Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Aku Rindu Rasulullah SAW (2)

Aku Rindu Rasulullah SAW (2)

Mari kita lebih mendekat kepada Baginda Rasulullah SAW, mari kita mengenalnya lebih dekat lagi. Kenalilah nama-namanya dan makna-makna indah yang terkandung didalamnya. Baginda Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku memiliki beberapa nama. Aku adalah Muhammad, aku Ahmad, aku Al-Mahi yang sebab diriku Allah SWT menghapus kekafiran, aku Al-Hasyir tempat manusia akan berkumpul dan aku Al-`Aqib”. (Shahih Al-Bikhari, kitab “Tafsir Al-Quran”, hadits no: 4517).

Lantas apa arti nama-nama itu?, mari kita telusuri arti dan makna-makna indah dibalik nama-nama itu.

Nama pertama: Muhammad
 
Muhammad berarti terpuji, berasal dari akar kata hamd (pujian). Pujian diberikan dan dipersembahkan pada beliau SAW. Muhammad adalah sebuah nama bagi orang yang melakukan perbuatan-perbuatan mulia dan agung, sehingga dia berhak mendapatkan pujian atas perbuatannya dan orang akan terus memujinya, tak sekali pujian, tetapi terus menerus, berkali-kali.

Nama kedua: Ahmad
 
Ahmad” adalah bentuk dari superlatif dari kata “hamd”, berarti orang yang paling memuji kepada Allah SWT, beliaulah orang yang paling memuji kepada Tuhannya.

Muhammad berarti manusia yang paling banyak mendapatkan pujian dari manusia, sedangkan Ahmad adalah orang yang paling banyak memuji Allah SWT, beliau adalah orang yang paling banyak pujiannya dibandingkan orang-orang yang memuji (ahmad al hamidin). Karena itu beliau bersabda ihwal pemberian Syafa`at pada hari kiamat .

Maka merekapun dengan penuh harapan berbondong-bondong mendatangi Baginda Rasulullah SAW, Nabi kekasih Allah SWT, pemberi Syafa`at, junjungan seluruh alam dan berkata:

يَامُحَمَّدُ أَنْتَ رَسُوْلُ اللهِ وَخَاتَمُ الْأَنْبِيَاءِ وَغَفَرَ اللهُ لَكَ مَاتَقَدَّمَ وَمَاتَأَخَّرَ إِشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ مَانَحْنُ فِيْهِ أَلاَ تَرَى مَاقَدْ بَلَغَنَا ؟  

“Wahai Baginda Nabi Muhammad utusan Allah SWT, Nabi Akhir zaman yang terjaga dari segala dosa, berikanlah Syafa`at kepada kami agar selamat dari segala penderitaan kami yang sangat dahsyat luar biasa ini”.

Baginda Rasulullah SAW bersabda:

أَنَا لَهَا أَنَا لَهَا

“Sungguh akulah yang telah diizinkan untuk memintanya, sungguh aku akan melaksanakannya”.

Kemudian Baginda Rasulullah SAW pergi kebawah Arsy bersujud, memanjatkan pujian kepada Allah SWT dengan pujian yang belum pernah diucapkan oleh satu makhlukpun, kemudian Allah SWT menganugerahi maqam “Al-Mahmud” (kedudukan yang terpuji yang tidak bisa dicapai oleh siapapun) dan berfirman:

يَامُحَمَّدُ اِرْفَعْ رَأْسَكَ سَلْ تُعْطَ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ

“Wahai Muhammad kekasihku, angkatlah kepalamu, mintalah apa saja akan Aku kabulkan, mintalah Syafa`at akan Aku berikan”.

Nama ketiga: Al-Mahi
 
Al-Mahi berarti nama yang dengannya Allah SWT menghapus kekafiran. Setiap Nabi diutus Allah SWT untuk mengajak umatnya beriman dan diantara mereka ada yang beriman, setelah beberapa lama mereka kembali lagi menyembah selain Allah. Begitulah yang terjadi pada setiap Nabi Allah SWT, hingga Allah SWT mengutus Baginda Rasulullah Muhammad SAW, beliau lalu menghapus kekafiran dan menghapus penyembahan berhala.

Nama keempat: Al-Hasyir
 
Al-Hasyir “yang mengumpulkan”, artinya, manusia dikumpulkan dibelakang beliau SAW. Baginda Rasulullah SAW adalah orang pertama yang dibukakan Surga, orang yang pertama memberi sekaligus diberi syafa`at, orang pertama yang menggandeng tangan kita ke Surga dan orang yang pertama dikaruniai taman Surgawi pada hari kiamat.

Renungkanlah..!!, betapa kita sangat membutuhkan Baginda Rasulullah SAW, agar bisa menyelamatkan kita dari berbagai kengerian, kegelisahan dan kedahsyatan yang terjadi pada hari kiamat. Hari Kiamat..tahukah anda apa hari kiamat itu?

Hari kiamat adalah jeda yang teramat sangat panjang, amat menyeramkan dan menakutkan. Panas begitu menyengat dan dahaga begitu mencekik.

Ya Rasulullah SAW… “Wahai Baginda Nabi Muhammad utusan Allah SWT, Nabi Akhir zaman yang terjaga dari segala dosa, berikanlah Syafa`at kepada kami agar selamat dari segala penderitaan kami yang sangat dahsyat luar biasa ini”.

Betapa kita teramat sangat membutuhkan Baginda Rasulullah SAW. Lalu bagaimana Baginda Rasulullah SAW mengenal kita? Akankah Baginda Rasulullah SAW mengenali kita? Tahukah kelak diakhirat, beliau SAW mengenali kita melalui bekas-bekas wudhu diwajah kita, inilah salah satu fungsi Shalat… Setelah itu Baginda Rasulullah SAW akan memegang tangan kita dan memberi minum dari taman beliau (Al-Haudl) minuman yang melenyapkan dahaga kita selamanya. Tahukah kita, ketika kita hendak memasuki Surga, pintunya tidak pernah dibuka sebelum Baginda Rasulullah SAW datang..?!

Diriwayatkan dari Anas ibn Malik RA, Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Pada hari kiamat aku mendatangi pintu Surga dan aku minta dibukakan pintunya, penjaga Surga lalu bertanya, “Siapa engkau?”, aku menjawab, “aku Muhammad”. Penjaga Surga lalu berkata, “aku memang diperintahkan untukmu, aku tidak boleh membuka pintu Surga untuk siapapun sebelum engkau (memasukinya). (Shahih Muslim, kitab “ Al-Iman”. Hadits no: 292).

Tidakkah Baginda Rasulullah SAW berhak untuk kita prioritaskan dari pada diri kita sendiri, anak-anak kita, isteri-isteri kita, bahkan dunia dan isinya? Relung-relung hati setiap muslim harus dipenuhi cinta kepada Baginda Rasulullah SAW. Dengan demikian, kita mesti mempererat hubungan kita dengan beliau SAW, pernahkah hati kita berdetak untuk mencintai beliau SAW?. Diriwayatkan dari Anas RA, Baginda Rasulullah SAW bersabda: “Salah seorang kalian masih belum beriman sampai aku lebih dicintai dibandingkan orangtuanya, anaknya dan semua manusia yang lain”. (Shahih Bukhari, Kitab “Al-Iman”, hadits no:14).

Mari sejenak kita resapi kisah berikut:

Baginda Rasulullah SAW mengajari Sayyidina Umar ibn Khattab RA dan kita semua tentang cinta sejati. Diriwayatkan dari Abdullah ibn Hisyam, “Kami sedang bersama-sama Rasulullah SAW, ketika itu beliau SAW memegang tangan Umar ibn Khattab RA, Umar ibn Khattab  lalu berkata, “Ya Rasulullah , sungguh engkau lebih aku cintai dibandingkan segala sesuatu kecuali diriku sendiri”. Rasulullah SAW menjawab, “Tidak, demi Dzat yang diriku berada dalam kekuasaan-Nya, imanmu (masih) belum sempurna sampai aku lebih kamu cintai dibandingkan dirimu sendiri”. Umar ibn Khattab segera menimpali, “Sekarang, demi Allah SWT, engkau lebih aku cintai dibandingkan diriku sendiri”. Rasulullah SAW bersabda, “Sekarang (kamu) benar, hai Umar”. (Shahih Bukhari, Kitab “Al-Iman wa Al-Nadzr”, hadits no: 6142).

Mari kita renungkan sikap Baginda Rasulullah SAW terhadap Sahabat Umar ibn Khattab RA, beliau tidak rela dengan hanya mendapatkan 90% cinta dari sahabat Umar ibn Khattab RA, tetapi hanya dalam sekejap, dengan begitu jujur dan ikhlas, hati sahabat Umar ibn Khattab RA tiba-tiba berubah, hatinya diliputi cinta kkepada Baginda Rasulullah SAW melebihi cintanya kepada dirinya sendiri.

Suatu hari anaknya Sayyidina Umar ibn Khattab, Abdullah, bertanya ihwal rahasia dibalik perubahan mendadak itu, apa yang sebenarnya terjadi. Beliau menjawab: “Aku bertanya kepada diriku sendiri, siapakah orang yang paling banyak kamu butuhkan, dirimu ataukah Baginda Rasulullah SAW..?”, ternyata selama ini aku keliru, jika saja Allah SWT tidak memberiku petunjuk melalui tangan Baginda Rasulullah SAW, pastilah aku akan terus tenggelam dalam kesesatan sampai aku meninggal. Aku lalu ingat bagaiman keadaanku kelak dihari kiamat, aku tidak akan masuk surga karena amalku, tetapi karena cintaku kaepada Baginda Rasulullah SAW, saat itu aku sadar betul bahwa aku amat membutuhkan beliau SAW daripada diriku sendiri, karena itu aku labih mencintai beliau SAW daripada diriku sendiri.

Begitulah seharusnya kita belajar dari Sayyidina Umar ibn Khattab RA, kita jauh lebih membutuhkan Baginda Rasulullah SAW daripada diri kita sendiri. Karena itu kita mesti menjalin hubungan erat dengan Baginda Rasulullah SAW dan mencintai beliau SAW dibandingkan diri kita sendiri.

Nama kelima: Al-`Aqib

Artinya, tidak ada Nabi sesudahnya. Arti ini bisa dikiaskan pada perkataan kita “…ia terjadi setelah(`Aqiba) itu. Jadi, kata `aqb berarti “setelah” atau “sesudah”. Dengan demikian Al`Aqib berarti “Tidak ada Nabi setelah beliau SAW”. Beliau SAW adalah penutup para Nabi. Wallahu A`lam…



Ahlulkisa
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger