Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » , , » Tips Mudah Bangun Saat Sahur dan Sholat Subuh (1)

Tips Mudah Bangun Saat Sahur dan Sholat Subuh (1)

Ramadhan sebentar lagi datang. Ada rutinitas yang pastinya tidak ingin anda tinggalkan yaitu makan sahur dan sholat Subuh yang merupakan suatu kewajiban (pahalanya akan lebih besar jika dengan berjamaah). Jika Anda telah bersiap meninggalkan Shalat Subuh, hati-hatilah bila Anda berada dalam golongan orang-orang yang tidak disukai Allah untuk pergi Shalat. Anda akan ditimpa kemalasan, Futur (turun keimanan), lemah, dan terus berdiam diri.



Kita tidak perlu membahas semua keutamaan dan keistimewaan Shalat Subuh ini, bila hanya bertujuan sebagai pengetahuan akan hadits-hadits Rasulullah saw, atau sekedar merasakan kenikmatan teoritis tanpa realisasi di alam nyata. Namun kita memaparkan semua itu agar ada usaha semaksimal mungkin untuk menerapkan syariat Allah SWT dan melaksanakan kewajiban. Untuk menerapkan syariat Allah dan melaksanakan kewajiban serta sungguh-sungguh menapaki jejak orang-orang saleh yang sangat mengerti dan memahami agama ini dengan tepat dan baik.



Ingin rasanya kita seperti Umar, Anas, Shakhr, An-Nu'man, dan yang lainnya dalam memandang Shalat Subuh sebagaimana mereka menghormati undang-undang Allah.



Disini akan kita bahas 10 tips yang akan membantu kita menjaga Shalat Subuh, tanpa meninggalkan sarana lain yang dibutuhkan. Akan lebih baik lagi jika bisa berinovasi. Itu karena setiap diri hendaknya senantiasa mencari cara yang tepat bagi dirinya dan juga demi membantu kaum muslimin dalam melaksanakan perintah Allah.Semoga Allah SWT melimpahkan taufik dan mengabulkannya.



1.Tanamkan Keihklasan



Ikhlas menjadi tips yang terpenting dalam membantu bangun Sahur maupun Shalat Subuh. Tanpa keikhlasan, seseorang tidak akan melaksanakan Subuh secara teratur. Itu karena Shalat Subuh merupakan standar pembeda bagi orang-orang ikhlas dengan orang-orang munafik.



Ikhlas karena Allah diraih karena kesungguhanmu yang sangat untuk menjadikan Allah ridha terhadap (amalan) Anda. Dan, Anda siap mengorbankan apa saja demi meraihnya. Keikhlasan tidak akan muncul, kecuali Anda mengembalikan segalanya kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman :



"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu : Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu ibadahi dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur." (QS. Az-Zumar : 65-66).



Menyekutukan Allah disini termasuk dunia, seluruh isinya yang memikat, serta kecintaan pada nikmat lainnya yang melalaikan untuk melaksanakan Shalat Subuh.



Perlu di ingat, menyekutukan Allah itu muncul ketika seorang hamba enggan memikirkan besarnya kekuasaan Allah SWT. Dengan menelaah Kitab-Nya, melihat tanda-tanda kekuasaan-Nya, kita akan mengetahui kekuasaan Allah.



Sesungguhnya absen dalam Shalat Subuh merupakan tanda terjangkitnya sakit, bukan sakit yang sebenarnya. Sedangkan sakit sebenarnya adalah memandang rendah Allah. Anda tidak berkosentrasi pada-Nya, tidak mengikhlaskan amal untuk-Nya, tidak melaksanakan perintah-Nya, tidak takut akan peringatan-Nya, tidak mengikuti undang-undang-Nya, dan Anda tidak tunduk pada syariat-Nya! Sehingga, begitu mudah meninggalkan Shalat Subuh. Pertanda yang sangat vital akan hilangnya Ikhlas.



Kemudian ada lagi suatu hal yang sangat penting. Bukan berarti bila Anda telah menjaga Shalat Subuh berjamaah dalam seminggu atau sebulan atau setahun, maka kemudian Anda menjadi golongan orang-orang yang ikhlas. Tidak demikian! Namun Anda harus menjaganya terus menerus, sejak Anda mengetahui inilah Shalat Subuh, hingga datangnya kematian.



