Ada sebuah pengalaman menarik yang cukup menggetarkan hati saya. Kisah ini
berawal dari prayer room di University of Southampton, United Kingdom
(Inggris). Seperti layaknya masyarakat di dunia Barat lainnya, kaumMuslimin
adalah minoritas di Inggris termasuk di kota Southampton. University of
Southampton sendiri adalah universitas terbesar di kota tersebut dan berdiri
cukup lama sehingga memiliki banyak pengalaman di bidang pendidikan. Tidak
heran jika banyak mahasiswa asing yang menuntut ilmu disini termasuk dari
negara-negara Islam.
Alhamdulillah komunitas Islam di kampus
ini cukup solid walaupun jumlahnya tidak cukup banyak. Di antara salah satu
usaha menghargai agama lain, sebuah prayer room (ruangan sholat) berdiri di
tengah kampus, tempat di mana mahasiswa/i Muslim suka berkumpul untuk
melaksanakan sholat-sholat fardhu dan berjamaah 5 waktu. Bahkan di hari Sabtu
dan Ahad. Di sini juga menjadi tempat berkumpul pada saat perayaaan hari-hari
besar Islam. Biasanya, pada saat jam kuliah, prayer room selalu dipadati oleh
mahasiswa-mahasiswa Muslim yang akan menunaika sholat. Menjelang petang, jamaah
yang hadir sudah mulai berkurang, tidak sebanyak siang hari.
Di suatu hari menjelang sholat Maghrib
berjamaah, di antara jamaah yang hadir ada dua gadis kecil yang cantik. Sekilas
dua gadis ini terlihat biasa saja, layaknya gadis kecil yang akan ikut sholat,
mereka tidak selalu terlihat serius, sering mereka juga bermain atau sekedar
bercanda di dalam prayer room. Awalnya saya pikir mereka adalah anak salah satu
jamaah dari salah satu negara di Timur Tengah. Sebab wajah penduduk dari belahan
dunia tersebut terkadang tampak khas di mata saya. Kulit kuning dan rambut
kecoklatan tampak sekali mereka seperti anak kecil dari negara di sekitar
semanajung Arab.
Setelah sholat Maghrib saya kembali ke
ruangan saya untuk melanjutkan aktivitas yang saya lakukan saat itu. Ketika
waktu sholat isya tiba, saya kembali pergi ke prayer room dan bertemu kembali
dengan dua gadis kecil tadi. Pikir saja, rajin juga mereka, dari Maghrib belum
pulang, sampai dibela-belain menuggu sholat Isya’ berjamaah juga. Muncul rasa
kekaguman saya pada mereka. Beberapa hari kemudian dan di hari-hari lain saya
bertemu lagi dengan kedua gadis kecil tersebut. Dan seperti hari-hari
sebelumnya mereka juga menunaikan sholat Maghrib danIsya’ berjamaah di
prayer room. Pikir saya hebat juga semangat dua anak ini untuk sholat jamaah di
prayer room. Maklum, saat sholat berjamaah Maghrib dan Isya’ biasanya
kondisi prayer room tidak seramai siang hari karena mahasiswa-mahasiswa sudah
kembali ke rumah masing-masing, hanya beberapa orang saja yang ikut berjamaah
dan rata-rata mereka adalah mahasiswa S3 yang bekerja sampai larut malam,
sehingga 2 gadis ini sangat menarik perhatian saya apalagi kondisi cuaca di UK
saat ini yang sedang musin gugur sangat dingin pada malam hari.
Untuk pergi ke prayer room bagi gadis kecil
seusia mereka sudah merupakan perjuangan berat karena harus melawan dingin. Tak
henti-hentinya kekaguman sama muncul kembali. Terpikir oleh saya pasti orangtua
mereka sangat baik menanamkan Islam sampai mereka rela pergi malam hari untuk
sholat berjamaah.
