Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Palestina Vs Israel (1)

Palestina Vs Israel (1)

Yahudi merupakan bangsa dari keturunan Israil yang merupakan laqab dari pada nabi ya'qub as. yang juga merupakan cucu dari nabi Ibrahim as. Bangsa Israil yang notabene keturunan Ibrahim dengan istri pertama siti Sarah merasa bangga karena mereka adalah keturunan dari orang terpandang. Mereka mengklaim diri sebagai suku bangsa paling mulia di dunia ini karena mereka adalah keturunan Ibrahim bapak para nabi (abu al-anbiya'). 

Memang bangsa Israil telah diberi anugrah oleh Allah sebagai manusia / bangsa paling mulia di muka bumi ini, namun hal itu adalah sebelum lahirnya Islam dan nabi Muhammad saw. Allah swt telah berfirman :

يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَأَنِّي فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ (البقرة : 47)

Nabi Muhammad saw diutus Allah untuk menyebarkan agama Islam kepada semua umat di bumi ini tak terkecuali bangsa yahudi. Al-qur'an diturunkan kepada nabi sebagai pedoman dan merevisi kitab-kitab terdahulu. Namun kehadiran nabi dan Al-qur'an mendapatkan permusuhan dari bangsa yahudi yang secara terang-terangan tidak meyakini kebenarannya. 

Sebenarnya bangsa yahudi telah mengetahui bahwa nabi Muhammad adalah utusan terakhir yang akan membawa umat manusia ini menuju jalan Allah, namun kedengkian dan kegengsian mendorong mereka untuk tidak meyakini kebenaran nabi. Hal ini telah dijelaskan dalam Al-qur'an :

وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِنْ قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُمْ مَا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ (البقرة :89)
الَّذِينَ آَتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ  (البقرة :146)

Fenomena di atas terjadi karena argumen mereka yang menyatakan bahwa secara genetikal mereka lebih mulia dari pada nabi Muhammad yang merupakan keturunan arab jahiliyyah. Dari garis keturunan memang nabi Muhammad adalah keturunan nabi Ismail yang merupakan putra pertama nabi Ibrahim dengan istri siti Hajar.

Jika membahas hubungan antara agama islam dengan yahudi memang tidak akan lepas dari cerita nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim dilahirkan di Irak (Chaldea) dari ayah seorang tukang kayu pembuat patung. Patung-patung itu kemudian dijual kepada masyarakatnya sendiri, lalu disembah. Sesudah remaja ia terkejut melihat patung-patung yang dibuat oleh ayahnya itu disembah oleh masyarakat dan kenapa mereka memberikan rasa hormat kepada sekeping kayu yang pernah dikerjakan ayahnya itu. Rasa syak pun mulai timbul dalam hatinya. Nabi Ibrahim bertanya kepada ayahnya, bagaimana hasil kerajinan tangannya itu sampai disembah orang?

Kemudian nabi Ibrahim menceritakan hal itu kepada orang lain. Ayahnyapun sangat memperhatikan tingkah laku nabi Ibrahim, karena ia kuatir hal ini akan rnenghancurkan perdagangannya. Nabi Ibrahim adalah orang yang sangat percaya kepada akal pikirannya. Ia ingin membuktikan kebenaran pendapatnya itu dengan alasan-alasan yang dapat diterima. Ia mengambil kesempatan ketika orang sedang lengah. Ia pergi menghampiri sang dewa, dan berhala itu dihancurkan, kecuali berhala yang paling besar. Setelah diketahui orang, mereka berkata kepadanya:

"Engkaukah yang melakukan itu terhadap dewa-dewa kami, hai Ibrahim?" Dia menjawab: "Tidak. Itu dilakukan oleh yang paling besar diantara mereka. Tanyakanlah kepada mereka, kalau memang mereka bisa bicara." (Qur'an, 21: 62-63).

Ibrahim melakukan itu sesudah ia memikirkan betapa sesatnya mereka dalam menyembah berhala, lalu sebaliknya siapa yang seharusnya mereka sembah ?

"Bila malam sudah gelap, dilihatnya sebuah bintang. Ia berkata: Inilah Tuhanku. Tetapi bilamana bintang itu kemudian terbenam, iapun berkata: 'Aku tidak menyukai segala yang terbenam.' Dan setelah dilihatnya bulan terbit, iapun berkata: 'Inilah Tuhanku.' Tetapi bilamana bulan itu kemudian terbenam, iapun berkata: 'Kalau Tuhan tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku akan jadi sesat.' Dan setelah dilihatnya matahari terbit, iapun berkata: 'Ini Tuhanku. Ini yang lebih besar.'

Tetapi bilamana matahari itu juga kemudian terbenam, iapun berkata: 'Oh kaumku. Aku lepas tangan terhadap apa yang kamu persekutukan itu. Aku mengarahkan wajahku hanya kepada yang telah menciptakan semesta langit dan bumi ini. Aku tidak termasuk mereka yang mempersekutukan Tuhan." (Qur'an 6: 76-79).

Nabi Ibrahim tidak berhasil mengajak masyarakatnya. Malah sebagai balasan ia dibakar ke dalam api. Tetapi Tuhan masih menyelamatkannya. Ia lari ke Palestina bersama istrinya Sarah. Dari Palestina mereka meneruskan perjalanan ke Mesir. Pada waktu itu Mesir di bawah kekuasaan raja-raja Amalekit (Hyksos).

