى ¤ إِلَّا مَاشاَءَ اللهُ إِنَّهُ يَعْلمُ اْلجَهْرَ وَمَايَخْفَى ¤ وَنُيَسِّرَكَ لِلْيُسْرَى (الأعلى : 6- 8 “Akan Kusampaikan kepadamu tuntunan-tuntunan Alqur’an wahai Muhammad dan janganlah engkau lupa”( kalau secara bahasa).
Al Imam Ibn Abbas RA di dalam Tafsir Ibn Abbas
menjelaskan ayat : فَلاَ تَنْسَى إِلَّا مَاشَاءَ اللهُ (dan janganlah engkau
wahai Muhammad lupa akan ayat ini”)“Bahwa Rasul SAW tidak pernah lupa
setelah itu, selama-lamanya tentang ayat Al qur’an Al karim, kalimat فَلاَ
تَنْسَى disini maksud Ibn Abbas adalah; Allah menjadikan Nabi tidak akan
lupa selama-lamanya إِلَّا مَاشَاءَ اللهُ (kecuali waktu yang dikehendaki
Allah), dan Allah sudah menjadikan hafalan Alqur’an beliau abadi.
إِنَّهُ يَعْلَمُ اْلجَهْرَ وَمَايَخْفَى “Sungguh Allah Maha Mengetahui
yang terlihat dan yang tersembunyi”. Yang terlihat dari kenikmatan kita dan
yang tersembunyi, yang terlihat dari musibah dan kesedihan kita dan yang
tersembunyi, dan ini pun bermakna hal-hal yang telah terjadi dan yang akan
datang. وَنُيَسِّرَكَ لِلْيُسْرَى “dan Allah SWT akan memberimu kemudahan
sehingga kau mencapai kemudahan”.
Dan ayat ini turun untuk beliau dan umat
beliau SAW yang memperjuangkan dakwah beliau akan mencapai kemudahan di dalam
dakwahnya kepada Allah SWT. Semoga Allah melimpahkan kepada ku dan kalian
rahasia kemudahan di dunia dan akhirat, dan juga selalu melindungi kita di
dalam cahaya kemudahan yang milik Allah ditumpahkan kepadaku dan kepada kalian.
فَذَكِّرْ اِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَى ¤ سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَخْشَى ¤
وَيَتَجَنَّبُهَااْلأَشْقَى ¤ اَّلذِيْ يَصْلىَ النَّارَ الْكُبْرَى¤ ثُمَّ
لاَيَمُوْتُ فِيْهَا وَلَايَحْيَ¤ الأعلى : 9-13 “Maka berilah peringatan
sampaikan kepada mereka tuntunan-tuntunan kemuliaan kalau mereka mau
menerimanya اِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَى ) ) jangan dipaksakan, orang yang
bermaksiat jangan kau paksakan harus meninggalkan kemaksiatan, karena keinginan
iman itu dari hatinya bukan dari perbuatannya, jangan di depan kita saja
akhirnya tidak maksiat, di belakang maksiat lagi.
Berilah mereka itu peringatan
“ اِنْ نَفَعَتِ الذِّكْرَى “ kalau membawa manfaat bagi mereka dan kalau
mereka itu mau menerima kemuliaan itu. Allah berfirman سَيَذَّكَّرُ مَنْ
يَخْشَى: “ maka orang-orang yang mau berfikir dengan keluhuran, mereka akan
ingat kepada Allah SWT dan risau akan apa-apa yang terjadi di hari
kemudian, di hari yang akan datang, atau di hari esoknya, atau waktu yang akan
datang”. وَيَتَجَنَّبُهَا اْلأَشْقَى ¤ الَّذِيْ يَصْلَى النَّارَ اْلكُبْرَى
, Orang-orang lain yang tidak terima akan menghindar sendiri dari kemuliaan,
(dan mereka akan sampai kepada neraka yg besar) dan itu sudah disifatkan
oleh Allah namun orang-orang yang baik akan meninggalkan hal-hal yang hina.
Orang-orang yang baik akan meninggalkan hal-hal yang hina, orang yang tidak mau
mendengar seruan-seruan kelembutan Ilahi tetap di dalam jalan kehinaan mereka,
dan mereka di dalam kemurkaan Allah SWT. Semoga Allah SWT menyelamatkanku dan
kalian dari kemurkaanNya, dan selalu di dalam cahaya kesucian nama Allah SWT.
قَدْ
أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى , Beruntunglah mereka yang mensucikan dirinya, maknanya
dua; ” mensucikan dirinya secara bathin dari sifat-sifat yang hina, dan juga
mensucikan diri dan tubuhnya dengan berzakat “. Zakat fitrah di hadapan kita
sebentar lagi, zakat fitrah sudah (boleh)mulai dikeluarkan di malam pertama
bulan Ramadhan, afdhalnya di malam Idul Fitri tapi kalau sudah selesai shalat
Idul Fitri hukumnya tetap wajib tapi menjadi dosa, tetap wajib dikeluarkan tapi
menjadi dosa, kenapa? karena telatnya. Seseorang yang terlambat mengeluarkan
zakat fitrah entah lupa, entah sibuk atau lainnya masih wajib tidak ia
mengeluarkan zakat fitrah? tetap wajib, tapi terkena dosa karena telah lewat
dari waktunya.
قَدْ
أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى ¤ وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى
Beruntunglah mereka yang mensucikan dirinya)
“Beruntunglah mereka yang mengingat nama Allah, mengingat nama pemiliknya,
mengingat nama penciptanya”. وَذَكَرَ
اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى, (“Beruntunglah mereka
yang mengingat nama Allah), dan memperbanyak shalat, melakukan shalat yang
fardhu, perbanyak shalat tarawih. Semoga aku dan kalian selalu dalam kemuliaan
shalat di bulan seribu sujud, di malam-malam agung ini kita melakukan tarawih
20 rakaat setiap malam berarti 40 kali bersujud setiap malam, ini berarti dalam
satu bulan lebih dari 1000 kali sujud. Semoga Allah melimpahkan kepadaku dan
kepada kalian rahasia kemuliaan bulan seribu sujud. بَلْ تُؤْثِرُوْنَ اْلحَيَاةَ الدُّنْيَا , Allah memberi
peringatan yang lembut.
Namun, di antara kalian masih ada yang lebih ingin
kehidupan dunia dari keridhaan Ku, mereka yang kembali dari keluhuran
selalu memilih hal yang dimurkai Allah, maka mereka itu di dalam kehinaan. بَلْ تُؤْثِرُوْنَ اْلحَيَاةَ الدُّنْيَا , bahkan kalian
masih lebih memilih kehidupan dunia, وَاْلأَخِرَةُ
خَيْرٌ وَأَبْقَى ; dan akhirat itu
jauh lebih baik dari kehidupan dunia yang sementara, karena kehidupan akhirat
itu abadi. Firman Allah إِنَّ
هَذَا لَفِي الصُّحُفِ اْلأُوْلَى ; Peringatan tentang
kehidupan duniawi yang fana dan sementara ini, dan akhirat adalah kehidupan
yang abadi, dan seluruh orang banyak menyeru nama Allah dan mensucikan
diri, dari sejak Nabi-nabi yang terdahulu sudah Ku beritahukan, sudah Ku
sampaikan إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ اْلأُوْلَى ¤ صُحُفِ إِبْرَاهِيْمَ وَمُوْسَى
Tiada satu pun
para Nabi dan Rasul di utus ke bumi ini kecuali memperingatkan tentang hal ini,
dan pula tercantum pada shuhuf (wahyu2) yg turun pada Ibrahim as dan Musa
as) bahwa kehidupan dunia akan sirna, bukan berarti tidak boleh mencari
dunia, bukan berarti tidak boleh kaya raya, bahkan Rasul mendoakan Sayyidina
Anas bin Malik RA agar kaya raya. Sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari : اَللَّهُمَّ اَكْثِرْ مَالَهُ وَذُرِّيَّتَهُ وَبَارِكْ لَهُ فِيْهِمَا “ Ya Allah
perbanyaklah harta Anas bin Malik dan keturunannya, dan limpahi keberkahan pada
harta dan keturunannya”.
Hal ini menunjukkan bahwa meminta kekayaan kepada Allah
bukan hal yang dilarang syariah, karena Sang Nabi mendoakan diantara sahabatnya
kaya raya, namun yang menjadi hina disini adalah cinta keduniawian.
Habib Munzir Al Musawwa
Posting Komentar