Susu adalah makanan sekaligus minuman yang baik. Diriwayatkan oleh Imam Abi Daud dari hadits Ibn Abbas :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَطْعَمَهُ اللَّهُ طَعَامًا فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَارْزُقْنَا خَيْرًا مِنْهُ وَمَنْ سَقَاهُ اللَّهُ لَبَنًا فَلْيَقُلْ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيهِ وَزِدْنَا مِنْهُ فَإِنِّي لَا أَعْلَمُ مَا يُجْزِئُ مِنْ الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ إِلَّا اللَّبَنُ
Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa diberi makanan oleh
Allah, maka ucapkanlah “ Ya Allah berilah keberkahan kepada kami di dalam
makanan ini, dan berilah kami rizqi yang lebih baik lagi”, dan barangsiapa
diberi Allah minuman susu, maka ucapkanlah “Ya Allah berilah keberkahan kepada
kami di dalam minuman ini dan tambahilah kami dari susu, karena sesungguhnya
aku tidaklah mengetahui apa yang bisa mencukupi dari makan dan minum kecuali
susu “
Bisa kita cermati dari hadits di atas bahwa Rasulullah
membedakan dalam berdoa ketika mengkonsumsi sesuatu antara makanan dan susu.
Dalam makanan Nabi menggunakan konteks
“وارزقنا خيرا منه ”
(berilah kami rizqi
yang lebih baik lagi)
Namun, ketika berupa susu nabi menggunakan konteks
“وزدنا منه ”
(dan tambahilah kami darinya)
Ini
menunjukkan adanya sesuatu kekhususan pada susu yang tidak didapati pada
makanan lainnya dengan bukti nabi hanya meminta tambahan kenikmatan susu karena
sudah mengetahui dengan keistimewaan yang ada di dalamnya. Berbeda dengan
makanan, nabi justru meminta kenikmatan yang lebih baik lagi. Beliau pun
menjelaskan kelebihan susu dalam ucapan setelahnya “karena sesungguhnya aku
tidaklah mengetahui apa yang bisa mencukupi dari makan dan minum kecuali susu “
.
Di dalam kitab Tuhfatul Akhwadzi syarh sunan
At-Tirmidzi juz 8 hal 353 disebutkan bahwa alasan kenapa nabi menggunakan
konteks “ وَزِدْنَا مِنْهُ “pada susu, tidak menggunakan “وارزقنا خيرا منه ”
karena memang tidak didapatkan makanan yang lebih bagus dari susu dan tidak ada
yang bisa menghilangkan rasa lapar dan dahaga sekaligus kecuali susu.
)وَزِدْنَا مِنْهُ( وَلَا يَقُولُ خَيْرًا مِنْهُ لِأَنَّهُ لَيْسَ فِي الْأَطْعِمَةِ خَيْرٌ مِنْهُ) لَيْسَ شَيْءٌ يُجْزِئُ ( بِضَمِّ الْيَاءِ وَكَسْرِ الزَّايِ بَعْدَهَا هَمْزٌ أَيْ يَكْفِي فِي دَفْعِ الْجُوعِ وَالْعَطَشِ مَعًا
Susu, adalah anugerah Allah yang menakjubkan. Jika kita mau meneliti asal usul dari susu, maka sungguh
mengagumkan, karena menunjukkan kepada kita begitu besar kekuasaannya Allah
SWT. Bagaimana tidak, Allah menciptakan susu yang suci lagi bermanfaat di
antara 2 tempat yang najis dan menjijikkan yaitu kotoran di usus besar dan
darah, sebagaimana yang termaktub didalam Al-Qur’an surat An-Nahl ; 66 :
} وَإِنَّ لَكُمْ فِي الأنْعَامِ لَعِبْرَةً نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهِ مِنْ بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَبَنًا خَالِصًا سَائِغًا لِلشَّارِبِينَ{
“dan sesungguhnya bagi kalian di dalam
binatang-binatang ternak ada satu pelajaran. Kami memberi kalian minum dari apa
yang ada di perutnya diantara kotoran dan darah (berupa) susu yang bersih yang
mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya “
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah memberi kita minuman
dari dalam perut binatang ternak yang mencakup onta, sapi, dan kambing berupa
susu yang suci lagi bermanfaat bagi yang meminumnya (baik untuk anak kecil atau
orang dewasa). Berarti tidaklah benar bahwa minum susu itu hanya dikhususkan
bagi yang masih kecil atau hanya pada susu ASI bukan dari susu binatang ternak,
karena bagaimana mungkin kita akan mencela apa yang diberikan oleh Allah SWT.
Forsan Salaf
Posting Komentar