Dalam mengarungi samudera kehidupan yang penuh dangan
cobaan, sering kali seseorang mengalami cobaan dan penderitaan, keputusasaan
dan lain sebagainya. Biasanya, di saat seperti itu tanpa disadari orang
tersebut berkata, ”…dari pada hidup seperti ini, lebih baik aku mati…”.
Alah SWT telah menjelaskan dalam salah satu firmannya,
“…tidak akan Allah bebani sesuatu kepada jiwa seseorang kecuali ia masih mampu
menanggungnya..”.
Janganlah sekali-kali mengeluh dengan apa yang diberikan
oleh Allah SWT kepadamu wahai saudaraku seiman. Ia yang Maha Pemurah tidak akan
membebani sesuatu kepadamu kecuali engkau mampu memikulnya, dan janganlah
sekali-kali engkau mengharap kematian guna menyelesaikan kesengsaraan dan
cobaan yang menimpamu.
Rasulullah saw bersabda, “Janganlah sekali-kali salah
seorang dari kalian mengharap kematian karena kesengsaraan yang menimpanya, dan
apabila harus berharap maka berdoalah, “Ya Allah, hidupkanlah aku jika
kehidupan adalah yang terbaik bagiku, dan matikanlah aku apabila kematian
adalah yang terbaik bagiku….”.
Dalam riwayat lain Anas bin Malik ra meriwayatkan bahwa
Baginda saw bersabda, “Janganlah sekali-kali salah seorang dari kalian
mengharap kematian, kalau ia seorang yang baik, boleh jadi bertambah
kebaikannya, dan jika ia seorang yang jahat, boleh jadi dia bertaubat.”
Ketahuilah, kematian adalah sebuah musibah yang amat sangat
besar. Para ulama berkata, “Allah SWT menjadikan kematian sebagai musibah
besar.” Begitu juga dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah, “Dulu kamu
ditimpa musibah (bahaya) kematian. sebab kematian adalah pergantian dari suatu
keadaan ke keadaan lain, perpindahan dari suatu tempat tinggal ke tempat
tinggal yang lain”.
Kematian adalah musibah dan bencana yang besar, namun
musibah yang paling besar dari itu semua adalah kelalaian akan kematian itu
sendiri, keengganan untuk mengingat dan merenunggi dan pengabaian terhadap
perbuatan amal shalih.
Para ulama sepakat, bahwa kematian adalah sebuah pelajaran
bagi mereka yang menjadikan sebagai pelajaran dan merupakan sebuah perenungan
bagi mereka yang mau memikirkannya. Oleh karena itu, jika seorang hamba yang
disibukkan dengan renungan kematian, niscaya ia tidak akan terperangkap dalam
perbuatan dosa.
Dari penjelasan di atas dapat kita pahami bahwa kematian
terbagi menjadi dua keadaan, bagi orang yang beriman, maka kematian adalah yang
terbaik, karena disitu terjadi pertemuan antara kekasih dengan yang dikasihi
sebagaimana diriwayatkan di saat malaikat maut hendak mencabut nyawa Nabi
Ibrahim As, Ibrahim berkata, “Pernahkah engkau melihat kekasih mencabut nyawa
kekasihnya?”. Malaikat maut kembali kepada Yang Maha Kuasa, dan Allah pun
berkata, “Pernahkah engkau melihat kekasih tidak senang bertemu dengan
kekasihnya?” Setelah pesan itu disampaikan kepada Nabi Ibrahim As, ia berkata
kepada malaikat maut, “Cabutlah nyawaku sekarang!” Dan kematian bagi orang yang
lalai dan ahli maksiat, maka itu adalah sebuah malapetaka.
Sebenarnya, tanpa meminta kematian kepada Allah SWT hal
tersebut sudah pasti akan datang, Allah SWT berfirman, “Setiap jiwa pasti akan
mati”. Kematian datang sesuai dengan kehendak Yang Maha Kuasa.
Diriwayatkan bahwa ketika salah seorang pembantu dari India
menemui Nabi Sulaiman, datang malaikat maut yang menyerupai manusia
bersilaturahmi melihat kekasih Allah SWT, Sulaiman As. Sepulang malaikat maut ,
pembantu tersebut bertanya kepada Nabi Sulaiman, “Siapkah dia?”. Nabi Sulaiman
menjawabnya, “Ia adalah malaikat maut”.
Mendengar jawaban Nabi Sulaiman, pembantu itu ketakutan dan
memohon kepada Nabi Sulaiman agar mengembalikannya ke negri India dengan angin,
dan Nabi Sulaiman pun mengabulkannya. Tak lama kemudian malaikat maut menjumpai
Nabi Sulaiman dan ia berkata, “Tadinya aku merasa heran, Allah SWT
memerintahkanku untuk mencabut nyawa pembantu anda setelah kepulanganku dari
tempatmu tadi, dan Ia Yang Maha Kuasa memerintahkanku untuk mencabut nyawa
pembantumu di India, sedangkan aku mengetahui bahwa pembantu tersebut ada
bersamamu. Namun, ketika aku sampai di India kudapatkan pembantu tersebut berada
di sana, sungguh Maha Kuasa Rabbuna Jalla Wa’alla.
Semoga Allah mengakhiri usia kita dalam keadaan husnul
khatimah, Aamiin.
Habib Muhammad Syahab
Posting Komentar