Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Tauhid, Unsur Terpenting Kehidupan (1)

Tauhid, Unsur Terpenting Kehidupan (1)

Akhir-akhir ini, di tanah air kita, diharu-birukan oleh pertentangan antara 3 pengawal tegakny hukum Indonesia, yaitu: KPK, Kejagung, dan Polisi. Masalah yang sedang hangat-hangatny muncul adalah mengenai kewenangan untuk melakukan penyadapan. Sebagai orang beriman, kita seharusny merasa aneh. Sebab begitu ruh dtiupkan kepada kita dan kita disampaikan kepada umur baligh, maka ada 2 pengawas yang secara otomatis mengikuti kita kapanpun dan kemanapun kita pergi.


Apabila kita merasa ada pengawas dari lembaga yang membuat kita seolah-olah tidak perlu ada pengawasan yang tidak sah, sebaiknya kita kembali ke hakekat kita sebagai seorang makhluk ciptaan Allah yang hidup kita tidak bebas. Pada saat Allah meniupkan ruh ke dalam jasad kita, itu sudah mengurangi kebebasan kita. pada saat Allah menempatkan Adam dan Hawa di surga pun, itu tidak bebas. Lantaran ada beberapa hal yang tidak boleh dilanggar oleh Adam dan Hawa.


Bila kita lihat, sebetulnya Allah tidak terlalu sulit memberikan semua hal yang ada di surga kepada Adam. Apabila kita kaji dalam Alquran, hal yang tidak boleh didekati oleh Adam pun, bukanlah sesuatu yang kita kenal saat ini sebagai haram. Tetapi lebih merupakan sesuatu yang memang tidak boleh dilanggar oleh Adam.


Hal ini menandakan bahwa ketauhidan tidak boleh dikontaminasi oleh hal-hal yang menyebabkan kemusyrikan sebesar apapun. Adam diperingatkan dengan adanya sebuah pohon yang tidak boleh didekati. Barangkali itu adalah sesuatu yang sangat sederhana bagi kita. Namun pada akhirnya, amanah tersebut tidak bisa dipegang.


Bagaimanapun juga, sekecil apapun pelanggaran terhadap ketauhidan, implikasinya akan luar biasa bagi manusia.


Bapak para nabi, Nabiyullah Ibrahim AS, juga harus membuktikan bahwa ketauhidannya murni.  Oleh Raja Namrud, dia dipaksa untuk menerima ketauhidan yang tidak murni, yaitu untuk mengakui Namrud sebagai Tuhan. Pada akhirnya, Nabi Ibrahim mempertahankan ketauhidannya dan menanggung resiko dibakar hidup-hidup oleh Namrud. Namun, pada akhirnya dengan kekuasaan Allah, Ibrahim selamat dan apinya menjadi dingin. Hal ini memperlihatkan salah satu indikator kekuatan tauhid yang murni. Tidak ada sesuatu pun yang pada akhirnya tidak masuk akal oleh kekuatan tauhid murni.


Dalam perjalanannya, Ibrahim menghadapi persoalan-persoalan hidup yang manusiawi. Sebagai seorang laki-laki yang berumah tangga, tentunya Ibrahim merasa kurang ketika tidak memiliki keturunan di dalam rumah tangganya. Pada akhirnya, Allah memberikan Ismail sebagai jawaban doa Ibrahim.


Secara manusiawi, apabila kita mengharapkan sesuatu sedemikian lama dan memanjatkan doa sedemikian khusyu’ yang pada akhirnya terpenuhi, tentunya kita akan merasa luar biasa. Kesenangan luar biasa inilah yang secara tidak sadar bisa membelokan ketauhidan kita. Pada akhirnya, Allah pun ingin mengetahui tingkat kemurnian ketauhidan Ibrahim. Maka Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih putranya, Ismail.


Menurut logika kita, hal ini tentu aneh. Karena biasanya perintah Allah membawa kebaikan dan sesuai dengan logika. Namun, itulah sarana untuk menguji ketauhidan yang prima bagi Ibrahim yang merupakan bapak nabi-nabi Allah. Pada akhirnya, Ibrahim bisa lolos dari ujian Allah berikutnya, menyembelih Ismail.


Kita tahu bahwa agama tauhid pada dasarnya diawali secara sistematis oleh ajaran yang disampaikan lewat Ibrahim. Seperti yang dilakukan oleh jamaah haji yang sedang melempar jamaraat. Kita juga tahu, bahwa ajaran nabi Muhammad menekankan kepada kemurnian tauhid. Hal ini tentunya berbeda dengan apa yang dilakukan Namrud dan Abu Lahab. Mereka menyekutukan Allah dan tidak mengakui kekuasaan mutlak Allah.



Ust. Suyatman
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger