9. Lebah tidak mau keluar dari sarang untuk
memenuhi keperluannya pada hari yang berawan, ketika hujan, saat ada angin
kencang, atau tatkala ada petir. Dalam keadaan seperti itu, ia tetap bertahan
di sarang sampai keadaan benar-benar normal. Seperti itu pulalah seorang
mukmin. Ia selalu berhati-hati dan pandai menahan diri ketika kezaliman
merajalela, keharaman tersebar di mana-mana, kekacauan mendominasi suasana, dan
keadaan carut-marut. Dalam keadaan yang tidak kondusif seperti itu, ia memilih
tinggal di rumah serta menahan mulut dan tangannya, seraya menunggu apa yang
akan Allah SWT. lakukan atas keadaan yang tengah berlangsung.
10. Lebah selalu menjauhi benda-benda yang
kotor dan tidak mau hinggap di tempat-tempat yang kotor. Begitu pula seorang
mukmin. Ia senantiasa menjaga kesucian diri dari maksiat dan hal-hal yang
diharamkan. Ia selalu menjauhi segala sesuatu yang buruk, kotor, dan keji.
11.
Ada sepuluh hal yang dapat menghancurkan dan merusak tatanan kehidupan lebah
sehingga aktivitasnya terhenti, yaitu: asap, dingin, panas, awan, api, air,
angin, gelap, lumpur, serta gangguan dan serangan dari sesama lebah atau musuh
dari luar. Demikian juga seorang mukmin. Ada sepuluh hal yang dapat merobek
keutuhan hatinya, merusak agamanya, dan menghentikan amalnya. Kabut kekerasan
dan kelalaian hati, dinginnya rayuan dosa dan maksiat yang menusuk, panasnya
hawa nafsu yang membakar, awan keraguan, api kemusyrikan, topan cinta dunia,
gelapnya kebodohan, angin cobaan dan fitnah, bau busuknya keharaman, lumpur
kebejatan, kezaliman dan kemungkaran, gangguan dari sesama manusia yang secara
lahir berbaju iman tetapi hakikatnya penganut bidah dan pengidap kemunafikan,
serta gangguan dari musuh, yaitu orang kafir. Kita memohon perlindungan kepada
Allah SWT. dari segala ancaman membahayakan ini.
12. Lebah tidak mau berbaur dengan hewan
lain yang tidak sejenis meskipun memiliki beberapa sifat yang mirip. Seperti
itu pulalah seorang mukmin. Ia tidak mau berbaur dan bergaul akrab dengan orang
yang tidak memiliki sifat yang sama walaupun nama dan bentuk mempunyai
kemiripan.
13. Dari perut lebah keluar lebih dari satu
cairan yang berbeda-beda warna. Setiap cairan mempunyai manfaat tersendiri yang
mengagumkan. Demikian juga halnya dengan seorang mukmin. Dari hatinya keluar
banyak ‘cairan’ yang beragam warna dan manfaatnya. Apa keluar dari hatinya itu
mengalir lewat mulutnya berupa ilmu, hikmah, kata-kata bijak, isyarat,
kecerdasan, cinta dan kasih sayang, kejujuran, nasihat, dan sebagainya.
14. Lebah mengeluarkan kotorannya lewat
dubur, sedangkan madu dikeluarkannya lewat mulut. Begitu pula seorang mukmin.
Syahadat tauhid, beragam ilmu, bacaan Alquran, zikir, kata-kata yang baik,
serta amar-makruf dan nahi-mungkar dikeluarkannya dari mulut dengan pengucapan
lidahnya. Adapun kotoran dan hadas dikeluarkannya lewat kubul atau dubur.
15. Lebah memakan yang baik, mengeluarkan
yang baik, serta memberi kepada yang lain makanan yang lezat dan baik. Demikian
juga seorang mukmin. Makanan yang dikonsumsinya baik dan ilmu yang diberikannya
juga baik.
16. Lebah, bila hinggap di ranting atau
dahan pohon, tidak mematahkannya. Bila meneguk sedikit air sesuai kebutuhannya,
lebah tidak menyebabkan air yang ditinggalkan menjadi keruh. Bila mengisap sari
bunga, lebah tidak merusak bagian bunga lainnya. Demikian pula halnya dengan
seorang mukmin. Ia berinteraksi dengan sesama manusia dalam banyak hal dengan
penuh perhitungan, keadilan, kasih sayang, dan nasihat. Ia bergaul sekadar
untuk tahu tanpa menyakiti atau menganiaya serta memisahkan diri untuk menjaga
keselamatan dan kesucian.
Dikutip oleh PISS-KTB dari Kitab Qut al Qulub
Posting Komentar