Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Doa Bersama Itu Sunnah (1)

Doa Bersama Itu Sunnah (1)

Dalam tradisi umat Islam di Indonesia, setiap ada pertemuan keagamaan seringkali diakhiri dengan doa bersama, yang dipimpin oleh seorang tokoh dan diamini oleh para jamaah. Ada pula sebagian kalangan yang mengakhiri acara pertemuan dengan membaca hamdalah bersama tanpa dibacakan doa bersama. 

Dari kedua cara tersebut, kira-kira cara yang mana yang lebih utama untuk kita lakukan? Mengakhiri suatu pertemuan dengan doa bersama yang dipimpin oleh seorang ulama, adalah sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. 

Dalam hadits shahih diriwayatkan:

ﻋَﻦْ ﻧَﺎﻓِﻊٍ ﻗَﺎﻝَ ﻛَﺎﻥَ ﺍﺑْﻦُ ﻋُﻤَﺮَ ﺇِﺫَﺍ ﺟَﻠَﺲَ ﻣَﺠْﻠِﺴًﺎ ﻟَﻢْ ﻳَﻘُﻢْ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺪْﻋُﻮَ ﻟِﺠُﻠَﺴَﺎﺋِﻪِ ﺑِﻬَﺬِﻩِ ﺍﻟْﻜَﻠِﻤَﺎﺕِ ﻭَﻗَﺎﻝَ : ﻗَﻠَّﻤَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠﻰَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﻘُﻮﻡُ ﻣِﻦْ ﻣَﺠْﻠِﺲٍ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺪْﻋُﻮَ ﺑِِﻬَﺆُﻻَﺀِ ﺍﻟﺪَّﻋَﻮﺍﺕِ : ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺍﻗْﺴِﻢْ ﻟَﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﺧَﺸْﻴَﺘِﻚَ ﻣَﺎ ﺗَﺤُﻮﻝُ ﺑِﻪِ ﺑَﻴْﻨَﻨَﺎ ﻭَﺑَﻴْﻦَ ﻣَﻌَﺎﺻِﻴﻚَ ، ﻭَﻣِﻦْ ﻃَﺎﻋَﺘِﻚَ ﻣَﺎ ﺗُﺒَﻠِّﻐُﻨَﺎ ﺑِﻪِ ﺟَﻨَّﺘَﻚَ ، ﻭَﻣِﻦَ ﺍﻟْﻴَﻘِﻴﻦِ ﻣَﺎ ﺗُﻬَﻮِّﻥُ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ﻣَﺼَﺎﺋِﺐَ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ، ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻣَﺘِّﻌْﻨَﺎ ﺑﺄﺳْﻤَﺎﻋِﻨﺎ ، ﻭَﺃَﺑْﺼَﺎﺭِﻧَﺎ ، ﻭﻗُﻮَّﺗِﻨَﺎ ﻣَﺎ ﺃﺣْﻴَﻴْﺘَﻨَﺎ ، ﻭَﺍﺟْﻌَﻠْﻪُ ﺍﻟﻮﺍﺭﺙَ ﻣِﻨَّﺎ ، ﻭَﺍﺟْﻌَﻞْ ﺛَﺄﺭَﻧَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻦْ ﻇَﻠَﻤَﻨَﺎ ، ﻭَﺍﻧْﺼُﺮْﻧَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻦْ ﻋَﺎﺩَﺍﻧَﺎ ، ﻭَﻻَ ﺗَﺠْﻌَﻞْ ﻣُﺼﻴﺒَﺘَﻨَﺎ ﻓِﻲ ﺩِﻳﻨِﻨَﺎ ، ﻭَﻻَ ﺗَﺠْﻌَﻞِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺃَﻛْﺒَﺮَ ﻫَﻤِّﻨَﺎ ، ﻭَﻻَ ﻣَﺒْﻠَﻎَ ﻋِﻠْﻤِﻨَﺎ ، ﻭَﻻَ ﺗُﺴَﻠِّﻂْ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ﻣَﻦْ ﻻَ ﻳَﺮْﺣَﻤُﻨَﺎ . ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ ﻭﺍﻟﻨﺴﺎﺋﻲ، ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﺘﺮﻣﺬﻱ : ﺣﺪﻳﺚ ﺣﺴﻦ .

“Nafi’ berkata: “Apabila Ibnu Umar hadir dalam satu majlis, maka ia tidak meninggalkan majlis sebelum berdoa bagi mereka yang duduk bersama dengan doa berikut ini, dan beliau berkata: “Jarang sekali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meninggalkan majlis yang dihadirinya sebelum berdoa dengan doa berikut: “Ya Allah, berikanlah kami bagian dari sifat takut kepada-Mu yang dapat menghalangi kami dari perbuatan dosa kepada-Mu, dari ketaatan kepada-Mu yang akan menyampaikan kami ke surga-Mu, dari keyakinan yang akan meringakan musibah duniawi pada kami. Tolonglah kami menghadapi mereka yang memusuhi kami. Janganlah Engkau jadikan musibah kami berkenaan dengan agama kami. Janganlah Engkau jadikan dunia sebagai keinginan terbesar kami, dan puncak pengetahuan kami. Dan janganlah Engkau jadikan penguasa kami orang yang tidak mengasihi kami.” (HR. al-Tirmidzi [3502] dan al-Nasa’i [10161]. Al-Tirmidzi berkata: “Hadits ini hasan.”).

Hadits di atas menunjukkan, kesunnahan doa bersama sebagai penutup pertemuan seperti pengajian dan lain-lainnya. Doa bersama tersebut sudah barangtentu dengan diamini oleh para jamaah yang hadir. Hadits di atas, meskipun tidak secara terang-terangan menjelaskan bacaan amin dari para jamaah, akan tetapi dijelaskan dalam dalil-dalil lain yang menunjukkan bahwa para jamaah membaca amin. Berkaitan dengan bacaan amin, oleh para jamaah juga memiliki dalil-dalil yang sangat kuat, antara lain:

1) Dalil al-Qur’an

Dalam al-Qur’an, Allah subhaanahu wata’aalaa menceritakan tentang dikabulkannya doa Nabi Musa ‘alaihissalaam dan Nabi Harun ‘alaihissalaam:

ﻗَﺎﻝَ ﻗَﺪْ ﺃُﺟِﻴﺒَﺖْ ﺩَﻋْﻮَﺗُﻜُﻤَﺎ ﻓَﺎﺳْﺘَﻘِﻴﻤَﺎ . ‏( ﻳﻮﻧﺲ : ٨٩ ).
“Allah berfirman: “Sesungguhnya telah diperkenankan doa kamu berdua, oleh karena itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus.” (QS. Yunus : 89).

Dalam ayat di atas, al-Qur’an menegaskan tentang dikabulkannya doa Nabi Musa dan Nabi Harun ‘alaihimassalaam. Padahal yang berdoa sebenarnya Nabi Musa ‘alaihissalaam, sedangkan Nabi Harun ‘alaihissalaam hanya mengucapkan amin, sebagaimana diterangkan oleh para ulama ahli tafsir. Nabi Musa ‘alaihissalaam yang berdoa dan Nabi Harun ‘alaihissalaam yang mengucapkan amin, dalam ayat tersebut sama-sama dikatakan berdoa. Hal ini menunjukkan bahwa doa bersama dengan dimpimpin oleh seorang imam adalah ajaran al-Qur’an, bukan ajaran terlarang. (Bisa dilihat dalam Tafsir al-Hafizh Ibnu Katsir, 4/291).

2) Hadits Zaid bin Tsabit radhiyallaahu ‘anhu

ﻋَﻦْ ﻗَﻴْﺲٍ ﺍﻟْﻤَﺪَﻧِﻲِّ ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻼً ﺟَﺎﺀَ ﺯَﻳْﺪَ ﺑْﻦِ ﺛَﺎﺑِﺖٍ ﻓَﺴَﺄَﻝَ ﻋَﻦْ ﺷَﻲْﺀٍ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﺯَﻳْﺪٌ : ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﺑِﺄَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻓَﺒَﻴْﻨَﺎ ﺃَﻧﺎَ ﻭَﺃَﺑُﻮْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻭَﻓُﻼَﻥٌ ﻓِﻲ ﺍﻟْﻤَﺴْﺠِﺪِ ﻧَﺪْﻋُﻮْ ﻭَﻧَﺬْﻛُﺮُ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ ﺇِﺫْ ﺧَﺮَﺝَ ﺇِﻟَﻴْﻨَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠﻰَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺣَﺘَّﻰ ﺟَﻠَﺲَ ﺇِﻟَﻴْﻨَﺎ ﻓَﺴَﻜَﺘْﻨَﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﻋُﻮْﺩُﻭْﺍ ﻟِﻠَّﺬِﻱْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﻓِﻴْﻪِ . ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺯَﻳْﺪٌ : ﻓَﺪَﻋَﻮْﺕُ ﺃَﻧَﺎ ﻭَﺻَﺎﺣِﺒِﻲْ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﺑِﻲْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻭَﺟَﻌَﻞَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠﻰَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳُﺆَﻣِّﻦُ ﻋَﻠﻰَ ﺩُﻋَﺎﺋِﻨَﺎ ﺛُﻢَّ ﺩَﻋَﺎ ﺃَﺑُﻮْ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﻓَﻘَﺎﻝَ : ﺍَﻟﻠّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲْ ﺳَﺎﺋِﻠُﻚَ ﺑِﻤِﺜْﻞِ ﻣَﺎ ﺳَﺄَﻟَﻚَ ﺻَﺎﺣِﺒَﺎﻱَ ﻭَﺃَﺳْﺄَﻟُﻚَ ﻋِﻠْﻤًﺎ ﻻَ ﻳُﻨْﺴَﻰ . ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠﻰَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺁَﻣِﻴْﻦ ﻓَﻘُﻠْﻨَﺎ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﻧَﺤْﻦُ ﻧَﺴْﺄَﻝُ ﺍﻟﻠﻪَ ﻋِﻠْﻤًﺎ ﻻَ ﻳُﻨْﺴَﻰ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺳَﺒَﻘَﻜُﻤَﺎ ﺑِﻬَﺎ ﺍﻟْﻐُﻼَﻡُ ﺍﻟﺪَّﻭْﺳِﻲُّ ﺭﻭﺍﻩ ﻭﺍﻟﻨﺴﺎﺋﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﺒﺮﻯ ﻭﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻲ ﻓﻲ ﺍﻷﻭﺳﻂ ﻭﺻﺤﺤﻪ ﺍﻟﺤﺎﻛﻢ

“Dari Qais al-Madani, bahwa seorang laki-laki mendatangi Zaid bin Tsabit, lalu menanyakan tentang suatu. Lalu Zaid berkata: “Kamu bertanya kepada Abu Hurairah saja. Karena ketika kami, Abu Hurairah dan si fulan berada di Masjid, kami berdoa dan berdzikir kepada Allah ‘azza wajalla, tiba-tiba Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar kepada kami, sehingga duduk bersama kami, lalu kami diam. Maka beliau bersabda: “Kembalilah pada apa yang kalian lakukan.” Zaid berkata: “Lalu aku dan temanku berdoa sebelum Abu Hurairah, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membaca amin atas doa kami. Kemudian Abu Hurairah berdoa: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu seperti yang dimohonkan oleh kedua temanku. Dan aku memohon kepada-Mu ilmu pengetahuan yang tidak akan dilupakan.” Lalu Rasulullah SAW berkata: “Amin.” Lalu kami berkata: “Wahai Rasulullah, kami juga memohon ilmu pengetahuan yang tidak akan dilupakan.” Lalu beliau berkata: “Kalian telah didahului oleh laki-laki suku Daus (Abu Hurairah) itu”. (HR. al-Nasa’i dalam al-Kubra [5839], al-Thabarani dalam al-Ausath [1228]. Al-Hakim menilainya shahih dalam al-Mustadrak [6158]).

Dalam hadits di atas jelas sekali, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca amin atas doa sahabatnya. Berarti mengamini doa orang lain, hukumnya sunnah berdasarkan hadits di atas.

3) hadits Habib bin Maslamah al-Fihri radhiyallaahu ‘anhu

ﻋَﻦْ ﺣَﺒِﻴْﺐِ ﺑْﻦِ ﻣَﺴْﻠَﻤَﺔَ ﺍﻟْﻔِﻬْﺮِﻱِّ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻣُﺠَﺎﺏَ ﺍﻟﺪَّﻋْﻮَﺓِ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ : ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠﻰَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﻘُﻮْﻝُ : ﻻَ ﻳَﺠْﺘَﻤِﻊُ ﻗَﻮْﻡٌ ﻣُﺴْﻠِﻤُﻮْﻥَ ﻳَﺪْﻋُﻮْ ﺑَﻌْﻀُﻬُﻢْ ﻭَﻳُﺆَﻣِّﻦُ ﺑَﻌْﻀُﻬُﻢْ ﺇِﻻَّ ﺍﺳْﺘَﺠَﺎﺏَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺩُﻋَﺎﺀَﻫُﻢْ . ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻄﺒﺮﺍﻧﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﺒﻴﺮ ﻭﺻﺨﺨﻪ ﺍﻟﺤﺎﻛﻢ

“Dari Habib bin Maslamah al-Fihri radhiyallaahu ‘anhu beliau seorang yang dikabulkan doanya-, berkata: “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah berkumpul suatu kaum Muslimin, lalu sebagian mereka berdoa, dan sebagian lainnya mengucapkan amin, kecuali Allah pasti mengabulkan doa mereka.” (HR. al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir [3536]. Hadits ini dishahihkan oleh al-Hakim dalam al-Mustadrak 3/347. Dan dinilai hasan oleh al-Haitsami dalam Majma’ al-Zawaid 10/170).

Hadits di atas, memberikan pelajaran kepada kita, agar sering berkumpul untuk melakukan doa bersama, sebagian berdoa, dan yang lainnya membaca amin, agar doa dikabulkan. Hadits tersebut memberikan motivasi untuk melakukan doa bersama.



Ust. Muhammad Idrus Ramli
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger