“Wahai para pengikut Muhammad yang selalu
menuju pengesaan Dzat, semoga Allah memudahkan urusanmu, hendaklah engkau
merenungkan tujuh samudera yang meliputi tujuh ayat yang diulang-ulang dalam
Al-Qur`an Al-Azhim yang merupakan cabang dari tujuh sifat Dzat Ilahi yang
setara dengan tujuh lapis langit dan tujuh bintang semesta.
Renungkanlah ayat-ayat ini dengan sungguh-sungguh, lalu
jadikanlah dirimu seperti yang dilambangkan di dalamnya, niscaya engkau akan
selamat dari tujuh jurang jahanam yang menghalangi manusia mencapai surga Dzat,
yang menjadi tempat musnahnya semua atribut dan keberbilangan.
Tentu saja perenungan dan tadabur seperti itu tidaklah mudah
bagi mu kecuali setelah engkau membersihkan lahiriahmu dengan syariat
Rasulullah yang bersumber dari Al-Qur`an, serta membersihkan batiniahmu dengan
mengikuti akhlak Rasulullah SAW yang berasal dari kandungan Al-Qur`an. Karena
Al-Qur`an adalah yang menjadi penyatu kedua sisi akhlak Rasulullah, lahir dan
batin; serta turun dari Rabb-nya yang telah menunjuknya sebagai khalifah di
bumi.
Al-Qur`an adalah akhlak Allah yang diturunkan kepada
nabi-Nya. Maka siapapun yang berakhlak dengan Al-Qur`an, pasti akan beruntung
seperti beruntungnya Rasulullah SAW. Itulah sebabnya Rasulullah bersabda:
"Berakhlaklah kalian dengan akhlak Allah", karena memang itulah yang
diingatkan di dalam Al-Qur`an."
Surah al-Fathihah menjadi bagian paling terpilih dari
seluruh isi al-Qur`an dengan bentuk yang paling gamblang dan pemaparan yang
paling jelas. Siapapun yang merenungi surah ini pasti akan mendapatkan apa yang
dapat didapatkannya dari seluruh isi Al-Qur`an. Itulah sebabnya surah ini wajib
dibaca ketika hamba bertawajuh kepada Dzat Tunggal yang oleh syariat disebut
dengan istilah "shalâh". Shalat merupakan mi'raj bagi mereka yang
menuju kepada-Nya, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW:
"Shalat adalah mi'raj orang mukmin." Rasulullah juga bersabda:
"Tidak sah shalat kecuali dengan membaca Fâtihah al-Kitâb."
Oleh sebab itu, maka bagi engkau yang sedang melakukan
shalat dengan menghadap ke arah ka'bah yang sejati atau kiblat yang asli,
hendaklah engkau melaksanakan shalat wajib dengan tekun yang dapat mendekatkan
Anda kepada kiblat sejati, sehingga engkau dapat meraih hikmah dan
rahasia-rahasia yang terkandung di penetapan kewajiban shalat oleh syariat.
Karena jika engkau ingin mendekatinya atau menghadap ke pintu kiblat sejati itu,
engkau harus terlebih dulu berwudhu dan menyucikan diri dari segala kotoran
baik yang lahir maupun yang batin.
Kemudian engkau harus membersihkan dirimu dari segala bentuk
syahwat, sehingga engkau akan dapat memulai takbiratul ihram tanpa waswas setan
yang membaca hawa nafsu yang menyesatkan. Ketika Anda merapalkan takbiratul
ihram, ingatlah bahwa engkau telah mengharamkan terhadap dirimu segala kehidupan
dunia yang engkau miliki.
Tafsir Al Jilany
Posting Komentar