Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Mengenang Kisah Indah Nabi Yusuf AS (1)

Mengenang Kisah Indah Nabi Yusuf AS (1)

Hari masih pagi benar ketika Yusuf muda menghampiri ayahandanya dengan penuh gairah. Mimpi yang datang kepadanya semalam, meski sepintas terkesan biasa saja, ternyata terlalu istimewa untuk disimpannya sendiri. Dalam mimpi yang luar biasa ini, ia melihat sebelas bintang turun dari langit, diikuti matahari dan bulan, semuanya bersimpuh di hadapannya.


Al-Qur’an menyebut kisah Yusuf dengan ”ahsanal qasas”, “the best of stories,” atau  ”kisah terindah dari semua kisah yang ada.” Beberapa narasi melukiskan bahwa seluruh isi Al-Qur’an merupakan ”ahsanal qasas,” sementara kisah Yusuf menjadi yang paling indah dari semua kisah yang indah itu.


Menurut Ibn Abbas, komentator Islam yang tersohor itu, Yusuf mendapatkan mimpi ini pada malam sebelum Jum’at yang bertepatan dengan ”Laylat-ul-Qadr,” malam ketika nasib dan suratan hidup manusia ditentukan. Taba’Taba’i dalam Al-Mizan, berpendapat bahwa kisah Yusuf bermula dengan sebuah impian yang membawa berkah baginya. Impian ini pula yang menanamkan harapan masa depannya, yang membuat dia mampu meniti jalan Ilahiah dengan segala kesabaran dan keteguhan hati.


Yusuf adalah putera kesebelas Ya’qub yang terlahir setelah Benyamin. Terkecuali Benyamin, saudara-saudaranya yang lain terlahir dari ibu yang lain. Ya’qub adalah putera Ishaq, sedangkan Ishaq adalah putera Ibrahim. Turun-temurun nabi-nabi inilah yang menyebabkan Rasul pernah berkata, ”Al-karim ibn – ul- karim – ibn –ul – karim,” yang mulya, putera yang mulya, putera dari yang mulya pula: Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim!


Mimpi yang dialami para nabi tentulah tidak sama dengan mimpi orang biasa. Adakalanya mimpi-mimpi ini perlu diinterpretasikan seperti mimpi Yusuf ini. Pada contoh yang lain, seperti mimpi Ibrahim menyembelih Ismail tidak perlu dita’wilkan karena tentu hal ini tidak boleh menjadi kenyataan.


Al-Qur’an menyebutkan beberapa peristiwa mimpi yang kemudian terbukti. Impian Yusuf tentang sebelas bintang, matahari dan bulan kelak terbukti dengan pangkat dan kemulyaan yang diperolehnya. Mimpi Rasul tentang masuknya kaum muslimin ke Mesjidil Haram, menjadi suatu kenyataan dengan penaklukan Mekah. Impian yang datang kepada ibunda Musa agar menghanyutkan bayi Musa di aliran Sungai Nil menjadi sungguhan. Di samping mimpi-mimpi ini, masih banyak mimpi lain yang bukan hanya sekedar mimpi belaka. Mimpi Yusuf dalam kisah ini merupakan ”highlight” atau kilas pandang pertama perjalanan hidupnya yang penuh liku.


Yusuf menuturkan mimpinya kepada sang ayah ketika saudara-saudaranya tidak berada di tempat. Sikap terpuji ini menggambarkan sikap luar biasa dari seorang remaja bernama Yusuf. Bintang-bintang, matahari dan bulan bersimpuh kepadanya. Apakah gerangan makna dan rahasia mimpi yang satu ini? Ya’qub pun merenung sesaat dan semuanya kemudian menjadi jelas baginya. Bulan dan matahari adalah lambang kedua orang-tuanya, sementara bintang yang sebelas adalah kesebelas orang saudaranya.


Impian indah ini meramalkan kedudukan dan derajat tinggi yang akan dicapai Yusuf kelak kemudian hari. Demikian tingginya prestasi ini sehingga bintang, matahari dan bulan semuanya merunduk kepadanya. Jabatan yang akan diemban Yusuf begitu penting sehingga  akan  membuat banyak orang menghamba kepada dirinya. Suatu impian yang sungguh luar biasa!


Di dalam surat Yusuf ayat 5, ketika mendengar kisah mimpi putranya, Ya’qub berkata:


قَالَ يَا بُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَى إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ



“Hai anakku, janganlah kamu ceriterakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.”


Peringatan Ya’qub kepada Yusuf memuat pelajaran teramat berharga bagi kita semua. Sebagai orang  tua, hendaknya kita memahami benar apa yang disuka dan tidak disuka oleh putra-putra kita. Kerahasiaan hendaknya dijaga dengan baik agar tidak memberi celah kepada setan untuk membakar rasa cemburu dan iri-hati. Janganlah kita menceriterakan sesuatu yang akibatnya dapat mengakibatkan timbulnya dendam dan cemburu. Ternyata, rasa cemburu saudara-saudara Yusuf inilah yang telah membuka jalan bagi setan dalam berbuat jahat kepada Yusuf.


Boleh jadi cinta-kasih Ya’qub kepada Yusuf yang melebihi kepada putra-putranya yang lain dikarenakan usia Yusuf yang masih muda belia atau karena kelebihan yang lain. Namun hal ini telah membuat mereka semua menganggap bahwa Ya’qub telah melakukan kesalahan teramat besar, padahal mereka merasa sebagai kelompok yang kuat (wa nahnu ’usbatun).



Habib Husain Shahab
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger