Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Dunia Dalam Perspektif Salaf (1)

Dunia Dalam Perspektif Salaf (1)

‘Ketahuilah, sesungguhnya segala sesuatu memiliki hakekat, dan hakekat iman adalah kosongnya hati dari dunia dan segala kenikmatannya yang memabukkan. Suatu ketika Rasulullah SAW bertanya kepada Haritsah, “Bagaimana kabarmu pagi hari ini, wahai Haritsah ?” “Pagi ini aku beriman kepada Allah secara hakiki.” Jawab Haritsah. “Bagaimanakah hakikat iman menurutmu?” sambung Rasulullah. “Aku mengosongkan diriku dari dunia, sehingga bagiku sama saja nilai emas dengan batu-batu yang lainnya.” Jawab Haritsah kembali. “Sekarang kamu telah mengetahui hakekat iman, maka lazimilah dan berzuhudlah di atas dunia…!” ujar Rasulullah.


Sesungguhnya salah satu asas agama ini adalah zuhud, menjahui kenikmatan dunia yang bersifat sementara. Kenikmatan yang pada akhirnya disesali oleh mereka yang terlarut di dalamnya. Dunia pada hakekatnya tidak ada nilainya. Bahkan Allah SWT sendiri tak pernah memandang dunia semenjak menciptakannya. Allah juga mewanti-wanti hamba-hamba pilihannya agar tidak tertipu dan senantiasa menjahui dunia. Maka tak dapat diragukan lagi bahwa zuhud adalah sumber dari keberuntungan dan kebahagiaan. Oleh karena itu perilaku zuhud merupakan identitas diri orang-orang yang mulia dan para pemimpin umat terdahulu.


Adapun mencintai dunia, perilaku itu adalah pangkal dari perbuatan dosa dan sumber dari berbagai bencana, fitnah dan kerusakan. Rasulullah SAW bersabda,

حُبُّ الدُّنْيَا رَأسُ كُلِّ خَطِيْئَةٍ


“Cinta kepada dunia adalah pangkal dari segala perbuatan dosa.”


Seperti halnya jika mencintai dunia merupakan pangkal dari segala perbuatan dosa, maka membenci dunia adalah sumber dari kebahagiaan dan tangga menuju kesuksesan. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah SWT berfirman,-

مَا تَعَبَّدَ لِي عَبْدِي الْمُؤْمِنُ بِمِثْلِ الزُّهْدِ فِي الدُّنْيَا


“Tidaklah dapat seorang hambaku yang beriman kepadaku beribadah kepadaku seperti halnya zuhud di dunia”. 

Maksudnya ialah seseorang dengan ibadahnya takkan dapat memperoleh pahala sebesar pahala zuhud, di selain ibadah fardhu tentunya.


Seseorang apabila membaca dan menghayati ayat-ayat Al Qur’an dengan sungguh-sungguh, kemudian menelaah hadits-hadits nabi dengan teliti, serta menyimak kalam-kalam ulama salaf yang ikhlas, maka ia akan menyadari bahwa dunia tidak ada nilainya sama sekali. Sebab ayat-ayat Al Qur’an , hadits-hadits nabi serta kalam ulama terdahulu berulang kali mencela dan menghinakan dunia. Orang yang demikian akan insyaf dan akan berusaha mengosongkan dirinya dari dunia untuk berzuhud meninggalkan kenikmatan dunia lalu menghadapkan dirinya dengan penuh kepada Sang Pencipta seluruh alam. Kemudian niscaya ia akan lebih bersemangat untuk mendapatkan kenikmatan-kenikmatan surga yang abadi yang di dalamnya tak ada masa tua, kematian, kerusakan.


Sungguh, surga adalah suatu kenikmatan hakiki yang tak dapat disifatkan. Rasulullah SAW menggambarkan surga sebagai kenikmatan yang tak pernah di pandang oleh mata, didengar oleh telinga, dan bahkan tak pernah terlintas dalam hati manusia. Dan di balik itu semua masih tersimpan kenikmatan-kenikmatan lain yang lebih dahsyat dan seterusnya hingga kenikmatan tertinggi yaitu memandang kehadirat Yang Maha Kuasa, Allah SWT. Maka, apalah arti dunia yang sedikit dan cepat berlalu ini.




Habib Muhsin bin Alwi Assegaf
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger