Islam
sebagai agama kita cintai, agama yang diridhai oleh Allah swt tidak saja
mengajak seseorang menjadi baik, namun juga memotivasi seseorang untuk membuat
orang lain menjadi baik; tetap berada pada jalur yang benar dan diridhai Allah
swt. Tentunya kebaikan yang juga didasari adanya hubungan yang baik dengan
Tuhannya, kitab dan Rasul-Nya.
Rasulullah
saw yang dikaruniai kemampuan “Jawaami`ul kalim” yakni kemampuan
mengumpulkan makna yang syarat dan mencakup banyak faedah dan pelajaran dalan
redaksi kalimat yang pendek ,
beliau
pernah bersabda kepada para sahabat tentang agama ini. Hadits itu kemudian
dicantumkan oleh Imam Muslim dalam kitab shohihnya tepatnya dalam kitabul iman,
demikianlah sabda Rasulullah saw ;
عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيمٍ بنِ أَوْسٍ الدَّارِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدِّينُ النَّصِيحَةُ قُلْنَا لِمَنْ قَالَ لِلَّهِ
وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ
“Dari
Abu Ruqayyata Tamim bin Ausin Ad-Dariy , bahwasanya Rsulullah saw telah
bersabda : “Agama adalah nasehat”, kami (para sahabat)
berkata : ”Untuk siapa ?”, Beliau menjawab :
“Untuk Allah, kitab-Nya, rosul-Nya, pemimpin-pemimpin umat islam, dan untuk
seluruh muslimin.” (HR.Muslim)
Ternyata dalam hadits ini rasulullah
saw menggambarkan hakekat agama, yakni agama islam hanya dengan redaksi yang
terdiri dari dua kata “Ad-dien An-Anasiihah” agama itu adalah
nasehat. Kata “an-nasiihah” yang berasal dari kata dasar “an-nushu” yang
berarti sesuatu yang bersih dan hubungan yang baik. Maka jika kita
mengatakan “nashaha al-`asalu” maknanya madu itu murni bebas dari campuran
bahan yang lain. Dan ketika ada seseorang berupaya menjahit bajunya yang robek,
maka pekerjaan terebut diungkapkan dengan kata “nashoha”, maka hubungan seorang
yang sedang menasehati dengan orang lain yang sedang dinasehatinya seperti
orang yang sedang memperbaiki (menjahit) bajunya. Demikianlah kata “An-Nasihah”
itu dipakai untuk mengungkapkan sebuah harapan yang baik yang diingkan terjadi
pada orang yang dinasehati.
Demikianlah ketika para sahabat
mendengar Rasulullah saw mengatakan agama adalah nasehat maka bereka bertanya,
“nasehat untuk siapa”, ternyata rasulullah saw menyebutkan sekian banyak obyek
nasehat ; Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, pemimpin umat islam dan seluruh umat
islam.
Nasehat untuk para pemimpin dan umat
secara umum berarti kehendak baik dari nasih (yang menasehati) kepada
mansuh (yang dinasehati), sebagaimana pengertian yang sering dipakai untuk
mendefiniskan nasehat. Adapun nasehat untuk Allah ,Kitab dan Rasulullah, sesuai
dengan asal katanya, yaitu adanya keserasian hubungan. Dimana seorang muslim
yang memegang teguh agamanya akan mempunyai hubungan yang baik dengan Allah,
Kitab dan Rasul-NYa.
Maka yang dimaksud nasehat kepada Allah
swt adalah beriman kepada-Nya, beribadah tanpa dicampuri dengan aktifitas
kemusyrikan, ikhlas dalam melakukan segala ketaatan kepada-Nya, menjahui segala
bentuk kemaksiatan, cinta dan benci kepada sesuatu karena DIA, mendukung
kebaikan dan orang-orang baik dan begitu pula sebaliknya. Maka jika seorang
muslim berpegang teguh dengan nilai-nilai ini manfaat baiknya akan kembali
kepadannya baik di dunia maupun di akherat kelak.
