Ketika mengingat
cinta para Sahabat kepada Baginda Rasulullah SAW, kita tak boleh lupa dengan
perang Uhud, saat terjadi kekocar-kaciran pasukan muslim setelah para tukang
panah mereka mulai turun gunung, sementara disisi lain, Khalid ibn Walid justru
naik keatas gunung dengan membawa tentara kaum musyrik (Perlu diingat bahwa
ketika itu Khalid ibn Walid masih belum masuk islam dan
menjadi salah satu panglima perang kaum kafir). Ketika itu, tujuan orang-orang
musyrik hanyalah berupaya agar para sahabat, mereka bisa terlepas dari Baginda
Rasulullah SAW.
Pada saat kaum
muslim menyaksikan kaum musyrik sudah diatas gunung, mereka menjadi takut dan
gentar, mereka lalu kocar-kacir menjauh dari Baginda Rasulullah SAW, hanya ada
beberapa orang yang tetap bersama beliau SAW. Pasukan musyrik semakin
meningkatkan serangan mereka dari beberapa arah, mereka ingin membunuh Baginda
Rasulullah SAW. Ditengah keadaan seperti itulah, tiba-tiba Abu Thalhah (semoga
Allah SWT meridhainya) datang menahan serangan musuh, menahan setiap serangan
dan rekadaya mereka agar tidak sampai mengenai Baginda Rasulullah SAW.
Diriwayatkan dari
Anas RA:
Pada perang Uhud,
orang-orang sudah kocar-kacir dan meninggalkan Rasulullah SAW. Abu Thalhah
berada dihadapan Rasulullah SAW dan dia memakai perisai. Abu Thalhah
adalah seorang ahli memanah serta memiliki tubuh besar dan tinggi. Dia sanggup
mefmpergunakan dua sampai tiga busur. Tiba-tiba, ada seorang laki-laki dari
pasukan musyrik yang lewat dan membawa tempat anak
panah, dia berkata: “Lepaskan panah itu dari Abu Thalhah!”. Rasulullah SAW
mulai melihat kepada mereka. Abu Thalhah lalu berkata: “Ya Nabi
Allah, demi ayah engkau dan ibuku, janganlah engkau bergeser, nanti engkau akan
terkena panah mereka, biarlah aku yang mati untuk membelamu”.
Abu Thalhah dengan
tegas menyatakan bahwa ia ingin memasrahkan hidupnya sebagai tebusan bagi
keselamatan Baginda Rasulullah SAW. Begitulah jika cinta sudah bicara..!.
Dalam perang yang
sama, kita juga bisa menemukan Abu Dujanah, sang pengintai. Tiba-tiba, dia
menyadari bahwa anak panah akan menimpa dan mengenai Baginda Rasulullah SAW,
diapun memeluk beliau untuk menjadi perisai bagi beliau dari panah orang-orang
musyrik. Dengan melakukan hal itu, panah-panah orang musyrikpun menembus
punggungnya. Tetapi dia tidak bergeming melindungi Baginda Rasulullah SAW,
akhirnya punggung Abu Dujanah dipenuhi anak panah hingga menyerupai
landak.
Jika penderitaan
yang ditanggung para sahabat laki-laki demi membela Baginda Rasullullah SAW
begitu tinggi, para sahabat perempuanpun tak ketinggalan, mereka juga tak
melewatkan kesempatan emas. Mereka juga ingin berkorban untuk Baginda
Rasulullah SAW, karena mereka juga mencintai beliau SAW. Karena itu, kita juga
bisa mendapati seorang perempuan bernama Ummu `Ammarah, salah seorang perempuan
muslim yang tak bergeming dari sisi Baginda Rasulullah SAW pada perang Uhud.
Nama aslinya adalah Nasibah binti Ka`ab. Tentang perempuan ini Baginda
Rasulullah SAW pernah bersabda: “Aku tidak berpaling kekiri atau kekanan
kecuali akan mendapatkan dia terus melindungi aku”.
Pada perang Uhud,
Ummu `Ammarah mendapati seorang laki-laki musyrik beranam Ibn Qama`ah hendak
membunuh Baginda Rasulullah SAW. Ummu `Ammarah lantas berdiri sembari menghunus
pedangnya untuk menghalang-halangi Ibn Qama`ah mendekati Baginda Rasulullah
SAW. Ibn Qama`ah tak ingin membunuh seorang perempuan, karena itu merupakan aib
bagi orang arab, Ibn Qama`ah berusaha menyingkirkan
Ummu `Ammarah dari hadapannya tetapi dia tidak bisa. Akhirnya Ibn Qama`ah
menebaskan pedangnya sehingga pedang Ummu `Ammarah terpental dari tangannya.
Ummu `Ammarah bermaksud melarikan diri, tetapi setelah melihat Baginda
Rasulullah SAW dalam keadaan sendirian dan dia khawatir Ibn Qama`ah melakukan
sesuatu yang buruk pada beliau SAW, dia tetap ditempatnya, demi menjaga beliau
SAW. Ibn Qama`ah lalu menebaskan pedangnya yang besar pada pundak Ummu `Ammarah
hingga tulang pundaknya terlepas dan jatuh berlumuran darah. Habib Ibn Zayd,
anak laki-laki Ummu `Ammarah yang melihat peristiwa itu bergegas mendatangi
ibunya untuk menyelamatkannya, tetapi ibunya justru mengatakan: “Biarkan saja
aku! Rasulullah lebih berhak untuk kamu selamatkan”.
Baginda Rasulullah SAW
lalu melihat Ummu `Ammarah dan membalikkan tangannya sambil bersabda, “Siapa
yang sanggup melakukan seperti yang kamu lakukan ini, hai Ummu `Ammarah?”. Ummu
`Ammarah menjawab, “aku mampu wahai Rasulullah, tetapi aku memohon pada engkau
agar aku bisa menemani engkau di Surga”. Baginda Rasulullah SAW membalas
permohonannya dengan bersabda: “kamu (akan menemaniku) dan juga keluargamu”.
Inilah seorang
perempuan yang mengorbankan hidupnya demi cintanya kepada Baginda Rasulullah
SAW juga demi bisa menemani beliau kelak di Surga. Perhatikanlah bagaimana
Baginda Rasulullah SAW memberi kabar gembira kepada Ummu `Ammarah bahwa dia
akan mendapatkan balasan dan pahala yang amat besar, yaitu, dia dan keluarganya
akan menjadi teman beliau kelak di Surga. Begitulah balasan bagi orang yang
mencintai Baginda Rasulullah SAW dengan tulus serta mengikuti ajaran dan
petunjuknya, balasannya adalah Surga dan keridhoan Allah SWT serta bisa
menemani Baginda Rasulullah SAW diakhirat.
Inilah sekelumit
contoh orang yang mencintai Baginda Rasulullah SAW dan kami mengangkat
kisah-kisah ini dengan harapan, semoga kita semua bisa meneladani mereka,
sehingga kitapun bisa meneladani mereka, sehingga kita bisa mendapatkan seperti
yang mereka dapatkan yaitu menemani Baginda Rasulullah SAW di Surga. Amin,
amin, amin ya Rabbal `alamin….
Ahlulkisa
Posting Komentar