Dalam al-Quran ada beberapa ayat yang menunjukkan seseorang masuk surga dengan amalnya, diantaranya adalah:
ادْخُلُوا
الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ [النحل/32]
“...masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu
kerjakan". (an-Nahl: 32).
وَتِلْكَ
الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ [الزخرف/72]
“Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal
yang dahulu kamu kerjakan.” (az-Zukhruf: 72).
Kemudian Rasulullah Saw menjelaskan bahwa
masuk surga bukan faktor amal semata, tapi karena rahmat dan anugerah Allah:
لَنْ
يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الْجَنَّةَ. قَالُوا وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ
لاَ ، وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِى اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ (رواه البخارى
ومسلم)
“Seseorang tidak akan masuk ke surga dengan amalnya”. Sahabat
bertanya: “Apakah anda juga tidak, wahai Rasulullah?” Nabi menjawab: “Tidak, saya
juga tidak, hanya saja Allah menyelimutiku dengan anugerah dan rahmat” (HR
al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
Apakah Nabi tidak dijamin masuk surga?
Justru Nabi yang pertama masuk ke surga:
وَأَنَا
أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا فَخْرَ (رواه احمد . تعليق
شعيب الأرنؤوط : إسناده جيد بهذه السياقة من أجل عمرو بن أبي عمرو مولى المطلب فقد
روى له الشيخان وفيه كلام ينزله عن رتبة الصحيح لكنه قد توبع في معظم ألفاظ هذا الحديث)
“Aku adalah orang yang pertama kali masuk ke surga di hari kiamat,
tidak ada kesombongan” (HR Ahmad).
Ulama dari kalangan Wahabi, Syuaib al-Arnauth, memberi catatan bahwa Sanadnya
bagus dengan jalur ini dikarenakan Amr bin Abi Amr, budak merdeka al-Mutallib,
yang Bukhari dan Muslim meriwayatkan darinya. Ia mendapat komentar yang
menurunkannya dari derajat sahih, tetapi diperkuat dengan banyaknya redaksi
hadis ini.
Dan sudah pasti Nabi Muhammad masuk surga
atas rahmat Allah. Dan saya yakin para ulama ahli Tafsir mengetahui hal ini. Selengkapnya
silahkan baca Fathul Bari (18/284), karya al-Hafidz Ibnu Hajar.
Jadi, antara ayat dan haditsnya bukan
bertolak belakang, tapi ayat di atas ditakhsis oleh hadist tersebut, seperti dijelaskan oleh
al hafidz ibnu hajar. Wallaahu 'alam.
Ust.
Ma'ruf Khozin
Posting Komentar