Kemerdekaan negeri kita dari penjajahan dan
keamanan masyarakatnya untuk bisa beraktivitas melaksanakan segala keperluan
yang dia butuhkan adalah suatu nikmat yang sangat besar. Namun, mungkin kita
baru merasakan berharganya nikmat tersebut ketika nikmat itu tercabut –na’udzubillah-
sebagaimana nikmat-nikmat lainnya. Karenanya, kewajiban kita adalah mensyukuri
nikmat tersebut, sebagaimana Allah mengatakan (yang artinya), “Jika kalian
bersyukur, pasti Aku tambahkan nikmat-Ku” (QS. Ibrahim : 7).
Lantas, bagaimana mensyukuri nikmat
kemerdekaan dan keamanan ini? Ada 3 hal yang kita lakukan untuk mensyukurinya :
(1) mensyukuri dengan hati, (2) mensyukuri dengan lisan, (3) mensyukuri dengan
raga. Mari kita bahas satu persatu.
Mensyukuri Dengan Hati
Bersyukur dengan hati adalah dengan
mengakui secara tulus bahwa nikmat kemerdekaan dan kemanan ini adalah datang
dari Allah semata. Simple memang, namun ini bentuk syukur yang sangat penting
karena hati adalah penggerak. Ketika hati benar-benar bersyukur dengan mengakui
bahwa kenikmatan adalah dari Allah, maka akan mudah bagi lisan dan anggota
badan untuk menunaikan kewajiban bersyukurnya. Sebaliknya, kalau hati
mengingkari, akan berat bagi lisan dan anggota badan untuk bersyukur. Kalaupun
bersyukur, hanya alakadarnya saja, bahkan bisa terjerumus ke dalam kemunafikan.
Bahkan hati inilah yang menjadi pembeda orang yang benar-benar bersyukur dan
orang yang benar-benar ingkar.
Allah berfirman dalam sebuah hadits qudsi
(yang artinya), “Pada pagi hari, hamba-Ku ada yang beriman dan ada yang kufur
pada-Ku. Mereka yang mengatakan, “Kita diberi hujan karena rahmat Allah dan karunia-Nya” maka dia
beriman pada-Ku dan kufur pada bintang-bintang. Adapun mereka yang mengatakan, “Kita diberi
hujan karena sebab bintang ini dan itu, maka dia telah kufur kepada-Ku dan
beriman pada bintang-bintang”” (HR. Bukhari dan Muslim).
Mensyukuri Dengan Lisan
Bersyukur dengan lisan adalah dengan kita
menyebut-nyebut nikmat tersebut dalam rangka mensyukuri Allah yang telah
memberikannya. Allah berfirman (yang artinya), “Dan terhadap nikmat Tuhan-mu maka
hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)” (QS. Adh Dhuha : 11).
Alhamdulillah, para pendahulu kita pun
telah menyadari hal ini sehingga di dalam teks pembukaan UUD 1945 pun tercantum
dengan jelas bahwa kemerdekaan kita adalah “atas berkat rahmat Allah Yang Maha
Kuasa”. Sebuah pengakuan yang tegas, yang semoga keluar dari hati yang
tulus.
Jangan lupa pula, di antara bentuk rasa
syukur kita adalah dengan mendo’akan mereka para pahlawan muslim yang telah berjuang untuk
kemerdekaan bangsa kita. Rasulullah mengatakan, “Siapa yang telah berbuat baik
kepada kalian, maka balaslah kebaikannya. Jika kalian tak mampu membalasnya,
maka do’akanlah dia sehingga do’a tersebut mencukupi” (HR. Abu Dawud). Do’akan agar Allah memberikan kemudahan dan melapangkan kuburnya,
mengampuni kesalahan mereka, dan menerima amalan-amalan mereka.
Ust. Amrullah Akadinta
Posting Komentar