Iseng-iseng setelah sholat Isya’ saya
menghampirinya dan berkenalan. Saya bertanya sedikit sekedar menjawab penasaran
saya akan ketekunan keluarga mereka menanamkan Islam. Dugaan saya selama ini
salah besar. Subhanallah cerita mereka benar-benar menyentuh hati saya dan
membuat saya merasakan keagunganNya. Ternyata mereka sedang belajar sholat
karena sedang tertarik Islam. Awalnya Melihat Sholat Dua gadis tersebut bernama
Jamine (11 tahun) dan Jade (12 (tahun), mereka berdua bersahabat di sekolah.
Jangan keliru, mereka bukan dari keluarga dari Timur Tengah, seperti dugaan
saya sebelum ini. Mereka adalah gadis kecil Inggris asli (native girls) dan
berasal dari keluarga non Muslim. Orangatua mereka bukan Muslim, bahkan tidak
ada seorang pun dari keluarga besar mereka yang memeluk agama Islam.
Tidak seperti layaknya anak-anak di
Indonesia yang mengenal Islam karena orangtua atau keluarga mereka, rupanya
Islam sudah menyentuh hati mereka tanpa dorongan siapapun dari keluarga mereka.
Dengan ijinNya, Allah telah membukan pintu hati mereka dan memebuat mereka
tergerak hati untuk ingin tahu dan belajar tentang Islam. Subhanallah Rupanya,
ketertarikan mereka berawal ketika melihat salah seorang teman sekolah mereka
yang berasal dari Pakistan sedang melaksanakan sholat. Seperti diketahui,
Inggris adalah negara multicultural hingga banyak penduduk dari negara lain
tinggal sementara atau bahkan menetap di termasuk dari penduduk negara-negara
Islam.
Akibat sering melihat teman mereka yang
berasal dari Pakistan sedang sholat membuat, dua sahabat cilik ini penasaran.
Dari rasa penasaran itulah kemudian timbul ketertarikan mereka berdua terhadap
Islam. Beruntung mereka tinggal di sekitar kampus sehingga mereka dapat mencari
informasi dan memberanikan diri untuk mengunjungi di prayer room kampus. Pada
awalnya mereka hanya bermain saja, namun tak perlu menunggu waktu lama sampai
akhirnya mereka tertarik untuk ikut sholat berjamaah juga. Meski mengaku
awalnya malu-malu dan tidak suka menjadi perhatian dan sorotan sisters(jamaah
putri) di prayer room, Alhamdulillah saat ini mereka sudah mulai bisa menerima
kehadiran dan bergabung dengan jamaah putri yang lain. Kami dan para sisters
akhirnya sepakat untuk tidak terlalu membebani mereka dengan ajaran Islam dan
untuk sementara waktu membiarkan mereka betah di prayer room dan nyaman dengan
Islam terlebih dahulu. Dengan merasakan hangatnya persaudaraan dan keluarga di
lingkunagn Islam, semoga semakin membuat mereka lebih tertarik akan Islam.
Kisah mereka benar-benar membuat saya
tersentuh. Jika Allah sudah menginginkan untuk membuka pintu hati seseorang,
maka siapapun orang tersebut pasti akan menerima hidayahNya. Saya ingat Surat
al-Qashash; َ
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang
kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya,
dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” [QS:
al-Qashash: 56]
Subahanallah masihkah kita tidak malu pada
diri sendiri yang sudah mengenal Islam semenjak kecil tapi kadang tidak
mempunyai semangat yang gigih untuk lebih dekat denganNya. Doa kami para jamaah
putri di prayer room untuk kedua gadis kecil tersebut, semoga mereka akan
menjadi Muslimah yang kaffah yang akan ikut menyiarkan Islam di UK kelak. Dan
semoga kita semua juga mendapat berkah dan rahmat Allah dan dibukakan pintu
hati untuk selalu dekat denganNya. Amin.
Nurhadida Arini, Southampton, 23 Oktober 2013 Penulis
adalah dosen Poltek Elektro ITS sekarang sedang kuliah S3 di University of
Southampton, United Kingdom.
Posting Komentar