Sedangkan Nasehat untuk kitab-Nya
Adalah menunaikan hak kitabullah; Al-Qur’an, dengan menyakini bahwa Al-Qur’an
kalamullah, mu’jizat terbesar diantara mu’jizat-mu’jizat yang pernah diberikan
kepada para rasul, sebagai petunjuk dan cahaya. Selain itu juga membenarkan
beritanya dan melaksanakan hukumnya. Maka seorang mukmin yang berpegang dengan
nilai agamanya akan melakukakan hal-hal berikut ; membaca dan berusaha
menghafal(menjaga)nya, meningkatkan kualitas bacaanya dengan lebih baik,
mencoba mentadaburi kandungan maknanya, menunaikan pesan-pesan yang ada di
dalamnya serta berupaya mendakwahkannya.
Adapun yang dimaksud nasehat untuk Rasul-Nya. Adalah beriman dan membenarkan apa yang dibawanya, mencintainya , taat kepadanya karena taat kepadanya adalah bagian dari taat kepada Allah swt, mempelajari dan mengajarkan sejarah perjalan hidupnya kepada generasi penerus, berupaya maksimal dalam meneladani beliau dan menegakkan sunnahnya.
Adapun yang dimaksud nasehat untuk Rasul-Nya. Adalah beriman dan membenarkan apa yang dibawanya, mencintainya , taat kepadanya karena taat kepadanya adalah bagian dari taat kepada Allah swt, mempelajari dan mengajarkan sejarah perjalan hidupnya kepada generasi penerus, berupaya maksimal dalam meneladani beliau dan menegakkan sunnahnya.
Yang dimaksud dengan nasehat untuk para
pemimpin, tercakup didalamnya penguasa dan ulama.
Nasehat untuk penguasa pada intinya adalah mendudung kebaikan yang dicanangkanya dan sebaliknya mengingatkan mereka jika melanggar nilai-nilai kebenaran; membantunnya agar bisa menegakkan nilai-nilai keadailan dan ikut berusaha menjaga keutuhan umat, mendukungnya dalam menjalankan aturan yang benar serta merevisi aturan yang tidak tepat. Sedang kepada ulama’ maka seorang muslim yang baik akan mencintai dan menghormati mereka, mendukung dakwahnya di jalan Allah, menyemangati mereka untuk mampu mengingatkan penguasa ketika salah, memberi masukan dan nasehat dengan cara yang baik jika mereka jatuh pada kesalahan, karena mereka juga masih manusia yang mungkin saja salah.
Nasehat untuk penguasa pada intinya adalah mendudung kebaikan yang dicanangkanya dan sebaliknya mengingatkan mereka jika melanggar nilai-nilai kebenaran; membantunnya agar bisa menegakkan nilai-nilai keadailan dan ikut berusaha menjaga keutuhan umat, mendukungnya dalam menjalankan aturan yang benar serta merevisi aturan yang tidak tepat. Sedang kepada ulama’ maka seorang muslim yang baik akan mencintai dan menghormati mereka, mendukung dakwahnya di jalan Allah, menyemangati mereka untuk mampu mengingatkan penguasa ketika salah, memberi masukan dan nasehat dengan cara yang baik jika mereka jatuh pada kesalahan, karena mereka juga masih manusia yang mungkin saja salah.
Point terahir yang disebut Rasulullah
saw adalah nasehat untuk umat islam secara keseluruhan. Pada intinya kita
diminta untuk memiliki kepedulain kepada mereka tidak hanya pada urusan materi
tapi juga pada hal yang sifatnya non materi; mengarahkan mereka untuk
menjalankan nilai agamanya, menasehati mereka agar tetap berada pada jalan yang
lurus, mengembalikan mereka yang tersesat dari jalan kepada jalan yang benar,
memberi mereka sumbangan ide-ide kebaikan jika mereka membutuhkan, menyemangati
mereka untuk berani menghadapi hidup jika mereka terperosok kepada keputus
asaan. Sebagian sahabat Rasul ada yang mengatakan :”jika kalian mau maka aku akan
bersumpah atas nama Allah, bahwa hamba yang paling dicintai Allah adalah yang
berupaya agar Allah mencintai mereka para hamba yang lain, dan berupaya
agar para hamba itu mencintai Allah, mereka mengarungi kehidupan ini dengan
senantiasa memberi nasehat”.
Ust. Saat Mubarak, Lc.
Posting Komentar