Berapa kali anda belajar tetapi tidak pernah
mengamalkannya? Karena itu sudah saatnya anda melimpat instistusi ilmu pengetahuan,
saatnya sibuk dengan pengamalan dengan rasa ikhlas. Jika tidak anda tidak
meraih keberuntungan sama sekali. Anda belajar pengetahuan belaka, berarti anda
telah mendustai Allah Azza wa-Jalla melalui tindakan anda, berarti pula anda
telah menarik tirai rasa malumu dari kedua matamu, lalu anda benar-benar
menjadikannya sebagai obyek pandangan yang hina bagi yang melihatnya.
Anda telah meraihnya melalui hawa nafsumu, mencegahnya
dengan nafsumu pula, bergerak dengan hawa nafsumu juga, maka hawa nafsu itulah
yang menghancurkan anda. Raihlah semua dari Allah Azza wa-Jalla dalam seluruh
perilaku anda dan amalkan dengan aturanNya. Bila saja anda mengamalkan ritual
hukum belaka, anda akan sulit mengamalkan pengetahuan anda pada Allah Azza
wa-Jalla. Ya Allah, sadarkan kami dari lelapnya orang-orang yang alpa. Amin.
Apabila dosa bertumpuk-tumpuk, maka datanglah bencana
menimpamu. Namun bila anda taubat dan beristighfar kepada Tuhanmu Azza
wa-Jalla, dan memohon kepadaNya, bencana itu hanya menimpa sekitarmu. Jika anda
harus menerima cobaan, maka mohonlah kepada Allah Azza wa-Jalla agar diberi
kesabaran dan keselarasan denganNya, hingga anda selamat dalam hubungan antara
dirimu dengan DiriNya, sehingga yang terkoyak hanyalah fisik bukan batinnya,
lahiriyahnya bukan batinnya, hartanya bukan agamanya. Maka cobaan akan menjadi
nikmat, bukan penderitaan.
Hari orang munafiq, kalian hanya menerima ajaran dari Allah
Azza wa-Jalla dan rasulNya sebatas formalitas belaka, bukan maknanya. Itu
berarti anda dusta lahir batin, dan tentu saja anda hina di dunia dan di
akhirat.
Orang yang maksiat itu hina dalam dirinya, dan pendusta itu
pun juga hina dalam dirinya. Hai para Ulama, jangan kotori ilmumu dengan
pemburu dunia, jangan kau ikutkan sesuatu yang mulia dengan yang hina. Ilmu itu
mulia, kehinaan itu adalah yang ada di tangan pemburu dunia.
Makhluk itu sendiri tidak mampu memberimu yang bukan
bagianmu, namun ironisnya bagianmu anda anggap berada di tangan mereka.
Bila anda sabar, bagianmu bakal tiba di atas apa yang ada di tangan
mereka, dan anda tetap mulia.
Hati-hatilah! Siapa yang berambisi rizki malah tidak dapat
rizki, dan siapa yang berambisi untuk diberi malah tidak diberi. Sibukkan
dirimu dengan aktivitas taat kepada Allah Azza wa-Jalla dan tinggalkan
bersibuk ria memburu dunia. Allah Azza wa-Jalla lebih tahu kebutuhan dan yang
mashlahah bagimu. Dalam hadits Qudsi Allah Azza wa-Jalla berfirman:
“Siapa yang sibuk berdzikir padaKu dibanding meminta
padaKu, Aku beri dia, pemberian yang lebih utama dibanding apa yang Aku berikan
pada orang-orang yang minta.”
Dzikir lisan saja, tanpa hati, tidak ada kemuliaan bagimu.
Dzikir yang sesungguhnya adalah dzikirnya hati dan rahasia hati, baru
menimbulkan dzikir lisan, dan berarti benar dzikir anda kepada Allah Azza
wa-Jalla.
“Maka berdzikirlah kepadaKu, niscaya Aku mengingatmu, dan
bersyukurlah kepadaKu dan jangan kufur padaKu.” (QS. Al-Baqarah:152)
Dzikirlah kepada Allah Azza wa-Jalla, hingga engkau
merasakan DzikirNya padaMu, dan dzikirlah kepadaNya sampai seluruh dosa-dosamu
terhapuskan oleh dzikirmu, hingga dirimu sunyi dari dosa, lalu ta’at mu tanpa
maksiat, maka disaat itulah Allah Azza wa-Jalla mengingatmu, dan anda tergolong
orang yang berdzikir jauh dari mengingat makhlukNya, dzikirmu lebih dominan
ketimbang permintaanmu, sampai semua tujuanmu adalah Dia mengalahkan semua
tujuanmu yang ada.
Apabila Dia menjadi totalitas tujuanmu, Dia menjadikan
kunci-kunci perbendaharaan kerajaanNya di hadapan hatimu. Sebab siapa yang
mencintai Allah Azza wa-Jalla, ia tidak akan mencintai selain Dia, karena semua
selain Dia sirna darinya. Bila cinta hamba padaNya berteguh dalam hatinya,
cinta pada selain Dia akan keluar dari hatinya. Lalu seluruh anggota badannya
meminum dari cinta itu, lahir batinnya aktif baik dalam gerak gerik maupun
hakikatnya, lalu mempola dirinya untuk menjadi tidak biasa, jauh dari
keramaian, dan bila sempurna penempuhan ini Allah Azza wa-Jalla telah
mencintaiNya. Akal yang ada padamu senantiasa merenungkanNya.
Kapankah anda
menyendiri denganNya?
Ingatlah malaikat maut bakal mendatangi anda, mencabut
nyawa anda, memisahkan anda dari keluarga dan kekasih anda. Waspadalah, jangan
sampai malaikat maut mencabut nyawa anda, sedangkan anda tidak senang bertemu
dengan Allah Azza wa-Jalla, mengahadapNya di akhirat. Tunggulah maut itu, anda
akan melihat yang lebih baik di sisiNya, dibanding apa pun di dunia.
Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebajikan di dunia dan
kebajikan di akhirat, dan lindungi kami dari azab neraka.
Diambil Dari Karya Syekh
Abdul Qodir Al-Jilany oleh Majalah
cahaya Sufi
Posting Komentar