Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Makna Ketulusan

Makna Ketulusan

Saat kita berbuat baik kepada tetangga kita atau tamu yang datang kerumah kita. Ada makna kebaikan yang harus di cermati untuk bisa disebut sebagai ketulusan.



Ketulusan sendiri adalah hal yang amat lembut bersembunyi dilubuk hati dan bukan kata terucap dengan lidah. Orang yang tidak berimanpun bisa berbuat baik kepada tetangga dengan pertolongan, penghormatan atau santunan materi. Artinya berbuat baik kepada sesama itu ada baik bagi yang beriman atau yang tidak beriman.



Hanya ada pembeda yang harus senantiasa kita cermati yang akan menjadikan kebaikan itu ada maknanya. Pembeda itu adalah ketulusan, yaitu perbuatan baik yang semata-mata kita lakukan hanya mengharap balasan dari Allah SWT. 

Ada virus yang menghancurkan makna ketulusan, virus yang amat halus, sehalus ketulusan itu sendiri. Virus tersebut adalah riyak atau maksud tersembunyi di balik sebuah kebaikan yang dilakukan. Rasulullah Sollallahu alaihi wassalam pernah menggambarkan virus tersebut seperti lembutnya langkah semut hitam di kegelapan malam di atas batu hitam, tidak terasa kapan masuknya tiba-tiba sudah ada didalam hati.


Saat kita berbuat baik kepada seseorang, namun terasa perbedaan dihati kita saat orang tersebut bersyukur kepada kita atau tidak bersyukur. Jika senyum orang yang kita santuni ada makna dihati kita, itu artinya ketulusan kita telah terjangkit virus riyak. Jika kita masih membedakan peminta-minta yang datang kerumah kita, jika dengan segala kesopananya lalu kita beri sementara yang lain datang dengan kurang sopan lalu tidak kita beri, itu artinya ada virus riyak menjangkit ketulusan kita.


Orang yang tidak tulus akan capek dengan kebaikannya. Begitu sebaliknya ketulusan akan menjadikan pelaku kebaikan dalam puncak kepuasan hati. Saat kita berbuat baik kepada tetangga yang hanya kita lakukan sebagai basa-basi sosial dan hanya mengharap balasan kebaikan dari tetangga baik berupa materi atau sekedar penjagaan rumah yang kebetulan berdampingan.



Di saat kebaikan yang dinanti dari tetangga tidak kunjung didapat, maka rasa jengkel tersembunyi akan menguasai hati kita dan mengantarkan kita untuk menghitung-hitung kebaikan yang pernah kita lakukan. Seorang ustad yang berceramah atau mengajar jika yang mengharap dibalik perjuangannya ini adalah imbalan baik materi atau sekedar sambutan penghornmatan, maka sungguh sangat capek jika ternyata semua itu tidak didapat.  Berbeda dengan orang-orang yang tulus, mereka akan melakukan segala kebaikan dengan penuh kepuasan dan harapan ridho Allah SWT.



Tidak merasa sakit jika tetangga yang di perlakukan baik tidak mengerti arti terimakasih dan tidak merasa gundah disaat kebaikan mereka tidak dilihat  dan dihargai oleh manusia. Sebab mereka hanya ingin kebaikanya dilihat oleh Allah SWT Yang Maha Melihat apa yang ada dihati hamba-hambanya. Wallahu a'lam bissawab.





Ust. Buya Yahya
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger