Terkadang
Allah menisbatkan tindakan kepada diri-Nya dan Nabi Muhammad secara bersamaan
sebagaimana firman Allah :
وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوا مَا
آَتَاهُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ سَيُؤْتِينَا اللَّهُ
مِنْ فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ
Jikalau mereka
sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan RasulNya kepada
mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi Kami, Allah akan memberikan
sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, Sesungguhnya Kami
adalah orang-orang yang berharap kepada Allah," (tentulah yang demikian
itu lebih baik bagi mereka).(QS. At-Taubah : 59)
‘Aisyah
RA meriwayatkan bahwa Allah SWT jika berkehendak menciptakan janin maka Allah
mengutus malaikat. Lalu malaikat memasuki rahim dan memungut sperma dengan
tangannya kemudian membentuknya sebagai jasad. Malaikat bertanya, “Wahai
Tuhanku, laki-laki atau perempuan jenis kelamin janin ini dan apakah ia normal
atau cacat ?”
Lalu Allah menetapkan janin sesuai dengan kehendak-Nya dan
malaikat pun membentuknya. Dalam versi lain, malaikat membentuk janin dan
meniupkan nyawa padanya sebagai janin yang mendapat bahagia atau celaka.
Pemahaman
tentang hakikat penyandaran perbuatan kepada hamba ini sangat penting bagi
seorang muslim agar ia tidak gegabah dalam memahami teks dalil, sehingga
apabila terjadi kekeliruan pemahaman akan menimbulkan keresahan ummat. Maksud
hati ingin memurnikan tauhid kepad Allah SWT, namun dalam realisasinya malah
sebaliknya, yaitu menyalahkan tauhid yang murni dan meresahkan umat Islam!
Di antara ungkapan-ungkapan
provokatif yang meresahkan umat Islam adalah adanya fatwa bagi seseorang yang
merayakan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, dosanya itu lebih besar daripada
doza zina dan perkara haram lainnya. Dan hewan yang disembelih dalam rangka maulid
Nabi Muhammad SAW adalah najis.
Sebagai
bahan pertimbangan bagi seseorang yang merasa resah dan bingung mengenai jalan
mana yang harus diikuti, senang merayakan maulid Nabi Muhammad SAW atau
menganggapnya sebagai dosa besar? berikut argumen-argumen yang dapat
direnungkan :
Merayakan
maulid Nabi Muhammad SAW pada dasarnya adalah menceritakan sejarah Nabi
Muhammad SAW, mulai dari nasab beliau, kelahiran beliau, perjuangan beliau,
mukjizat-mukjizat beliau, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perjalanan hidup
beliau. Bagaimana seseorang bisa mengenal dan mencintai Nabi Muhammad SAW
kalau sejarah kehidupan beliau dilarang untuk diceritakan!
Imam Ahmad bin Hajar al-Asqalani
menetapkan dasar peringatan maulid Nabi SAW dari hadis sahih :
أنّ النبي صلى الله عليه وسلم قدم المدينة فوجد اليهود يصومون يوم عاشوراء
فسألهم فقالوا: هذا يوم أغرق الله فرعون ونجّى موسى فنحن نصومه شكرًا لله
تعالى فقال النبي صلى الله عليه و سلم نحن اولى بموسى منكم فامر بصومه
“Sesungguhnya
Nabi SAW datang ke Madinah dan menjumpai orang-orang Yahudi berpuasa pada hari
Asyuro’. Beliau bertanya kepada mereka. Mereka pun menjawab : Hari ini Allah
menenggelamkan Fir’aun dan menyelamatkan Musa, oleh sebab itu kami berpuasa
karena syukur kepada Allah. Nabi SAW bersabda : Kami lebih berhak (memuliakan)
Nabi Musa dari pada kalian. Lau beliau memerintahkan berpuasa hari itu.
Dari hadis
di atas, dapat diambil pengertian bahwa berbuat sesuatu sebagai tanda
syukur kepada Allah atas anugerah-Nya berupa nikmat, atau terhindar dari bahaya
pada hari tertentu adalah boleh, bahkan dianjurkan. Syukur kepada Allah dapat
dimanifestasikan dalam berbagai bentuk ibadah, seperti shalat, puasa, dan
sedekah. Nikmat apakah yang lebih besar dari pada nikmat lahirnya Nabi
Muhammad SAW?
Rangkaian acara dalam perayaan
maulid Nabi Muhammad SAW seluruhnya adalah perbuatan terpuji, meliputi :
sedekah, shalawat, tilawah al-Qur’an, dzikir, menjalin tali silaturrahim, dan
perbuatan terpuji lainnya. Sesungguhnya semua amal perbuatan itu tergantung
pada niat.
Mengenai
sembelihan untuk perayaan maulid dikatakan najis, jelas anggapan ini terlalu
gegabah. Selama rukun-rukun dalam penyembelihan terpenuhi, hewan sembelihan itu
halal dimakan.
Kitab Mafahim Yanjibu Antushohhah Karya Abuya Al Maliki, Pengajian oleh KH. Akhmad Kharis Masduki
Posting Komentar