Ia senantiasa berjalan dalam sunyi, sedangkan anda berjalan ketika sedang
sibuk. Mereka senantiasa meraih menjadi limpahan Ilahi Azza wa-Jalla, dan
aturannya sampai pada anda melalui rahasia batin, sedangkan rahasia batin
mendikte qalbu, lalu qalbu mendikte nafsu yang muthmainnah, nafsu yang
muthmainnah mendikte lisan, dan lisan mendikte makhluk.
Siapa pun yang bicara pada makhluk lain, mestinya seperti itu, jika tidak jangan bicara pada mereka. Kegilaan kaum sufi adalah meninggalkan kebiasaan watak dan tindakan emosional hawa nafsu, dan meninggalkan syahwat dan selera kesenangannya. Bukan berarti mereka selayaknya orang gila biasa, yang hilang akalnya.
Syeikh Hasan al-Bashry ra mengatakan, “Jika anda melihat mereka, anda pasti
mengatakan kalau mereka ini gila. Dan sebaliknya jika mereka melihat kalian,
pastilah mereka mengatakan, sedikitpun kalian tidak beriman pada Allah Azza
wa-Jalla.”
Khalwatmu tidak benar. Karena khalwat itu kosongnya hati dari segala hal, kosong batinmu dari dunia, dari akhirat dan dari segala hal selain Allah Azza wa-Jalla. Itulah perjuangan serius para Nabi dan rasul, para Auliya’ dan orang-orang shaleh. Amar ma’ruf nahi mungkar lebih aku sukai ketimbang melihat 1000 orang yang beribadah dalam dalam bilik.
Batasi nafsu dari
pandangannya, dengan memejamkan nafsu, membatasi dan menolaknya, hingga
pandangannya tidak menyebabkan kehancurannya, melainkan mengikuti hati dan
rahasia batin (sirr), jangan sampai keluar dari hati dan sirr, berpadulah dengan
keduanya, hingga tidak berpisah, menjalankan perintah keduanya dan menghindari
larangan keduanya, sesuai pilihan keduanya (qalbu dan sirr), maka nafsu menjadi
muthmainnah, lalu hanya mencari dan menuju Yang Satu. Bila nafsu sampai
kondisi ruhani seperti itu, maka nafsu tidak meremehkan perjuangan dirinya.
Janganlah membantah apa yang ditindakkan Allah Azza wa-Jalla padamu dan pada
yang lain, ingatlah firmanNya, “Dia tidak ditanya apa yang dilakukan, namun merekalah yang dimintai
pertanggungjawaban (atas apa yang dilakukan).” (Al-Anbiya’: 23)
Manakah anda mengikuti Allah Azza wa-Jalla? Bila anda tidak membajiki adabmu, maka anda bisa keluar dari dunia ini dengan hina. Bila anda memperbajiki adabmu, anda mandiri di hadapanNya, duduk dan mulia.
Manakah anda mengikuti Allah Azza wa-Jalla? Bila anda tidak membajiki adabmu, maka anda bisa keluar dari dunia ini dengan hina. Bila anda memperbajiki adabmu, anda mandiri di hadapanNya, duduk dan mulia.
Pecinta Allah adalah tamu di sisiNya, dan tamu tidak memilih makanan, minuman dan pakaian yang disediakan tuan rumahnya dalam segala situasinya. Namun ia senantiasa terus menerus berdiam, sabar dan rela, maka jika tamu seperti itu katakan, “Bergembiralah, atas apa yang anda lihat dan jumpai.”
Siapa yang kenal Allah Azza wa-Jalla dunia dan akhirat serta segala selain Allah Azza wa-Jalla sirna dari hatinya. Maka ucapan anda wajib hanya bagi Allah Azza wa-Jalla, jika tidak diam lebih baik bagimu, agar hidupmu hanya bagi ketaatan pada Allah Azza wa-Jalla, jika tidak kematian lebih baik menjemputmu.
Ya Allah hidupkan kami untuk patuh padaMu, dan gelarlah kami bersama ahli taat padaMu. Amin.
Syaikh Abd. Qadir Al Jaelani (Cahaya Sufi)
Posting Komentar