Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Menundukkan Pandangan (1)

Menundukkan Pandangan (1)

1. Membersihkan hati dari Derita Penyesalan

Karena barang siapa yang mengumbar pandangan matanya, maka penyesalan yang dirasakan tiada henti. Dan sesuatu yang lebih berbahaya bagi hati adalah mengumbar pandangan. Karena dia akan melihat apapun yang dicarinya dan tidak bersabar untuk bisa meraih apa yang telah dilihatnya. Dan itu adalah derita dan siksaan baginya. 

Al-Ashma’y berkata, “Saya pernah melihat seorang gadis pada waktu thawaf, yang seakan-akan dia adalah matahari. Aku pun terus memandangmya dan hatiku berdesir karena keelokan rupanya.” Lalu dia bertanya kepadaku, “Ada apa dengan dirimu?” Aku katakan “Engkau memang layak untuk dipandang.” Kemudian gadis itu melantunkan syair, 

Selagi pandangan matamu berkeliaran
Segala pemandangan akan membebani hati
Engkau memandang sesuatu di luar kemampuan dirimu
Sebagian lagi tiada kesabaran lagi
Pandangan akan menyusup hati sabagaimana anak panah yang meluncur dari busurnya, jika engkau tidak mematahkannya, maka ia melukai dirimu. Pandangan itu ibarat bara api yang dilemparkan ke dahan-dahan yang kering, bila tidak membakar seluruh dahan itu ia membakar sebagiannya.
Sebagaimana dikatakan dalam sebuah syair:
Segala peristiwa berawal dari pandangan mata
Jilatan Api bermula dari setitik api
Berapa banyak pandangan yang membelah hati pemiliknya
Laksana anak panah yang melesat dari busur
Selagi manusia memiliki mata untuk memandang
Dia tidak lepas dari bahaya yang menghadang
Senang dipermulaan dan ada bahaya dikemudian hari
Tidak ada ucapan selamat datang, dan bahaya saat kembali
Orang yang memandang melepaskan pandangan dengan anak panah yang dikehendaki oleh hatinya, sedangkan ia tidak merasakan kalau sebenarnya ia melepaskan hatinya. Inilah rangkuman syair syairku,
Wahai orang yang melepaskan anak panah sesaat
Engkaulah sang pembunuh namun tiada mengena
Wahai orang yang mengumbar pandangan untuk mencari obat
Kau datang dengan membawa kayu bakar yang membawa 

2. Mendatangkan cahaya dan keceriaan di hati, wajah dan seluruh anggota badan. 

Hal ini, sebagaimana mengumbar pandangan mata yang akan mewariskan kegelapan, yang terlihat pada wajah dan seluruh anggota tubuhnya. Oleh karena itulah Allah berfirman, Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. (An-Nur: 35). Sebelumnya Allah juga telah berfirman, Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya.’ (An-Nur: 30) 
 
3. Mendatangkan kekuatan firasat yang benar

Menahan pandangan mata akan mendatangkan kekuatan firasat yang benar, karena firasat merupakan cahaya dan buah dari cahaya. Jika hati seorang hamba bercahaya, maka akan benar firasatnya. Karena hati kedudukannya seperti cermin yang akan memperlihatkan seluruh wujud sebagaimana aslinya.’ 

4. Akan membuka pintu dan jalan ilmu serta memudahkan dalam mendapatkannya. 

Hal itu disebabkan cahaya yang ada di dalam hati. Jika hati bersinar terang, maka akan muncul hakekat-hakekat pengetahuan di dalamnya, dan mudah untuk disingkap, sehingga sebagian demi sebagian ilmu itu dapat diserap. Namun, barang siapa yang mengumbar pandangannya, maka akan membuat hatinya kelam dan gelap, sehingga ia akan menutup pintu dan jalan untuk mendaptkan ilmu. 

5. Mendatangkan kekuatan, keteguhan dan keberanian hati.



Sumber : Kitab Raudhatul Muhibbin (Ibnu Qayyim Al-Jauziyah)
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger