Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Hati-hati, Paham Anti Madzhab (1)

Hati-hati, Paham Anti Madzhab (1)

Kalangan yang memerangi mazhab fiqih dan berupaya menjauhkan generasi muslim di negeri ini dari mazhab ternyata cukup banyak juga. Saya sendiri kurang mengerti kenapa mazhab-mazhab fiqih seolah dijadikan musuh yang harus diperangi.

Kalau diingat-ingat hari ini, rasanya baru agak sadar bahwa ternyata sejak masih kecil dan jadi semacam remaja masjid, opini saya agak digiring ke arah yang kurang sejalan dengan disiplin ilmu mainstream. Bahkan ada kesan bahwa mazhab fiqih itu harus dihindari, diperangi dan dimusuhi. Sebab mazhab itu dianggap sebagai kejumudan, keterbelakangan dan juga kebodohan yang bertentangan dengan akal dan logika manusia.

Biasanya, para penceramah dan juru dakwah kalau bicara tentang problematika perpecahaan umat Islam, selalu menyisipkan pesan dalam kajian materinya, bahwa mazhab-mazhab itulah biang kerok perpecahan dalam agama Islam. Menurut mereka, karena masih saja ada kelompok umat Islam yang pakai mazhab-mazhaban, makanya umat Islam jadi lemah, mundur dan selalu dibodohi oleh bangsa lain.

Doktrin-doktrin seperti itu nyaris tiap hari saya dengar, dan lama-lama jadi bahan saya untuk berdakwah kemana-mana. Tiap kali mengisi pengajian, taklim, halaqah, daurah dan seterusnya, materi favorit saya adalah : Sebab-sebab Kemunduran Umat Islam .

Dan ujung-ujungnya, yang selalu saya persalahkan tidak lain adalah karena masih saja ada orang Islam yang pakai mazhab. Jadi dalam pandangan saya saat masih belia, segala macam kemunduran dan kehancuran umat Islam, disebabkan oleh masih adanya orang-orang yang bermazhab.

Benar-benar parah dan rusak sekali pemahaman saya kala itu. Kalau ingat bagaimana dakwah saya ketika itu, jadi malu sendiri rasanya.

Tetapi mau bagaimana lagi? Memang itulah doktrin yang setiap hari saya terima. Lha wong tiap hari dalam materi pengajian, pembinaan dan pengkaderan para calon da'i muda, memang materi-materi seperti itu yang di- cekokin ke dalam alam pikiran saya yang masih planga-plongo waktu itu.

Parahnya, saat itu kepada kami juga disuguhkan tentang siapa sosok yang harus kita perangi, karena dianggap sebagai para pembela mazhab. Yang ditunjukkan saat itu tidak lain adalah mereka para kiyai yang pakai jubah dan surban, atau imam yang berdoa dan berdzikirnya dengan suara keras pakai pengeras suara di masjid, atau para tokoh agama yang suka memimpin baca tahlihan, arwahan dan selametan. Dalam bahasa mudah, saya dan teman-teman saat itu menyebut mereka sebagai tokoh agama tradisionalis. Dan mereka itu kita jadikan 'musuh besar' dakwah.



Ust. Ahmad Sarwat, Lc
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger