وَيَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلِ الْعَفْوَ ( البقرة : 219
Ketika mereka bertanya kepada mu (Muhammad) tentang
apa yang harus mereka infakkan, maka katakanlah agar berinfak dengan memaafkan
orang lain.
Memaafkan kesalahan orang lain juga
merupakan infak shadaqah untuk keberkahan harta kita. Semakin seseorang tidak
mau memaafkan orang yang bersalah kepadanya, maka semakin tidak barakah
hartanya.
Oleh sebab itu jika seseorang berjuang bershadaqah dengan amal yang
kecil sebesar biji korma saja, maka Allah yang mengasuhnya sehingga sebesar
gunung. Pantas saja orang-orang yang berjiwa suci itu, amal-amalnya terlihat
tidak terlalu banyak, tapi karena jiwanya suci dan penuh keluhuran, maka Allah
lipatgandakan pahalanya hingga seperti sebesar gunung, sebagaimana riwayat
Shahih Al Bukhari ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditanya oleh
salah seorang sahabat, " Wahai Rasulallah, kapan datangnya hari
kiamat ? ", maka Rasul shallallahu 'alaihi wasallam menjawab :
" Apa yang kau siapkan untuk menjumpai hari kiamat itu "?,
maka orang itu menjawab, "Aku tidak banyak melakukan amalan-amalan
sunnah berupa shalat atau puasa dan yang lainnya, tetapi sungguh Aku mencintai Allah
dan RasulNya".
Tidak ada di hatinya selain Allah dan Muhammad
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, hatinya penuh cinta kepada Allah dan
RasulNya, ini amal kecil maksudnya bukan ia tidak shalat, ia tetap menjalankan
yang fardhu, shalat sunnah atau puasa sunnah tidak seberapa banyak tapi sungguh
dia mencintai Allah dan RasuluNya. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menjawab :
اَلْمَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ
" Seseorang bersama dengan yang yang dia cintai
"
Hal ini menunjukkan bahwa amal sanubari hati kita itu
sangat menentukan dan bisa melipatgandakan amal yang kecil menjadi sangat
besar, seperti hadits yang kita telah kita baca, bahwa hanya bershadaqah dengan
senilai sebiji korma itu Allah yang akan memeliharanya hingga amal itu menjadi
besar seperti gunung, karena kesucian niatnya, karena keindahan jiwanya maka
perindahlah jiwa kita agar semakin indah dan semakin luhur, maka amal-amal kita
akan langsung sampai pada sambutan hangat Rabbul 'Alamin .
Perbaiki sanubari kita untuk selalu berusaha mencintai
Allah dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kalau belum mampu kesana
maka cintailah orang yang mencintai Allah dan RasulNya. Mencintai Allah dan
RasulNya saja belum mampu malah membenci pula orang yang mencintai Allah dan
RasulNya, maka hal ini adalah kejauhan yang berlebihan. Tentunya amal-amalnya
tidak sampai kepada Allah sebelum semerbak niat yang indah sampai ke hadirat
Rabbul 'alamin.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَ أَعْمَالِكُمْ وَ إِنَّمَا
يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَ نِيَّاتِكُمْ
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan
amal-amal kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan niat kalian.” (shahih
Muslim dan lainnya).
Jadi bentuk atau rupa dan apa yang diperbuat seseorang bukan menjadi tolak ukur utama , namun yang menjadi ukuran adalah jiwa dan sanubari serta niat kita.
Habib Munzir Al Musawaa
Posting Komentar