Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Menunggu Datangnya Penguasa Bijak

Menunggu Datangnya Penguasa Bijak

Manusia memang tidak akan pernah tahu pasti apa yang akan terjadi esok. Tapi dengan mencermati alam (ayat kauniah) seseorang bisa memprediksi apa yang akan menimpa dirinya. Karena, hari kiamat saja ada tanda-tandanya. 

”Sesungguhnya aku ini Nabimu pemberi nasihat da’i yang menyeru kepada jalan Rabbmu. Dengan izin-Nya. Aku ini bagaikan saudara kalian yang penyayang dan seorang bapak yang pengasih. Siapa yang terasa teraniaya olehku hendaklah bangkit berdiri sekarang juga untuk melakukan qishash kepadaku. Sebelum ia melakukanya di hari kiamat.” Sabda Rasulullah SAW setelah yakin bahwa Allah SWT akan memanggilnya dalam waktu dekat. 

Rasulullah mengulangi ucapannya sampai tiga kali, kemudian tampillah Ukasyah.

“Ibu dan ayahku jadi tebusanmu, ya Rasulullah, kalau tidak karena engkau telah berkali-kali menuntut kami supaya berbuat sesuatu atas dirimu tidaklah aku berani tampil begini, dulu aku pernah bersamamu di medan perang Badar. Saat itu untaku berdampingan dengan untamu, lalu aku turun dari untaku dan menghampirimu, bersamaan  dengan itu engkau mencambuk untamu agar berjalan lebih cepat. Cambukmu itu telah mengenai lambungku, saya tidak tahu apakah perbuatanmu itu sengaja atau tidak.”

Rasulullah menjawab, “Maha suci Allah, ya Ukasyah, masa Rasulullah bermaksud memukul engkau dengan sengaja.” 

Kemudian beliau menyuruh Bilal untuk mengambil cambuk itupun langsung diserahkan pada Ukasyah. Betapa marahnya Abu bakar dan Umar ra. melihat perilaku Ukasyah.

” Hai Ukasyah! Kami sekarang berada di hadapanmu , qishash saja kami berdua, jangan sekali-kali kau pukuli Rasulullah Saw.

“Duduklah kalian berdua. Allah mengetahui kedudukanmu!” sela Rasulullah Saw. 

Hal yang sama juga beliau ucapkan ketika Ali bin Abi Thalib dan sikembar Hasan dan Husein menawarkan diri untuk menggantikan dirinya. 

“Hai Ukasyah! Pukullah aku jika engkau berhasrat melakukan qishash.” ucap Rasulullah dengan tegas.

“Ya Rasulullah, sewaktu engkau memukul aku dulu, kebetulan aku tidak mengenakan selembar baju pun.” Ucapan Ukasyah itu dijawab Rasulullah dengan membuka bajunya.

Ketika Ukasyah melihat putih tubuh Rasulullah, ia segera mendekat, memeluk dan mencium punggung beliau. “Tebusanmu ruhku ya Rasulullah. Siapakah yang tega untuk mengqishash engkau? Aku sengaja melakukan ini hanya karena berharap agar tubuhku dapat menyentuh tubuhmu yang mulia, sehingga dengan kehormatanmu itu Allah dapat menjaga tubuhku dari sentuhan api neraka.” “Wahai para sahabatku, siapa saja yang ingin melihat penduduk surga, maka lihatlah laki-laki ini.” sabda Rasulullah. 

Kisah masyhur di atas menjadi menarik untuk diulas ketika begitu banyak pemimpin dunia dengan ringan melepaskan tanggung jawabnya. Tragisnya, banyak di antara mereka yang ketahuan boroknya setelah tidak lagi berkuasa. Rakyat yang dulu memuja-muja pun tertipu. Mereka menuntut mantan  penguasa itu agar mempertanggung-jawabkan perbuatannya. Namun apa lacur, jangankan mau mengaku, mantan penguasa itu malah gesit berkelit.  

Oh, alangkah indahnya hidup ini bila kita mempunyai pemimipin yang mencintai rakyatnya dan rakyat pun mencintainya. Siap berbagi rasa, dalam susah dan senang, bersama rakyatnya. Bukan pemimpin yang enggan bertanggung jawab dengan tega membiarkan rakyat sengsara. Reformasi total sepenuhnya berada dalam tanggung jawab umat Islam Indonesia, di sini dan kini…!



Muhammad Alfan (Sleman)
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger