Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Gundul Gundul Pacul

Gundul Gundul Pacul

Tembang Jawa ini diciptakan tahun 1400 an oleh Sunan Kalijaga dan teman-temannya yang masih remaja dan mempunyai arti filosofis yang dalam dan sangat mulia. Seperti inilah lirik tembang tersebut:

Gundul gundul pacul-cul, gembelengan

Nyunggi nyunggi wakul-kul, gembelengan

Wakul ngglimpang, segane dadi sak latar


1. Gundul
 
Adalah kepala plontos tanpa rambut. Kepala adalah lambang kehormatan, kemuliaan 
seseorang.

Rambut adalah mahkota lambang keindahan kepala.

Maka gundul artinya kehormatan yang tanpa mahkota.

2. Pacul
 
Adalah cangkul yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat.

Pacul adalah lambang kawula rendah yang kebanyakan adalah petani.

Jadi, Gundul pacul artinya adalah bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul untuk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Orang Jawa mengatakan pacul adalah papat kang ucul (empat yang lepas). Artinya bahwa kemuliaan seseorang akan sangat tergantung empat hal bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya.
 
Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat.
 
Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.
 
Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan.
 
Mulut digunakan untuk berkata-kata yang adil. 
Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya.

3. Gembelengan

Gembelengan artinya besar kepala, sombong dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya. Banyak pemimpin yang lupa bahwa dirinya sesungguhnya mengemban amanah rakyat. Tetapi dia malah:
 
Menggunakan kekuasaannya sebagai kemuliaan dirinya.
 
Menggunakan kedudukannya untuk. berbangga-bangga di antara manusia.

Dia menganggap kekuasaan itu karena kepandaiannya.

4. Nyunggi wakul, gembelengan Nyunggi wakul

 
Adalah membawa bakul (tempat nasi) di kepalanya.Banyak pemimpin yang lupa bahwa dia mengemban amanah penting membawa bakul dikepalanya.

5. Wakul

Merupakan simbol kesejahteraan rakyat. Kekayaan negara, sumberdaya, Pajak adalah isinya. Artinya bahwa kepala yang dia anggap kehormatannya berada di bawah bakul milik rakyat. Kedudukannya di bawah bakul rakyat. Siapa yang lebih tinggi kedudukannya, pembawa bakul atau pemilik bakul? Tentu saja pemilik bakul.

Pembawa bakul hanyalah pembantu si pemiliknya. Dan banyak pemimpin yang masih gembelengan (melenggak lenggokkan kepala dengan sombong dan bermain-main).

Akibatnya, Wakul ngglimpang segane dadi sak latar Bakul terguling dan nasinya tumpah ke mana-mana.

Jika pemimpin gembelengan, maka sumber daya akan tumpah ke mana-mana. Dia tak terdistribusi dengan baik. Kesenjangan ada dimana-mana. Nasi yang tumpah di tanah tak akan bisa dimakan lagi karena kotor. Maka gagallah tugasnya mengemban amanah rakyat.

Semoga kita jadi pribadi yang memiliki integritas, sehingga siap menjadi suri tauladan dimanapun kita berada.



Abi Zaidan
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger