Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » , , » Antara Nafsu, Akal, dan Puasa Bag. 1

Antara Nafsu, Akal, dan Puasa Bag. 1

“Sesungguhnya syaitan itu bergerak mengikuti aliran darah, maka persempitlah jalan syaitan dengan lapar dan dahaga.” (HR. Mutafaq ‘Alaih). Disebutkan dalam Kitab Ihya’ I/232, Berkata al-‘Iraaqy “Hadits ini riwayatnya mutafaq ‘alaih dari Shafiyyah kecuali pada kalimat maka persempitlah jalan syaitan dengan lapar dan dahaga, ini landasan kalangan shufi

Di dalam kitab Durrah an-Naashikhiin Hal. 13 disebutkan, Alkisah sebelum Allah SWT menciptakan akal dan nafsu yang hendak diletakkan dalam diri Adam As. terlebih dahulu Allah menguji keduanya agar kelak dikemudian hari Adam As. dan anak cucunya tahu fungsi dari keduanya, cara menggunakan dan menaklukkan keduanya.

Saat Allah menciptakan akal, Allah bertanya kepada akal,


“Siapakah kamu, siapakah Aku ?”


“Saya hamba, Engkau Tuhan.” Jawab akal


Kemudian Allah memerintahkankan akal agar maju ke depan dan mundur ke belakang. Akal mematuhi perintah Allah. Hal ini menunjukkan bahwa akal begitu taat kepada Allah.

“Wahai akal, sesungguhnya Aku tidak menciptakan makhluk yang lebih mulia ketimbang dirimu” Puji Allah terhadap akal.

Setelah itu Allah menciptakan nafsu. Ketika Allah bertanya kepada nafsu,


“Hai nafsu, siapa engkau, siapa Aku ?”


Nafsu menjawab dengan sikap membantah, “Engkau Engkau, aku aku.”

Karena itulah Allah murka kepadanya dan memberikan didikan kepada nafsu agar insaf. Allah memasukkan nafsu kedalam neraka jahannam selama 100 tahun, ia dipukul dan dibakar hingga hangus menjadi arang. Kemudian setelah nafsu dikeluarkan dari neraka, Allah bertanya lagi kepadanya,

“Hai nafsu, siapa engkau, siapa Aku ?”

Nafsu menjawab dengan sikap membantah, “Engkau Engkau, aku aku.”

Nafsu belum sadar akan penciptaannya, Allah perintahkan agar nafsu dipenjarakan selama 100 tahun dengan tidak diberi makan atau pun minum, keadaan nafsu saat itu benar-benar lemah karena lapar dan dahaga. Setelah genap 100 tahun Allah keluarkan nafsu dari ruang tahanan “lapar dan dahaga” Allah bertanya lagi kepadanya,

“Siapa engkau, siapa Aku?”


Setelah semua itu, barulah nafsu mengenal Tuhannya, ia menjawab, “Engkau Tuhan, aku hamba”

Ternyata untuk mengalahkan nafsu yang ada dalam diri manusia tidak perlu dibakar, dipukul melainkan dengan dikarantina dalam penjara “lapar dan dahaga” atau yang kemudian dikenal dengan nama Puasa.

Setelah itu Allah memasukkan akal dan nafsu ke dalam diri Adam As. dan saat Nabi Adam datang ke bumi, keturunan manusia bertambah banyak. Maka peranan nafsu dan akal tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Kemungkaran yang terjadi di atas muka bumi ini adalah dari nafsu, bukan dari akal.



Ust. Masaji Antoro
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger