Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa pada kitab Taurat dijelaskan
tentang sifat-sifat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :
لاَ
يَدْفَعُ بِالسَّيِّئَةِ السَّيِّئَةُ وَلَكِنْ يَعْفُوْ وَيَصْفَحُ
" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak membalas
kejahatan dengan kejahatan , tetapi memaafkan dan mengampuni " .
Ini salah satu ciri-ciri Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam , dan
semoga ciri-ciri itu kita warisi pula . Ya Allah penuhi jiwa kami dengan jiwa
pemaaf , penuhi jiwa kami dengan jiwa yang selalu ingin mengampuni , yang
dengan itu Kau penuhi hari-hari kami dengan cahaya pengampunan-Mu , Ya Rabbi .
Dan dijelaskan pula di dalam Taurat :
وَلَنْ
يَقْبِضَهُ اللهُ تَعَالَى حَتَّى يُقِيْمَ بِهِ الْمِلَّةُ اْلعَوْجَاء بِأَنْ
يَقُوْلُوْا لَا إِلهَ إِلَّا الله وَيَفْتَحُ بِهَا أَعْيُنًا عُمْيًا وَآذَانًا
صُمََّا وَقُلُوْبًا غُلْفًا .
" Allah tidak akan mewafatkannya sampai ditegakkan agama yang
telah diselewengkan sehingga mereka berkata " Laa ilaaha illallah "
dan dengan itu akan membuka mata yang buta , membuka telinga yang tuli dan
membuka hati yang gelap dan mati "
Demikian riwayat Shahih Al Bukhari bahwa di dalam Taurat dijelaskan tentang
sifat-sifat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam ; beliau tidak membalas
kejahatan dengan kejahatan , tetapi memaafkan dan mengampuni , dan beliau tidak
akan wafat sampai beliau menegakkan Aqidah yang telah diselewengkan , sampai
manusia mengenal kalimat " Laa ilaaha illallah " . Dan
tuntunan nabi Muhammad shallallahu 'alihi wasallam membuka mata yang buta ,
membuka telinga yang tuli dan membuka hati yang gelap dan mati .
Bukan berarti orang yang buta matanya akan bisa melihat dengan
tuntunan , tentunya bukan itu maksudnya . Yang dimaksud adalah , ketika
seseorang telah sampai kepadanya tuntunan Sang Nabi maka ia akan melihat
hal-hal yang dimuliakan Allah , hal-hal yang dicintai oleh Allah subhanahu
wata'ala . Ketika ia melihat kenikmatan maka ia bersyukur , ketika ia melihat
musibah maka ia berdoa .
أَنْ
تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
" Engkau beribadah kepada Alloh seakan-akan engkau melihat-Nya,
jika engkau tidak melihatnya, sesungguhnya Dia pasti melihatmu ."
Orang seperti ini yang dimaksudkan adalah orang yang buta menjadi melihat
bahwa alam semesta ini ada pemiliknya , barat dan timur ini ada pemiliknya ,
penglihatannya ada yang menciptanya hingga ia mengenal Allah , dan ia senang
mendengar hal-hal yang mulia . Berbeda di telinganya antara mendengar nama
Allah dengan mendengar nama makhluk . Ia asyik jika mendengar nama Allah , ia
kurang senang mendengar nama selain Allah , jika senang mendengar nama yang
lain tapi jika mendengar nama Allah disebut maka bergetar hatinya dengan khusyu'.
Demikian keadaan telinga yang dibuka oleh tuntunan Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam . Mereka yang asyik mendengar gemuruh nama Allah disebut ,
sungguh mereka itulah orang-orang yang diqiyaskan di dalam Taurat dalam riwayat
Shahih Al Bukhari , bahwa telinga yang tuli itu terbuka hingga bisa membedakan
antara nama Allah dengan nama makhluk , berbeda bagi mereka ketika nama Allah
yang disebut .
Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa Nabi Isa bin Maryam As ketika
ia melihat seorang pencuri kemudian ia berkata kepada pencuri itu : " Kau
telah mencuri " , dan pencuri itu berkata " tidak " , maka nabi
Isa berkata : " sungguh aku telah melihat dengan mataku sendiri bahwa kau
telah mencuri " , orang itu berkata : " Demi Allah , aku tidak
mencuri " , kemudian nabi Isa berkata : " shadaqallahu wa kazabat
'ainii / Allah Yang Maha benar dan mataku yang dusta " . Tidak mau ia
berbenturan dengan nama Allah , matanya tidak mau diadu dengan nama Allah .
