Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Hadits Ghaidir Khum (Perselisihan Ummat Syiah dan Ummat Islam) Bag. 2

Hadits Ghaidir Khum (Perselisihan Ummat Syiah dan Ummat Islam) Bag. 2


Dalam hadits qudsi, Allah berfirman yang artinya: Para Wali-Ku itu ada dibawah naungan-Ku, tiada yang mengenal mereka dan mendekat kepada seorang wali, kecuali jika Allah memberikan Taufiq HidayahNya



Abu Yazid al Busthami mengatakan: Para wali Allah merupakan pengantin-pengantin di bumi-Nya dan takkan dapat melihat para pengantin itu melainkan ahlinya.



Sahl Ibn Abd Allah at-Tustari ketika ditanya oleh muridnya tentang bagaimana (cara) mengenal Waliyullah, ia menjawab: Allah tidak akan memperkenalkan mereka kecuali kepada orang-orang yang serupa dengan mereka, atau kepada orang yang bakal mendapat manfaat dari mereka untuk mengenal dan mendekat kepada-Nya.



Begitupula dengan hadist Qudsi tersimpan pada pribadi pribadi sahabat Nabi dan disampaikan lewat mulut ke mulut . Karena isinya yang tinggi, Hadist Qudsi tercecer hanya pada sahabat sahabat khusus saja, yang menyimpannya bagi dirinya sendiri dan kemudian menurunkannya pada orang orang tertentu pula. Sebagaimana Abu Hurairah berkata , Aku menerima sekantung ilmu dari Rasulullah. Separuh kantung aku bagikan kepada kamu semua dan separuhnya lagi aku simpan buat aku sendiri . Karena jika yang separuh lagi itu aku bagikan juga , niscaya kalian akan mengkafirkanku dan menggantungku



As Sarraj at-Tusi mengatakan : Jika ada yang menanyakan kepadamu perihal siapa sebenarnya wali itu dan bagaimana sifat mereka, maka jawablah : Mereka adalah orang yang tahu tentang Allah dan hukum-hukum Allah, dan mengamalkan apa yang diajarkan Allah kepada mereka. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang tulus dan wali-wali-Nya yang bertakwa.



Dari Abu Umamah ra, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: berfirman Allah Yang Maha Besar dan Agung: Diantara para wali-Ku di hadhirat-Ku, yang paling menerbitkan iri-hati ialah si mumin yang kurang hartanya, yang menemukan nasib hidupnya dalam shalat, yang paling baik ibadat kepada Tuhannya, dan taat kepada-Nya dalam keadaan tersembunyi maupun terang. Ia tak terlihat di antara khalayak, tak tertuding dengan telunjuk. Rezekinya secukupnya, tetapi iapun sabar dengan hal itu. Kemudian Beliau shallallahu alaihi wasallam menjentikkan jarinya, lalu bersabda: Kematiannya dipercepat, tangisnya hanya sedikit dan peninggalannya amat kurangnya. (HR. At Tirmidzi, Ibn Majah, Ibn Hanbal).



Para Wali Allah (kekasih Allah) , jika melihat mereka mengingatkan kita kepada Allah



Dari Amru Ibnul Jammuh, katanya: Ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Allah berfirman: Sesungguhnya hamba-hambaKu, wali-waliKu adalah orang-orang yang Aku sayangi. Mereka selalu mengingatiKu dan Akupun mengingat mereka. (Hadis riwayat Abu Daud dalam Sunannya dan Abu Nuaim dalam Hilya jilid I hal. 6)



Dari Said ra, ia berkata: Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ditanya: Siapa wali-wali Allah? Maka beliau bersabda: Wali-wali Allah adalah orang-orang yang jika dilihat dapat mengingatkan kita kepada Allah.(Hadis riwayat Ibnu Abi Dunya di dalam kitab Auliya dan Abu Nuaim di dalam Al Hilya Jilid I hal 6)



Imam Al-Bazzaar meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia mengatakan, seseorang bertanya, ya Rasulullah shallalahu alaihi wasallam, siapa para wali Allah itu? Beliau menjawab, Orang-orang yang jika mereka dilihat, mengingatkan kepada Allah, (Tafsir Ibnu Katsir III/83).



Para Wali Allah (kekasih Allah) selalu sabar, wara dan berbudi pekerti yang baik.



Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwaRasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Ada tiga sifat yang jika dimiliki oleh seorang, maka ia akan menjadi wali Allah, iaitu: pandai mengendalikan perasaannya di saat marah, wara dan berbudi luhur kepada orang lain. (Hadis riwayat Ibnu Abi Dunya di dalam kitab Al Auliya)



Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Wahai Abu Hurairah, berjalanlah engkau seperti segolongan orang yang tidak takut ketika manusia ketakutan di hari kiamat. Mereka tidak takut siksa api neraka ketika manusia takut. Mereka menempuh perjalanan yang berat sampai mereka menempati tingkatan para nabi. Mereka suka berlapar, berpakaian sederhana dan haus, meskipun mereka mampu. Mereka lakukan semua itu demi untuk mendapatkan redha Allah. Mereka tinggalkan rezeki yang halal karena akan amanahnya. Mereka bersahabat dengan dunia hanya dengan badan mereka, tetapi mereka tidak tertipu oleh dunia. Ibadah mereka menjadikan para malaikat dan para nabi sangat kagum. Sungguh amat beruntung mereka, alangkah senangnya jika aku dapat bertemu dengan mereka. Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menangis karena rindu kepada mereka. Dan beliau bersabda: Jika Allah hendak menyiksa penduduk bumi, kemudian Dia melihat mereka, maka Allah akan menjauhkan siksaNya. Wahai Abu Hurairah, hendaknya engkau menempuh jalan mereka, sebab siapapun yang menyimpang dari penjalanan mereka, maka ia akan mendapati siksa yang berat. (Hadis riwayat Abu Huaim dalam kitab Al Hilya)



Para Wali Allah (kekasih Allah) suka menangis dan mengingat Allah.



Iyadz ibnu Ghanam menuturkan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Malaikat memberitahu kepadaku: Sebaik-baik umatku berada di tingkatan-tingkatan tinggi. Mereka suka tertawa secara terang, jika mendapat nikmat dan rahmat dari Allah, tetapi mereka suka menangis secara rahasia, karena mereka takut mendapat siksa dari Allah. Mereka suka mengingat Tuhannya di waktu pagi dan petang di rumah-rumah Tuhannya. Mereka suka berdoa dengan penuh harapan dan ketakutan. Mereka suka memohon dengan tangan mereka ke atas dan ke bawah. Hati mereka selalu merindukan Allah. Mereka suka memberi perhatian kepada manusia, meskipun mereka tidak dipedulikan orang. Mereka berjalan di muka bumi dengan rendah hati, tidak congkak, tidak bersikap bodoh dan selalu berjalan dengan tenang. Mereka suka berpakaian sederhana. Mereka suka mengikuti nasihat dan petunjuk Al Quran. Mereka suka membaca Al Quran dan suka berkorban. Allah suka memandangi mereka dengan kasih sayangNya. Mereka suka membahagikan nikmat Allah kepada sesama mereka dan suka memikirkan negeri-negeri yang lain. Jasad mereka di bumi, tapi pandangan mereka ke atas. Kaki mereka di tanah, tetapi hati mereka di langit. Jiwa mereka di bumi, tetapi hati mereka di Arsy. Roh mereka di dunia, tetapi akal mereka di akhirat. Mereka hanya memikirkan kesenangan akhirat. Dunia dinilai sebagai kubur bagi mereka. Kubur mereka di dunia, tetapi kedudukan mereka di sisi Allah sangat tinggi. Kemudian beliau menyebutkan firman Allah yang artinya: Kedudukan yang setinggi itu adalah untuk orang-orang yang takut kepada hadiratKu dan yang takut kepada ancamanKu. (Hadis riwayat Abu Nuaim dalam Hilya jilid I, hal 16)



Para wali Allah jika mereka meminta akan dikabulkanNya



Dalam sebuah hadits Qudsi Allah taala berfirman jika Aku sudah mencintainya, maka Akulah pendengarannya yang ia jadikan untuk mendengar, dan pandangannya yang ia jadikan untuk memandang, dan tangannya yang ia jadikan untuk memukul, dan kakinya yang dijadikannya untuk berjalan, jikalau ia meminta-Ku, pasti Kuberi, dan jika meminta perlindungan kepada-KU, pasti Ku-lindungi. Dan aku tidak ragu untuk melakukan sesuatu yang Aku menjadi pelakunya sendiri sebagaimana keragu-raguan-Ku untuk mencabut nyawa seorang mukmin yang ia (khawatir) terhadap kematian itu, dan Aku sendiri khawatir ia merasakan kepedihan sakitnya. (HR Bukhari 6021)



Dari Anas ibnu Malik ra berkata: Rasul shallallahu alaihi wasallam bersabda: Berapa banyak manusia lemah dan dekil yang selalu dihina orang, tetapi jika ia berkeinginan, maka Allah memenuhinya, dan Al Barra ibnu Malik, salah seorang di antara mereka. Ketika Barra memerangi kaum musyrikin, para Sahabat: berkata: Wahai Barra, sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda: Andaikata Barra berdoa, pasti akan terkabul. Oleh karena itu, berdoalah untuk kami. Maka Barra berdoa, sehingga kami diberi kemenangan. Di medan peperangan Sus, Barra berdoa: Ya Allah, aku mohon, berilah kemenangan kaum Muslimin dan temukanlah aku dengan NabiMu. Maka kaum Muslimin diberi kemenangan dan Barra gugur sebagai syahid.



Ust. Zon Jonggol
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger