Tentunya kita masih
ingat dengan kisah Tsa’labah, seorang sahabat Rasulullah saw yang hidup dalam kekurangan.
Kisah Tsa’labah ini sangat sesuai dengan kondisi masyarakat jaman sekarang.
Tsa’labah adalah salah seorang sahabat Nabi yang miskin.
Meskipun begitu dia selalu
menjadi makmum dibelakang Raasulullah dalam setiap sholat yang diikutinya. Pada suatu hari
Tsa’labah datang menghadap Rasulullah saw,
memohon agar beliau bersedia berdo’a kepada Allah untuk merubah kehidupan Tsa’labah. Pada awalnya
beliau menolak, karena takut Tsa’labah akan meningalkan sholat jamaah setelah mendapat
kekayaan.
Melihat penolakan Nabi tersebut, Tsa’labah mengemukakan alasan, yang
hingga kini sering kita
dengar: “Ya Rasul, bukankah kalau Allah memberikan kekayaan kepadaku, maka aku dapat memberikan
kepada setiap orang haknya". Akhirnya Rasulullah berkenan mendo’akannya.
Seiring berjalannya waktu, Tsa’labah pun mendapat rejeki yang berlimpah. Ternaknya terus beranak-pianak,
hingga tidak terhitung jumlahnya. Hal ini membuatnya tidak mengikuti shalat berjamaah dengan
Rasulullah, karena kesibukannya
mengurusi harta yang berlimpah.
Ketika turun perintah untuk menunaikan zakat, Rasulullah pun mengutus dua
orang sahabatnya untuk
menarik zakat dari Tsa’labah. Namun dengan terang-terangan, Tsa’labah menolak untuk
mengeluarkan zakat. Hal ini disampaikan kedua utusan tersebut kepada Rasulullah saw. Mengetahui hal ini, Rasulullah pun
berkata “Celakalah Tsa’labah”. Tidak berapa lama turunlah firman Allah dalam Al-Qur’an Surat
At-Taubah ayat 75-78:
وَمِنۡہُم مَّنۡ عَـٰهَدَ ٱللَّهَ لَٮِٕنۡ ءَاتَٮٰنَا مِن
فَضۡلِهِۦ لَنَصَّدَّقَنَّ وَلَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلصَّـٰلِحِينَ
"Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: "Sesungguhnya
jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk
orang-orang yang saleh."
فَلَمَّآ ءَاتَٮٰهُم مِّن فَضۡلِهِۦ بَخِلُواْ بِهِۦ وَتَوَلَّواْ
وَّهُم مُّعۡرِضُونَ
"Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari
karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu,
dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran)."
فَأَعۡقَبَہُمۡ
نِفَاقً۬ا فِى قُلُوبِہِمۡ إِلَىٰ يَوۡمِ يَلۡقَوۡنَهُ ۥ بِمَآ
أَخۡلَفُواْ ٱللَّهَ مَا وَعَدُوهُ وَبِمَا ڪَانُواْ يَكۡذِبُونَ
نِفَاقً۬ا فِى قُلُوبِہِمۡ إِلَىٰ يَوۡمِ يَلۡقَوۡنَهُ ۥ بِمَآ
أَخۡلَفُواْ ٱللَّهَ مَا وَعَدُوهُ وَبِمَا ڪَانُواْ يَكۡذِبُونَ
"Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada
waktu mereka menemui Allah,
karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta."
أَلَمۡ يَعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُ سِرَّهُمۡ
وَنَجۡوَٮٰهُمۡ وَأَنَّ ٱللَّهَ عَلَّـٰمُ ٱلۡغُيُوبِ
"Tidakkah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan
mereka, dan bahwasanya Allah amat
mengetahui segala yang ghaib?" (QS At-Taubah:75-78)
Mengetahui ada ayat yang turun mengecam dirinya, ia mulai ketakutan. Ia
pun pergi menemui Rasulullah untuk menyerahkan zakat. Namun Rasulullah saw menolak menerimanya. Setelah
Rasulullah wafat, Amirul Mukminin
Abu Bakar r.a. dan Umar bin Khattab r.a. juga menolak zakat dari Tsa’labah. Tsa’labah
sendiri meninggal pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan.
Jika kita melihat pada saat ini, banyak disekitar kita Tsa’labah-Tsa’labah
modern. Mereka sering memberikan berbagai alasan untuk mendapat harta. Namun lebih
banyak lagi alasan yang
diberikan untuk menolak apabila mereka diminta sedekah atau menyumbangkan harta demi kemaslahatan
umat. Apakah kita merupakan salah satu dari Tsa’labah modern ini? Tanyakan hal itu pada diri
kita masing-masing. Wallahu
‘alam.
Al Habib Sholeh bin
Ahmad bin Salim Al Aydrus
Posting Komentar