Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Berebut Bangkai

Berebut Bangkai


“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya.”( QS. Al-An’am: 32)

Mengenai ayat di atas  Syaikh Abdullah Al-Ghazali berkisah, bahwa di dalam sebuah hadis Rasulullah SAW menyebutkan, bahwa dunia yang kita tempati ini lebih hina dalam pandangan Allah SWT  daripada bangkai seekor kambing yang cacat telinganya.

Diriwayatkan oleh Muslim dari Djabir r.a:  “Bahwa suatu ketika Rasulullah SAW berjalan-jalan di pasar diiringi oleh para sahabat dan beberapa orang lainnya. Di suatu tempat mereka menjumpai bangkai kambing yang telinganya sangat kecil, maka kemudian Rasulullah mengangkat kambing tersebut pada telinganya yang kecil itu sambil berkata: “Siapakah yang suka membeli ini dengan harga sedirham ?.”  Para sahabat dan orang-orang yang ada di sekeliling beliau menjawab: Ya Rasulullah, tentunya tidak akan ada yang mau membelinya dan lagi pula apakah gunanya.” Rasulullah SAW pun  berkata lagi:  “Atau  adakah  yang  suka  kalau  ini  diberikan  kepada   kalian dengan cuma-cuma ?” Maka merekapun berkata: “Demi Allah ya Rasulullah, andaikan kambing itu masih hidup, karena telinganya yang cacat; Apa lagi sudah menjadi bangkai, maka tentulah tak seorangpun menyukainya.” Lalu  Rasulullah SAW bersabda kepada yang hadir di tempat itu : “Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya dunia ini lebih hina dalam pandangan Allah daripada bangkai ini bagi kalian semua.”

Sementara itu dalam sebuah hadits qudsi ada disebutkan, bahwa orang-orang yang memperebutkan dunia ini adalah laksana anjing yang berebut bangkai seperti yang diriwayatkan oleh Al-Madani r.a :

Rasulullah SAW mengatakan bahwa Allah SWT telah berfirman kepada Nabi Daud a.s, "Wahai Daud, perumpamaan dunia ini adalah laksana bangkai, di mana anjing-anjing berkumpul mengelilinginya dan menyeretnya kian kemari. Apakah engkau senang menjadi seekor anjing, lalu ikut bersama mereka menyeret bangkai itu kian kemari.”

Pertanyaan Rasulullah SAW kepada para sahabat dan juga pertanyaan Allah SWT kepada Nabi Daud a.s tersebut memang tidak langsung ditujukan kepada kita sa’at ini. Akan tetapi langsung ataupun tidak, kita “wajib” menjawabnya. Jadi silahkan dijawab dengan hati nurani dan keimanan yang kita miliki.

“Kalau dunia ini bangkai, mengapa kita juga diperintahkan Allah untuk mencarinya; bahkan diajarkannya berdo’a meminta kebahagiaan dunia ini.”

Adapun tentang hal ini  Syaikh Abdullah Al-Ghazali menjelaskan, bahwa dunia ini memang  menjadi “bangkai” jika kita memperebutkannya tanpa batas dan melanggar ketentuan Allah SWT. Sebagaimana yang tersirat dan tersurat dalam firman Allah SWT:

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu; dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”  (Q.S. Al-Qashash: 77)

Menurut Syaikh Abdullah Al-Ghazali, hal penting untuk dijadikan pedoman dalam mencari dan mengusahakan dunia adalah mematuhi perintah Allah untuk “tidak berbuat kerusakan” sebagaimana yang Alla perintahkan dalam ayat 77 surah Al-Qashash di atas. Makna “tidak merusak” tersebut adalah meliputi semua hal yang berkaitan dengan aturan dan kepentingan hidup yang kita jalani; baik yang bersifat material terlebih-lebih lagi yang berkaitan dengan hukum moral.

Jika perintah Allah itu diabaikan, maka jadilah kita “binatang” atau “seperti anjing” sebagaimana firman Allah kepada nabi Daud a.s yang disebutkan Allah di dalam hadis qudsi pada catatan yang telah saya nukilkan dalam catatan yang lalu. Dan kondisi yang demikian inilah yang  secara transparansi dinyatakan Allah dengan firman-Nya:

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi; Mmereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al-A’raf: 179)

Dan satu hal lagi yang patut diwaspadai oleh setiap orang yang beriman adalah; jangan terpukau dan terkesima dengan keindahan dunia. Sebab keindahan dan kemolekan dunia itu hanya diciptakan Allah bagi orang-orang kafir sebagaimana firman-Nya:

“Kehidupan dunia ini dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat; Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikendaki-Nya tanpa batas.”  (Q.S. Al-Baqarah: 212)

Oleh sebab itu carilah dan dapatkanlah dunia dalam batas-batas kewajaran yang telah digariskan Allah. Jangan seperti anjing yang berebut bangkai sebagaimana yang diperingatkan Allah SWT kepada Nabi Daud a.s sebagaimana dalam hadis qudsi di atas. Dan jika telah mendapatkannya jadikanlah sebagai “ladang untuk kebahagiaan akhirat”  yang kelak akan kita tempuh dan lebih kekal keadaannya. Wallahua’lam.



KH. Bachtiar Ahmad
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger