Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » , » Rasa Takut Yang Berani

Rasa Takut Yang Berani

Takut merupakan satu sifat yang dianugerahkan Allah kepada manusia. Sebab itu, tak pandang siapapun, baik penguasa ataupun rakyat jelata, semua memiliki sifat ini, hatta Fir’aun, yang pernah memproklamirkan diri sebagai Tuhan, juga mengalami hal serupa. Ketakutan akan kehilangan kedikdayaanlah, yang telah menyebabkan Fir’aun kalap mata, yang akhirnya membunuh setiap anak laki-laki bani Israil.

Apa yang terjadi beberapa abad silam, juga melanda manusia masa kini, yang hidup di zaman modern, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Sayangnya, tak jarang orang memanfaatkan kemajuan ini, justru untuk menghilangkan ataupun mengelabuhi ketakutannya; baik itu ketakutan akan kehilangan jabatan, harta, martabat, dan lain sebagainya.

Sebagai contoh, kejahatan kerah putih dan tindak pidana korupsi, akan melakukan segala hal untuk menjaga nama baiknya. Dengan hasil korupsi, bisa saja dia  “memesan” hukum pada sang hakim, bak memesan makanan/minuman di restoran. Tinggal menelpon, kemudian memilih keputusan macam apa yang dikehendaki. Bahkan,  bisa saja media massa “dibeli” untuk mengelabuhi masyarakat akan kebobrokkan yang telah dilakukannya.

Terhadap pidana kasus pornografi/pornoaksi, misalnya, sebagaimana yang sedang berkembang saat ini, “si pelaku” akan mencoba sekuat tenaga untuk menepis segala tuntutan yang datang. Mediapun didatangkan, untuk mengklarifikasi bahwa ia sedang difitnah, sebagai korban. Padahal, bukti-bukti telah ‘berbicara’, bahwa ia adalah pelakunya. Rasa takut akan hilangnya kehormatan, popularitas atau nama baik, memungkin seseorang melakukan segala cara.

Tentu saja ketakutan macam ini, merupakan ketakutan yang dilarang, sebagaimana sabda Rosulullah, “Rasa takut terhadap seseorang jangan sampai menghalangimu untuk mengatakan apa sebenarnya jika memang benar kamu melihatnya, menyaksikan atau mendengarnya.” (H.R. Ahmad)

Pada intinya, seringkali ketakutan seseorang terhadap sesuatu, menyebabkan dia menjadi pengecut, pecundang, pembohong, kerdil dan lain-lain. Takut semacam ini, merupakan jenis takut yang negatif, yang akan membawa pelakunya kepada keresahan hidup. Padahal, tidak seharusnya sifat takut tersebut, menjadi penyebab keterpurukannya, bahkan, sejatinya, justru dari rasa takut itulah, timbul keberanian, yang menyebabkan orang lain segan terhadap nya, sekalipun dia tidak menakut-nakuti mereka. Dan hal itu akan terwujud, manakala orang tersebut mampu memposisikan sifat takutnya sesuai dengan apa yang telah menjadi ketetapan Allah.

Dan menetapkan takut semata-mata kepada-Nya (Allah) adalah kunci dari itu semua. Sebagaimana yang disabdakan Rosulullah, “Barang siapa yang takut kepada Allah, maka ia pun akan ditakuti oleh segala sesuatu. Dan barang siapa yang takut kepada selain Allah, maka ia pun akan takut kepada segala sesuatu.”

Abu Al-Qasim Al-Hakim berujar, “Barang siapa yang takut kepada sesuatu maka ia akan lari dari padanya. Dan barang siapa yang takut kepada Allah, maka ia akan mendekati-Nya.”



Robin S. Hidayatullah
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger