25. Lebah tidak memerlukan banyak barang
dunia. Yang diperlukannya hanyalah air, bunga, dan tempat-tempat yang
mengeluarkan aroma wewangian. Begitu pula halnya dengan seorang mukmin. Di dunia
ini, yang dibutuhkannya hanyalah ilmu yang bermanfaat, zikir kepada Allah SWT.,
dan amal saleh. Itulah yang menjadi kesibukannya. Ia mengonsentrasikan diri,
berjuang, dan mati di dalamnya.
26. Ukuran tubuh lebah kecil dan bentuknya
tidak menarik—untuk tidak mengatakan hina, tetapi hasil karyanya berbobot,
berkualitas tinggi, beharga mahal, berasa enak, dan merupakan makanan/minuman
yang paling manis. Seperti itu pulalah seorang mukmin. Ukuran tubuhnya mungkin
kecil serta banyak orang menghina dan meremehkan penampilannya, namun kualitas,
nilai, dan amalnya amat berbobot dan sungguh mulia.
27. Lebah mempunyai tiga keadaan, yaitu:
terbang dengan sayap, bergerak dan bekerja dengan tubuh, dan diam beristirahat.
Demikian pula seorang mukmin. Ia mempunyai tiga keadaan. Pertama keadaan ketika
terbang dengan hatinya, melintasi alam malakut dan dunia metafisik, serta
meresapi makna-makna ilmu. Kedua keadaan ketika beribadah, mengabdi, dan
beramal dengan anggota badan. Ketiga keadaan ketika berhenti dari dua keadaan
sebelumnya. Dalam keadaan ketiga ini, ia beristirahat dengan melakukan apa yang
dihalalkan oleh Allah SWT., seperti makan, minum, dan bercengkerama dengan
anggota keluarga.
28. Lebah akan mati-matian mengejar orang
yang mengambil barang miliknya, ke mana pun orang itu lari. Ia pasti akan
mencegah tangan orang yang hendak mengambil harta miliknya berupa sarang dan
madu. Ia tidak akan pernah menyerahkan harta miliknya begitu saja kepada siapa
pun, kecuali terpaksa. Demikian juga halnya dengan seorang mukmin. Demi menjaga
kehormatan diri, agama, keutuhan amal, dan keluarganya, ia rela mengorbankan
jiwa dan hartanya.
29. Semua jenis burung menjadi najis begitu
mereka mati dan tempat mereka mati juga menjadi najis. Lain halnya dengan
lebah. Selagi hidup dan sesudah mati, ia tetap suci. Begitu pula seorang
mukmin. Semasa hidup dan setelah matinya, ia tetap suci.
30. Makanan yang paling menggugah selera
dan paling manis di dunia ini adalah madu yang dihasilkan oleh lebah. Demikian
juga halnya dengan seorang mukmin. Ia menghasilkan manisan yang paling manis
dan paling mengundang selera, yaitu makrifat, iman yang murni, ilmu yang
bermanfaat, dan cinta yang suci.
31. Lebah, bila diterjang angin kencang
hingga terlempar ke permukaan air, ke tanah berlumpur, atau ke tengah-tengah
duri, ia masih bisa berjuang untuk bangkit dan akhirnya selamat lalu terbang
lagi. Tetapi, apabila terlempar ke dalam api atau ke tengah-tengah asap, ia
tidak akan selamat dan akhirnya binasa. Seperti itu pulalah seorang mukmin. Karena
satu dan lain hal, mungkin ia terhempas ke dalam lumpur dosa dan maksiat.
Hampir dapat dipastikan, ia bisa bangkit kembali dan keluar dari lumpur itu.
Namun, jika ia terjerumus ke dalam kekufuran dan bidah, ia pasti akan binasa di
dalamnya. Tidak ada harapan untuk bisa selamat.
32. Semua burung dapat dipikat dengan
biji-bijian yang disimpan di dalam perangkap, sedangkan lebah tidak bisa
dipancing dengan apa pun selain dengan apa yang dihasilkannya, yakni madu.
Begitu terperangkap dalam madu, ia mati di dalamnya. Demikian pula halnya
dengan seorang mukmin. Ia tidak bisa dipancing dengan benda atau rayuan
duniawi. Ia hanya akan terpancing oleh Allah SWT. atau dengan apa yang
dimiliki-Nya, seperti kebenaran, ilmu, dan hikmah.
Dikutip oleh PISS-KTB dari Kitab Qut al Qulub
Posting Komentar