Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Adab Sholat Bag. 2

Adab Sholat Bag. 2

Berfirman Allah Ta’ala:
 منيبين إليه واتقوه وأقيموا الصلواة ولا تكونا من المشركين (31) الروم :31

“Dalam keadaan kembali kepada Allah Ta’ala , dan takutlah kepadaNya, serta dirikanlah Shalat, dan janganlah kamu menjadi orang-orang yang mempersekutukan Allah Ta’ala .” (Ar-Rum: 31)

Perkataan inaabah berarti kembali kepada Allah Ta’ala dan Taqwa adalah takut kepada Allah. Dan mendirikan Shalat, yakni mengerjakannya dengan cara dan tertib yang diperintah oleh Allah Ta’ala.

Firman Allah Ta’ala lagi:
 قد أفلح المؤمنون (1) الذين هم فى صلاتهم خشعون (2) والذين هم عن اللغو معرضون (3) والذين هم للزكوة فعلون (4) والذين هم لفروجهم حفظون (5)
 إلا على أزواجهم أو ما ملكت أيمنهم فإنهم غيرملومين(6) فمن ابتغي وراء ذلك فأولئك هم العادون (7)والذين هم لأمنتهم وعهدهم راعون (8) والذين هم على صلوتهم يحافظون (9) (المؤمنون:1-9)

“Sungguh telah menang (berbahagia) orang-orang yang beriman. Yang berlaku khusyu’ dalam Shalat mereka. Yang telah menjauhkan diri dari perkataan yang kotor. Yang terhadap perintah zakat mematuhi. Yang memelihara kehormatannya. Melainkan kepada isteri-isteri mereka, ataupun kepunyaan tangan kanannya (sahaya perempuan), maka sesungguhnya mereka itu tidak tercela. Maka barang siapa yang mengingini selain itu. merekalah orang orang yang melanggar batas. Dan mereka yang memelihara amanat dan janjinya. Dan mereka yang senantiasa memelihara Shalat Shalat mereka.” (AI-Mu’minun: 1-9)

FirmanNya lagi:
 إلا المصلين (22) الذين هم على صلاتهم دائمون(23) المعارج : 22-23

“Kecuali orang-orang yang mengerjakan Shalat. Yang tetap Dalam mengerjakan Shalat itu. (Al-Ma’arij: 22-23)

Allah Ta’ala telah mengecualikan mereka itu dari jenis manusia yang sentiasa berduka cita dan tidak sabar, tatkala ditimpa kesusahan; dan tidak bersyukur, tatkala mendapat kesenangan. Seolah-olah Allah SWT berkata bahwasanya orang yang sebenar-benar Shalat, bukanlah orang yang selalu berduka cita atau senantiasa berkeluh kesah dan tidak bersyukur. Pada pendapatku, ketiga-tiga sifat ini adalah dihitung munkar, sedang Allah Ta’ala telah berfirman:
 وأقم الصلوة إن الصلوة تنهى عن الفحشاء والمنكر ولذكر الله أكبر (العنكبوت : 45
 “?
  
Dan dirikanlah Shalat itu, sesungguhnya Shalat itu melarang perbuatan keji dan munkar. dan sesungguhnya mengingati Allah itu lebih utama.” (Al-’Ankabut: 45)

Orang yang berShalat, serta memelihara segala waktu-waktu Shalat, akan dihalang oleh Shalatnya dari mengerjakan segala yang dicegah Allah, seperti sifat-sifat yang tersebut di atas tadi, dan selainnya dari perkara-perkara yang dibenci Allah Ta’ala.

Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam:
 صلوا كما رأيتموني أصلي
  
“Shalatlah sebagaimana kamu lihat aku Shalat.”

Tegasnya, orang yang berShalat itu harus menurut tatacara dan tertib yang ditunjuk oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam Shalatnya, seperti mana yang kita contohi dari para ulama salaf dan khalaf radhiallahu-’anhum. Hanya orang yang berShalat sedemikian itulah yang dihitung orang yang mendirikan Shalat dan memelihara Shalat di sisi Allah Ta’ala.


Al Habib Abdullah Bin Alwi Al Haddad dalam Nashoih Ad Diniyyah
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger