Sabda Rasulullah SAW , “Sungguh islam itu mudah, tiadalah yang memaksakan dirinya maka ia akan kalah,
maka berbuatlah sewajarnya, dan mendekatlah pada perbuatan baik, dan ketahuilah
kabar gembira pada amal amal, dan mohonlah (berdoalah) pada pagi hari, sore
hari dan sebagian waktu akhir malam” (Shahih Bukhari)
Telah bersabda Nabiyyuna Muhamamd Saw ketika seseorang
wanita yang hamil, Allah memerintahkan Malaikat didalam rahimnya yang selalu
menyampaikan Kehadirat Allah. Jika sudah masuk janin ke dalam rahimnya maka
Malaikat berkata “Ya Rabb nuthfah” (Wahai Allah janin telah masuk ke
dalam rahim). Lantas apabila ia telah menjadi gumpalan darah dengan Kehendak
dan Pengaturan Allah. Malaikat mengatakan “Ya Rabb…” (Wahai Allah dan Malaikat
terus mengabarkan akan keadaan sang bayi).
Wahai Allah telah menjadi gumpalan
daging bayi ini, Wahai Allah telah mulai terbentuk bayi ini dan ketika ia
hampir berbentuk, kelaminnya ditanyakan oleh Malaikat “Ya Rabb adzakar am
untsa” (Wahai Allah apa yang Kau inginkan dari bayi ini, lelaki atau
wanita). Maka dengan Kehendak Allah Swt memilihkan kelaminnya dan setelah itu
muncullah bayi dan ditiupkan padanya ruh. Berdetaklah jantungnya dan
berfungsilah seluruh aliran darahnya, berfungsilah seluruh tubuhnya dan menanti
ijin untuk lahir ke muka bumi yang milik Allah, menanti ijin bernafas didunia
yang milik Allah, ia pun lahir ke muka bumi dan menyerukan suara dan setelah
itu ia hidup dengan Kehendak Illahi. Dialah (Allah) Yang Maha Memiliki setiap
kelahiran, Yang Maha Memiliki setiap kehidupan, Yang Maha Menjatuhkan seluruh
kekuasaan dengan kematian.
Dialah (Allah) Maha Suci Allah Swt dan beruntunglah hamba –
hamba Nya yang selalu ingat bahwa Allah menyukai istighfar dan taubat. Inilah
satu – satunya hal yang menyelamatkan para pendosa dari kehinaan dan api
neraka. Mereka selamat karena memahami ada Yang Maha Mengampuni yang tiada
pernah bosan Mengampuni, Yang Maha Pengasih, Yang Lebih Dermawan dari semua
yang dermawan, Yang Maha Diharapkan dari semua yang diharapkan. Dialah Allah
Swt.
Allah memahami bahwa kita tidak menyukai musibah sehingga
Allah berikan semua musibah itu menjadi penghapusan dosa dan menggantikan hal
yang tidak kita sukai dengan hal – hal yang lebih indah. Diriwayatkan didalam
Shahih Bukhari, Rasul Saw bersabda “tiadalah seseorang yang meninggal 3
orang anaknya terkecuali Allah jadikan itu sebagai penghalang dari api neraka
(hijaban lahu minannaar)”.
Berarti kalau seseorang punya anak 3 yang
meninggal maka Allah jadikan itu benteng baginya dari api neraka. Betapa
pedihnya dan sulitnya dan pahitnya kehilangan seorang anak, bagaimana dengan 3
orang anak? Seakan – akan sirna seluruh kenikmatan yang dia lewati sebelumnya.
3 orang anak yang wafat dari anak – anaknya (misalnya) namun hal itu diganti
dengan hijaban lahu minannaar. Kesedihan itu kecil kalau dibandingkan anugerah
bebas dari api neraka.
Ketika ia melihat api neraka di yaumal qiyamah, ia akan
memuji Allah, Maha Suci Engkau Wahai Rabb yang membuat 3 orang anakku wafat dan
aku terjaga dari api yang mengerikan ini. Disaat itu kalau seandainya orang
sudah melihat api neraka, seandainya ia mempunyai 100 orang anak pun rela
dikorbankan demi selamat dari api itu. Seandainya ia mesti melewati kesedihan
sepanjang ia lahir hingga ia wafat, ia akan lewati kesedihan itu dan ia anggap
gembira jika ia lihat api neraka itu.
lalu para Sahabat bertanya “kaifa bi itsnain?”
(bagaimana kalau yang 2 orang anaknya yang wafat?). Rasul saw menjawab “bal
itsnain” (juga kalau hanya 2 yang wafat) juga menjadi hijab baginya dari
api neraka. Kesedihannya dibayar oleh Allah dengan selamat dari api neraka
selama – lamanya.
Inilah anugerah yang ingin saya kupas dari hadits ini betapa
Allah selalu membayar kesedihan kita dengan kebahagiaan yang jauh lebih besar
daripada kesedihan itu sendiri. Kalau seandainya seseorang itu melihat 2
anaknya wafat didunia lalu ia tahu kalau di akhirat ia akan masuk api neraka
maka betapa tidak berartinya seluruh anaknya kalau ia harus menginjak api
neraka. Allah selamatkan itu semua, akan tetapi tentunya kita tidak ingin anak
kita wafat. Maka selalulah memohon luthuf (kelembutan) dan kelembutan
dari takdir – takdir Ilahi Swt.
Inilah Keagungan Allah Swt kepada hamba – hamba Nya yang
beriman kepad umat Nabi Muhammad Saw dan kita telah mendengar hadits yang
bersama – sama kita baca tadi “innaddina yusrun” (agama islam ini mudah).
“wala yusyaaddaddina ahadun illa ghalabahu” (seseorang jika memaksakan
dirinya untuk taat melebihi kemampuannya, ia akan ditundukkan dan dikalahkan
oleh keinginannya sendiri). Maksudnya apa? Al Imam Ibn Hajar didalam kitabnya
Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan ketika yang dimaksud
“innaddiina yusrun”, agama islam ini mudah maksudnya adalah Allah sudah
Maha Mengetahui mana yang sulit bagi kita dan mana yang mudah. Allah jadikan
agama ini mudah bagi kita. Jadi kalau kita merasa sulit itu adalah hawa nafsu
kita yang berbicara tetapi pada hakekatnya semua umat ini mampu melakukan apa –
apa yang diperintahkan oleh Allah Swt.
Habib Munzir Al Musawwa
Posting Komentar