Oleh sebab itu dalam syariat harus dua orang saksi yang melihat tidak boleh
hanya satu orang saja . Dalam sebuah riwayat yang tsiqah di dalam Ma'jam Al
Kabir dan di dalam riwayat yang tsiqah lainnya , ketika Allah subhanahu
wata'ala memberikan ujian kepada nabi Khidhir dengan keagungan nama-Nya hingga
suatu saat datang seseorang kepadanya dan meminta shadaqah kepadanya maka ia
berkata : " Aku tidak memiliki apa-apa untuk dishadaqahkan " , maka
orang itu berkata : " As-aluka billah , aku meminta kepadamu dengan nama
Allah " , maka nabi Khidir berkata : " Jika kau telah menyebut nama
Allah , aku tidak bisa mengatakan kata " Tidak " lagi , memang aku
tidak memiliki apa-apa maka juallah diriku sebagai budak , karena diriku tidak
ada artinya dibanding dengan nama Allah subhanahu wata'ala " . Maka orang
itu berkata : " kau sungguh-sungguh dengan ucapanmu ? " , maka nabi
Khidir berkata : " iya aku sungguh-sungguh , juallah diriku karena diriku
tidak berarti apa-apa dibanding dengan nama Allah dan kau meminta dengan nama
Allah " , maka ia pun membawa dan menjualnya sebagai budak , dan dibeli
oleh seseorang kemudian orang itu membawa budaknya yaitu nabi Khidir AS ke
rumahnya .
Tetapi ia tidak diperintah oleh tuannya sampai beberapa hari , maka
nabi Khidir bertanya kepada orang yang membelinya : " wahai tuan , kau
telah membeliku dan aku telah menjadi budakmu tapi mengapa kau tidak memerintah
aku ? " , maka tuannya berkata : " Kau ini sepertinya orang yang
sangat berwibawa sehingga aku tidak berani memerintahmu , jangan-jangan kau ini
adalah raja karena kau begitu berwibawa bukan seperti budak " , maka nabi
Khidhir berkata : " perintahlah aku " , maka tuan itu berkata :
" baiklah kalau kau mau membantu aku, disana ada beberapa bongkahan batu
seperti gunung kalau bisa tolong pindahkan batu itu ke tempat lain semampumu
saja , aku mau berangkat ke pasar sebentar" .
Setelah tuannya pulang dari
pasar , semua batu telah dipindahkan ke tempat yang diinginkan . Maka ia
berkata : " wahai budakku , kau ini siapa , pekerjaan ini meskipun
dikerjakan oleh sepuluh orang belum akan selesai dalam tiga hari , tapi kau
mengerjakannya sendiri " , maka nabi Khidir berkata : " Dengan izin
Allah " . Maka tuannya berkata : " Baiklah kalau begitu , aku dan
keluargaku akan pergi ke luar kota dan rumahku akan direnovasi , maka engkau
bantulah semampumu , besok aku pulang " .
Setelah ia berangkat dan pulang
keesokan harinya , ia mendapati rumahnya telah rapi dan selesai direnovasi .
Maka tuannya berkata : " jika aku kumpulkan para kuli bangunan untuk
merenovasinya maka tidak akan selesai dalam puluhan hari , tapi kau selesaikan
dalam satu malam " , maka nabi Khidir berkata : " dengan izin Allah
" . Maka tuan itu berkata : " sekarang jawab dengan jujur kau ini
siapa ? " , nabi Khidir menjawab : " Aku hamba Allah " , tuannya
pun bertanya lagi dan nabi Khidir menjawab : " aku ini tidak lebih dari
hamba Allah " , maka sang tuan berkata lagi : " Aku bertanya kepadamu
demi keagungan nama Allah , siapa engkau ? " , maka ia berkata : "
Aku Khidir Nabiyyullah ".
Maka orang itu pun bersimpuh mencium kaki dan
lutut nabi Khidir seraya berkata : " wahai nabi Allah , limpahkan bala'
kepadaku , agar jangan sampai aku di azab Allah di akhirat karena aku telah
memperbudak seorang nabi " , maka nabi Khidir berkata : " Tidak ,
engkau tidak salah , kau tidak memperbudak seorang Nabi karena kau tidak tau
" , maka ia berkata : " Wahai nabi Allah apa yang engkau mau ? "
, nabi Khidir berkata : " Kalau engkau mau bebaskanlah aku agar aku bebas
beribadah " , maka tuan itupun berkata : " Kau telah aku bebaskan
wahai Nabi Khidir " . Maka nabi Khidir berkata : " Maha Suci Allah
yang membuat aku terperbudak karena nama-Nya dan terbebaskan karena nama-Nya .
Demikian keadaan orang-orang yang mengagungkan nama Allah subhanahu wata'ala .
Habib Munzir Al Musawwa
Posting Komentar