Masalah ini membutuhkan mujahadah (usaha yang kuat), kesabaran, dan latihan. Orang yang Shalat beberapa kali kemudian terputus, bukanlah orang yang ikhlas. Sangat disayangkan, apabila sebagian besar orang Islam membiasakan diri Shalat di masjid beberapa kali saja, kemudian meninggalkan kewajiban ini bertahun-tahun.



Kalau sekiranya ia benar-benar Shalat karena Allah SWT, ketahuilah sesungguhnya Allah itu terus hidup, dan tidak akan pernah mati selama-lamanya. Allah tidak untuk disembah sehari dan disekutukan pada hari yang lain. Atau disembah pada satu kondisi dan disekutukan pada kondisi yang lain. Namun kita wajib menyembah-Nya sepanjang hidup dan pada setiap kondisi.



Ketika kita melihat beberapa fenomena yang terjadi dalam masyarakat Islam, kita dapati banyak hal yang menyedihkan. Berikut saya paparkan beberapa contoh :



Seorang da'i menyeru kepada kebaikan, mengajarkan kepada mereka Al-Qur'an dan Al-Hadits, dan mendorong mereka untuk taat. Lalu ia pergi melaksanakan Shalat Subuh dengan alasan tidak enak hati menyuruh orang lain berbuat baik, sementara dia tidak melakukannya. Apabila ia absen dari hadapan orang-orang tersebut bepergian misalnya, atau tinggal di daerah lain bukan tempat tinggalnya atau tidak lagi mengajar masyarakat dikarenakan 'udzur (alasan), atau sebab-sebab yang lain maka ia tidak lagi mengerjakan Shalat Subuh berjamaah di masjid.



Seorang pegawai atau pekerja yang tugasnya menuntut ia harus selalu bangun pagi-pagi buta, maka ia pun menyempatkan diri untuk Shalat Subuh di masjid. Atau mahasiswa yang belajar hingga menjelang Subuh karena menghadapi ujian semester ia juga melangkahkan kakinya ke masjid untuk Shalat Subuh. Namun bila jadwal kerja berubah atau ujian semester telah usai mereka pun dengan enteng meninggalkan Shalat Subuh.



Lalu, dimanakah letak keikhlasan ???



Muslim yang ketiga sangat membutuhkan Allah dalam suatu urusan. Ia mengalami krisis yang hebat, seperti anaknya sakit, hilang mata pencahariannya, atau kezhaliman menimpa dirinya. Maka mulailah ia menjaga Shalat Subuhnya, khusuk sekali. Ia berdo'a kepada Allah SWT dengan Ikhlas. Kemudian tatkala lepas dari krisis, dan masalah yang tengah dihadapi telah usai, maka dia berhenti melaksanakan Shalat Subuh.



Dimana keikhlasannya kepada Allah ???



Bacalah firman Allah SWT, "Dialah yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya. Datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdo'a kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatannya kepada-Nya semata-mata. (Mereka berkata), "Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur." Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezhaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia,sesungguhnya (bencana) kezhalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezhalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kamilah kembalimu, lalu Kami tunjukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS.Yunus : 22-23).



Saya kenal seorang Syaikh. Dulu ia bekerja sebagai Imam di salah satu masjid pada sebuah negara di Eropa dengan gaji setiap bulan. Saat beliau menjadi Imam dalam semua Shalat, beliau juga memberikan pelajaran dan khutbah. Lalu setelah habis masa kerjanya satu tahun tetapi belum diperbaharui kontraknya (sebagai Imam), maka terpaksa ia bekerja dengan profesi lain di tempat lain juga. Walau dekat dengan masjid tapi ia berhenti dari Shalat Subuh dan sebagian besar Shalat yang lain. Dulu, ketika ia menjadi Imam, ia anggap itu sebagai "profesi". Namun ketika "profesi" itu hilang, maka hilang juga Shalatnya.



Apakah yang demikian tadi lebih pantas dinamakan Ikhlas ???



Ikhlas merupakan sarana yang paling utama untuk menjaga Shalat Subuh, dan sarana paling pokok dalam segala amal kebaikan dan ketaatan. Setan begitu mudah menggoda setiap hamba, kecuali yang Ikhlas di antara mereka. Allah menceritakan tentang setan. "Iblis menjawab, Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semua, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka'." (QS. As-Shad : 82-83). Maka, berhati-hatilah Anda dari mangsa setan, dan bekali diri dengan senjata Ikhlas.


Ust. Muhammad Eksan
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger