Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Hijrah

Hijrah

Hijrah dari segi bahasa adalah berpindah dari negeri asal atau dari negeri sendiri ke negeri orang lain. Kata Hijrah dapat dipadankan dengan kata berimigrasi atau merantau. Berusaha dinegeri orang dengan harapan dapat merubah nasib, mendapat keberhasilan lebih baik dibanding dinegeri sendiri. Maka hijrah disini lebih pada motif ekonomi.


Dalam berbagai kasus di dunia saat ini, sering warga pendatang atau imigran dipandang sinis atau sebelah mata oleh penduduk asli. Berbeda halnya ketika muslimin (Muhajirin) hijrah ke Madinah, oleh penduduk asli Madinah atau Ansor malah diterima dengan sepenuh hati, bahkan dianggap keluarga sendiri, saling waris mewarisi hingga turun ayat tentang waris.


Hijrah nabi Muhammad SAW dan para sahabat dari Mekkah ke Madinah sudah melalui pertimbangan yang matang, bahkan atas perintah Allah SWT seperti tersebut dalam surat Annisa ayat 97.


Sebelum terjadinya peristiwa hijrah, masyarakat Madinah itu telah terkondisi dengan baik melalui da’wah panjang sebelumnya yang dilakukan oleh Mus’ab bin Umair dan kawan-kawan. Bahkan sebelumnya terjadi Bai’ah (sumpah setia) sahabat-sahabat Ansor melalui Bai’atul Aqobah I dan II, dimana mereka berjanji akan melindungi dan membela Nabi Muhammad SAW dan para sahabat Muhajirin yang hijrah ke Madinah. Mereka menyambut dengan suka cita dan berjanji setia dibawah pimpinan Nabi Muhammad SAW.


Berkembangnya ajaran Islam secara komprehensif dalam semua aspek kehidupan termasuk bidang politik dan kekuasaan terjadi setelah peristiwa hijrah ke Madinah.


Hijrah secara fisik untuk saat ini tentu tidak mungkin untuk kita lakukan. Karena kita tidak hidup dibawah tekanan, teror dan sebagainya. Kita masih memiliki kebebasan menjalani kehidupan beragama dengan leluasa. Dalam kondisi saat ini yang perlu kita lakukan adalah hijrah hati nurani, hijrah perilaku, hijrah pemikiran dan perbuatan dari masa lalu yang penuh dengan perbuatan maksiat, dosa, dan kekerasan kepada perilaku yang sesuai dengan ajaran Islam. Sebagaimana kata Sayyidina Umar bin Khattab, “Hijrah itu adalah garis pemisah antara yang hak dan yang batil, jadikanlah itu sebagai penanggalan”.


Dalam surat Al Taubah (9) ayat 20 sampai 21 Allah SWT berfirman : Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih Tinggi derajatnya di sisi Allah; dan Itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari padanya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal


Mudah-mudahan kita dapat mengambil pelajaran dari peristiwa hijrah ini, bukan sekedar seremonial memperingati pergantian tahun, tetapi melakukan muhasabah (perenungan) dari masa lalu ke masa depan yang lebih baik.  



Ust. Amlir Syaifa
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger