Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Hati - Hati Memilih Menantu Bag. 1

Hati - Hati Memilih Menantu Bag. 1

Diceritakan, dahulu di kota marwu (salah satu kota di negara Persia), terdapat seorang laki-laki yang bernama Nuh bin Maryam, ia adalah seorang pemimpin sekaligus Qadli kota tersebut. Ia adalah seorang laki-laki yang banyak mendapatkan nikmat juga harta benda yang melimpah.



Ia juga seorang bapak yang memiliki seorang anak gadis yang sangat cantik, baik, menarik, sungguh sempurna sekali kecantikannya. Telah banyak para pembesar, petinggi, atau pemuda-pemuda kaya yang datang untuk melamarnya. Tetapi tak ada seorang pun dari mereka yang datang, dapat membuat tertarik hati syaikh Nuh bin Maryam untuk melepaskan anak gadisnya.



Karena melihat putrinya sudah waktunya menikah, tetapi belum menemukan sosok yang cocok sebagai pendamping putrinya, syaikh Nuh bin Maryam merasa gundah dan susah menghadapi masalah ini. Jika aku memilih salah satu dari mereka, maka sebagian yang lain tentu akan merasa kecewa, kata syaikh Nuh bin Maryam.



Syaikh Nuh bin Maryam memiliki seorang budak laki-laki yang bernama Mubarok, ia adalah seorang budak yang berasal dari India dan merupakan seorang budak laki-laki yang sangat bertaqwa. Beliau memiliki kebun yang sangat luas, kebun tersebut ia tanami dengan berbagai macam pohon, buah-buahan, juga tumbuh-tumbuhan.



Syaikh Nuh bin Maryam berkata kepada budak laki-lakinya; Aku ingin engkau merawat dan menjaga kebunku. Mendapat perintah tersebut, ia lalu mulai menjaga dan menetap di kebun syaikh Nuh bin Maryam selama satu bulan penuh.



Beberapa hari kemudian setelah Mubarok mulai menjaga kebun tersebut, tuannya mengunjungi kebun untuk melihatnya. Ia berkata kepada Mubarok; Wahai Mubarok, petikkan aku segenggam anggur. Mendapat perintah demikian, Mubarok segera mengambilkan segenggam kurma, tetapi anggur yang dipetikkan oleh Mubarok, ternyata terasa masam.



Mendapat anggur yang masam, syaikh Nuh bin Maryam memerintahkan Mubarok untuk memetikkan anggur yang lain; Petikkan aku anggur yang lain, yang tadi masam rasanya!



Mendapatkan perintah demikian, ia mulai memetikkan anggur yang lain, tetapi lagi-lagi anggur yang ia petik masam juga rasanya. Mengetahui hal tersebut, syaikh Nuh bin Maryam heran lalu bertanya pada Mubarok;



Wahai Mubarok, dari anggur sebanyak ini, kenapa engkau tidak bisa memetikkan untukku anggur yang manis, engkau malah memetikkan anggur yang masam??.



Wahai tuanku, sungguh aku tak tau, mana anggur yang manis dan mana anggur yang masam, kata Mubarok. 

 Subhanallah, engkau hidup satu bulan penuh dalam kebun anggur tetapi engkau belum bisa membedakan mana anggur yang manis dan mana yang masam??. benar wahai tuanku, aku tidak bisa membedakannya, kata Mubarok.



Kenapa engkau tidak mencicipi anggur tersebut, agar tau rasanya?, kata syaikh Nuh bin Maryam. Engkau hanya memerintahkan aku untuk menjaganya, dan tidak memerintahkan aku untuk mencicipinya, bagaimana bisa aku mengkhianatimu wahai tuanku?!. Kata Mubarok.



Mendengar jawaban demikain, al-Qadli syaikh Nuh bin Maryam merasa takjub akan kejujuran pemuda ini, lalu berkata; Semoga Allah menjagamu atas amanah yang engkau emban wahai pemuda.


Disadur dari kitab at-Tibr al-Masbuk fi Nashihah al-Muluk karya al-Imam al-Ghazali oleh al-Faqir As'ad PISS-KTB
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger