Sampailah kita pada hadits mulia ini, dimana Rasul SAW
menyampaikan kepada kita : أَلَاأُخْبِرُكُمْ
بِأَهْلِ اْلجَنَّةِ؟ كُلُّ ضَعِيْفٍ مُتَضَاعِفٍ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللهِ لَأَبَرَّهُ “ Maukah kalian ku
kabarkan tentang penduduk sorga itu siapa? , “Orang-orang lemah, orang-orang
miskin, orang-orang tertindas..,(jika mereka berdoa dan bersumpah atas nama
Allah niscaya dikabulkan Allah).
Al Imam Ibn Hajar Al ‘Atsqalani Hujjatul
Islam Wa Baraakatul Anam di dalam Fathul Baari Bisyarh Shahih Al Bukhari,
mensyarahkan makna hadits ini bahwa maksud dari ucapan bukan hanya orang yang
lemah dan tertindas, bahkan orang-orang shaleh yang merendahkan dirinya tidak
terlihat dan termasyhur, tapi dia shalihin maka orang-orang seperti ini
termasuk dalam hadits tsbhadits itu menurut Al Imam Ibn Hajar Al ‘Atsqalani, “
hati-hati kata Rasul SAW, kalau mereka itu berdoa dan bersumpah dengan nama
Allah, pasti Allah kabulakan. Apa maksud dari hadits ini? Hati-hati dengan
fuqara’, jangan musuhi fuqara’, jangan marah kepada fuqara’, bukankah kita
sudah mendengar firman Allah :
فَأَمَّا اْليَتِيْمَ فَلاَ تَقْهَرْ ¤ وَأَمَّا السَّائِلَ فَلاَ تَنْهَرْ ( الضحى : 9-10 ) maka terhadap anak-anak yatim jangan kau hardik, dan orang-orang miskin jangan kau marahi, jangan kau usir demikian hadirin firman Allah kepada kita.
Dan hadits ini jelas,
diriwayatkan dalam musnad Imam Ahmad yang memperjelas makna hadits ini : رُبَّ أَشْعَثٍ مَدْفُوْعٍ بِاْلأَبْوَابِ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللهِ لَأَبَرَّهُ “Hati-hati terhadap
para pengemis yang diusir di pintu-pintu rumah sebagian orang, kalau mereka
bersumpah atas nama Allah maka Allah kabulkan doanya”. Demikian peringatan
Sang Nabi kepada kita untuk berlemah lembut kepada fuqara’.
Allah SWT juga berfirman di dalam hadits qudsy Al Imam Muslim di dalam
Shahihnya ; “ Bahwa jika Allah SWT berhadapan dengan hamba-hambaNya seraya
berfirman: يَا ابْنَ آدَمَ إِنِّيْ جَائِعٌ فًلَا تُطْعِمُنِيْ wahai keturunan
Adam Aku ini lapar di kehidupan dunia dan kau tidak memberiKu makan, maka
hamba-hambaNya berkata : يَارَبِّ
كَيْفَ أُطْعِمُكَ وَأَنْتَ رَبُّ اْلعَالَمِيْنَ Rabbi, bagaimana
aku memberiMu makan sedangkan Engkau Rabbul ‘Alamin? , maka Allah berkata :
اِسْتَطْعَمَكَ عَبْدِيْ فُلاَنْ فَلَمْ تُطْعِمْهُ أَمَاعَلِمْتَ أَنَّكَ لَوْ أَطْعَمْتَهُ لَوَجَدْتَ ذَلِكَ عِنْدِيْ “HambaKu fulan mengemis kepada mu dia kelaparan dan kau tidak memberinya makan, taukah kamu jika kamu memberinya makan, makanan itu sampai kehadapan Ku?”, maksudnya bukan sampai makanannya, tetapi perbuatan mulia itu dimuliakan oleh Allah.
Oleh sebab itu hati-hati terhadap fuqara’, dan orang yang paling dermawan Nabi Muhammad SAW
dan beliau pula lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan . Sebagaimana
diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari ; Ketika Makhramah RA yang sudah lanjut
usia, seorang kakek miskin bersama anaknya, dia berkata kepada anaknya :
Anakku…ini Rasul sedang bagi-bagi untuk fuqara’, maka kita datang nanti saja
karena kalau sekarang masih penuh orang antri, maka anaknya berkata: Wahai Ayah
nanti kalau sudah selesai penutupan, habis pembagian bagaimana dengan kita
datang terlambat. Maka Ayah berkata : sabar saja wahai anakku, nanti kita datang
setelah orang sepi.., kira-kira begitu. Lalu datanglah mereka setelah pembagian
selesai dan Rasulullah telah masuk ke rumah.
Maka berkata Makhramah RA : Wahai
putraku panggilkan Rasulullah SAW. Maka putranya berkata : “Ayah..aku memanggil
Rasulullah SAW untuk ayah, Rasulullah ku panggil!!?? Sudah masuk kita sudah
terlambat datang pembagian salah kita sendiri datang telat, Rasul sudah masuk
lalu aku panggil lagi?! Ya memang salah kita datang terlambat”, kira-kira
begitu.
Maka ayahnya ( Makhramah RA ) berkata : يَابُنَيَّ إِنَّهُ
لَيْسَ بِجَبَّارٍ Wahai anakku
Rasulullah SAW itu lembut, bukan orang yang bengis dan suka menolak orang-orang
yang meminta, panggil beliau… Maka putranya berkata : Assalamu’alaikum Ya
Rasulullah… ini Makhramah dan putranya kami datang terlambat. Kemudian
Rasulullah SAW keluar dan berkata : “wahai Makhramah ini bagianmu, aku tidak
lupa engkau wahai Makramah, kusisihkan…”
Rasul SAW tidak lupa nama-nama fuqara’
di Madinah Al Munawwarah, dilihat ketika pembagian fuqara’ si fulan tidak
ada..si fulan tidak ada, maka disimpankan. Kalau kau tidak datang maka ku antar
ke rumahmu wahai Makhramah, kau datang terlambat ini ku siapkan tidak ada yang
ku lupakan.
Demikian indahnya Sayyidina Muhammad SAW. Lanjutan Hadits ini
(hadits pembahasan utama) : أَلَا
أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّار … Maukah ku
kabarkan kepada kalian siapakah penduduk neraka itu? عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِر
Al Imam Ibn
Hajar di dalam Fathul Baari Bisyarh Shahih Al Bukhari mensyarahkan; “makna
Utullin Jawwathin Mutakabbir adalah orang yang makan minum sendiri dan tidak
peduli terhadap fuqara’ dan tidak mau peduli terhadap orang miskin. Orang-orang
yang sombong, makan minum sendiri dan tidak mau tau tentang orang-orang miskin,
dan mereka itu selalu berucap dengan kalimat-kalimat yang sombong, mereka itu
penduduk neraka kata Rasul SAW.
مُسْتَكْبِر
(orang yang sombong), na’udzubillah semoga Allah menjaga kita dari sifat
sombong. Manusia yang paling indah Sayyidina Muhammad SAW…Diteruskan hadits ini
terikat dengan riwayat Anas bin Malik ra tentang indahnya Nabi SAW, Rasul SAW
itu orang yang paling sopan dan ramah. Kalau seandainya salah seorang budak
di kota Madinah, budak..disana itu kan masih zaman perbudakan, dan zaman
perbudakan itu kikis dan sirna setelah kebangkitan Islam. Karena dengan Islam
inilah kikis dan sirnanya perbudakan.
Habib Munzir Al Musawwa
+ comments + 1 comments
Informasi yang bermanfaat
Posting Komentar