Sarah adalah seorang wanita cantik. Pada waktu itu raja-raja Hyksos biasa mengambil wanita-wanita bersuami yang cantik-cantik. Nabi Ibrahim memperlihatkan seolah-olah Sarah adalah saudaranya. Ia takut dibunuh dan Sarah akan diperistrikan raja. Raja memang bermaksud akan memperisterikannya. Tetapi ia tidak bisa mewujudkan keinginannya karena Sarah dijaga oleh Allah swt. Sarahpun akhirnya diberi beberapa hadiah di antaranya seorang gadis belian bernama Hajar. Karena sudah bertahun-tahun Sarah dengan Ibrahim belum juga memperoleh keturunan, maka Sarah menyuruh nabi Ibrahim untuk bergaul dengan Hajar, yang tidak lama kemudian mempunyai keturunan yaitu Ismail.

Dari lahirnya keturunan bagi nabi Ibrahim inilah maka timbul rasa cemburu pada siti Sarah yang merupakan istri pertama namun belum mampu memberikan buah hati bagi suami tercintanya. Akhirnya siti Sarah meminta nabi Ibrahim untuk memindahkan siti Hajar dari tanah palestina yang merupakan tempat tinggal nabi Ibrahim bersama kedua istrinya tersebut. Akhirnya siti Hajar dipindahkan ke tanah Hijaz dan ditinggalkan di sana bersama anak yang baru lahir tersebut.

Siti Sarah yang tidak ingin mengecewakan nabi Ibrahim selalu berdo'a siang dan malam agar diberi keturunan oleh Allah swt. Selang beberapa tahun akhirnya do'a siti Sarah dikabulkan oleh Allah swt. Siti Sarah melahirkan seorang putra yang diberi nama Ishaq. Ishaq adalah seorang putra yang lahir dari rahim orang yang sudah sangat tua, namun karena ijin Allah maka hal ini bisa terjadi. Kisah ini diabadikan dalam Al-qur'an :

قَالُوا لَا تَوْجَلْ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ (53) قَالَ أَبَشَّرْتُمُونِي عَلَى أَنْ مَسَّنِيَ الْكِبَرُ فَبِمَ تُبَشِّرُونَ (54)
(الحجر : 53-54)

Dari putra Ishaq (yang berjarak 9 tahun dengan kelahiran Ismail) inilah yang pada kelanjutannya akan menurunkan bangsa Israil karena Ishaq adalah ayah dari nabi Ya'qub. Dan dari keturunan Ishaq jugalah yang memunculkan nabi-nabi sesudahnya sebagai utusan bagi kaum yahudi. Diantara nabi-nabi yang diutus adalah Nabi Yusuf, Musa, Dawud, Sulaiman, Zakariya, Yahya dan Isa. Mereka semua diutus oleh Allah untuk memberi anugrah dan kemuliaan kepada bangsa yahudi, namun mereka kerap kali tidak menyadari dan justru melawan dengan nabi mereka sendiri.

Bangsa yahudi sering kali memusuhi dan bahkan membunuh nabi yang tidak sesuai dengan keinginan hati mereka. Kejahatan dan kebengalan mereka seringkali disebutkan dalam Al-qur'an :

لَقَدْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَأَرْسَلْنَا إِلَيْهِمْ رُسُلًا كُلَّمَا جَاءَهُمْ رَسُولٌ بِمَا لَا تَهْوَى أَنْفُسُهُمْ فَرِيقًا كَذَّبُوا وَفَرِيقًا يَقْتُلُونَ  (المائدة : 70)

Sementara nabi Ismail ketika sudah dewasa menikah dengan gadis kabilah Jurhum. Ia dengan istrinya tinggal bersama-sama keluarga Jurhum yang lain. Di tempat itu ka'bah sudah dibangun, yang kemudian berdiri pula Mekah sekitar tempat itu.

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa pada suatu hari nabi Ibrahim minta ijin kepada Sarah untuk mengunjungi Ismail dan ibunya. Permintaan ini disetujui dan nabi Ibrahim pun pergi. Setelah ia mencari dan menemukan rumah Ismail ia bertanya kepada isterinya: 

"Mana suamimu?"

"Ia sedang berburu untuk hidup kami," jawabnya. 

Kemudian ditanya lagi, dapatkah kamu menjamu makanan atau minuman, dijawab bahwa dia tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan. Ibrahim pergi, setelah mengatakan: "Kalau suamimu datang sampaikan salamku dan katakan kepadanya: "Ganti ambang pintumu."

Setelah pesan ayahnya itu disampaikan kepada Ismail, ia segera menceraikan isterinya, dan kemudian kawin lagi dengan wanita Jurhum yang lain yaitu puteri Mudzadz bin 'Amr. Wanita ini telah menyambut nabi Ibrahim dengan baik ketika ia datang dalam beberapa waktu. "Sekarang ambang pintu rumahmu sudah kuat," (kata nabi Ibrahim).

Dari perkawinan ini nabi Ismail mempunyai dua belas orang anak, dan mereka inilah yang menjadi cikal-bakal Arab al-Musta'-riba, yakni orang-orang Arab yang bertemu dari pihak ibu pada Jurhum dengan Arab al-'Ariba keturunan Ya'rub ibn Qahtan. Sedang ayah mereka, Ismail anak Ibrahim, dari pihak ibunya erat sekali bertalian dengan Mesir, dan dari pihak ayahnya dengan Irak (Mesopotamia) dan Palestina.



KH. Muhammad Wafi, Lc. 
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger