Dari Ibnu Umar ra, "Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah satu shaa'
(1 shaa = 4 mudd = 3,5 liter) daripada terigu, atau satu Shaa' daripada kurma
(bahan pokok di wilayah masing masing), diwajibkan kepada hamba sahaya dan
orang merdeka, pria dan wanita, besar dan kecil, dari kaum muslimin, dan beliau
memerintahkan untuk disampaikan sebelum keluarnya orang orang untuk shalat idul
fitri" (Shahih Bukhari)
Dengan mengeluarkan zakat fitrah mensucikan badan kita. Karena zakat itu
secara bahasa adalah kesucian dan membersihkan diri. Sedangkan secara syariah
adalah mensucikan badan dengan mengeluarkan bahan pokok atau mengeluarkan harta
untuk mensucikan tubuh kita. Zakat fitrah telah boleh dilakukan mulai tanggal 1
ramadhan dan zakat fitrah wajib bagi setiap manusia. Siapa? sebagaimana
disabdakan oleh Sang Nabi SAW tadi bahwa sebanyak apa zakat fitrah itu? yaitu 1
sha’ bahan pokok. Dimasa itu bahan pokok adalah kurma dan terigu. Berarti ini
tergantung pada wilayahnya dan wilayah kita adalah beras. Berapa jumlahnya
yaitu 1 sha’. 1 sha’ adalah 4 mudd. Dan 4 mudd itu adalah kurang lebih 3,5
liter. Siapa saja yang diwajibkan? orang yang merdeka, pria dan wanita besar
maupun kecil semuanya kena zakat fitrah. Hukumnya wajib, tapi bagi yang mampu.
Terkecuali 8 kelompok orang yang akan saya sebutkan. Yang pertama Fuqara,
fuqara tidak wajib zakat fitrah. Yang kedua Masakin. Siapa ini fuqara dan
masakin?
Masakin lebih tinggi kemampuannya adripada faqir. Fuqara
adalah orang yang pendapatannya setiap bulannya kurang dari 50% kebutuhannya.
Seandainya kebutuhan hidupnya, jika ia mempunyai istri dan anak, punya
tanggungan, punya ayah bunda yang semuanya sudah tidak mampu bekerja. Misalnya
kebutuhan per bulannya adalah Rp. 100.000,-, penghasilannya Rp. 50.000,- ke
bawah. Nah ini digolongkan sebagai fuqara, karena ia masih butuh setiap
bulannya kurang lebih setengah dari pendapatannya. Ini fuqara dan paling berhak
mendapatkan zakat, semua zakat mulai dari zakat fitrah, zakat maal, zakat
tijarah dan semua zakat.
Di atasnya orang miskin, siapa orang miskin? yang pendapatannya kurang dari
kebutuhannya. Kalau kebutuhannya misal Rp. 100.000,- (ini kebutuhan primernya),
kalau ia tidak dapat Rp. 100.000,-, ia akan kelaparan. Kurang dari Rp.
100.000,- pendapatannya setiap bulan. Misalnya kebutuhannya Rp. 100.000,-maka
bisa saja kebutuhan primernya Rp. 200.000,- Rp. 300.000,- tergantung kondisi
kebutuhannya dan kondisi dirinya. Ia sendiri atau bersama keluarga (anak,
istri) dan yang lainnya. Tergantung kondisinya sendiri. Kalau pendapatannya
kurang dari 100% daripada kebutuhannya, ini orang miskin. Berhak mendapatkan
zakat dan tidak wajib mengeluarkan zakat.
Sebagian ulama sebagaimana dalam Madzhab Syafi’i dalam kitab Busyral Karim
dalam syarah Muqaddimatul Hadramiyyah dijelaskan bahwa orang orang fuqara bukan
yang 50% ke bawah pendapatannya tapi 40% ke bawah. Dari 0 sampai 40% ke bawah
pendapatannya. Ini orang – orang fuqara dan diatasnya adalah masakin yang
terbagi menjadi 2 kelompok. Mereka yang pendapatannya mulai 41% sampai 80%
kebutuhannya. Ini orang – orang miskin, siapa mereka? yang berhak mendapat
zakat dan tidak wajib membayar zakat. Ada kelompok miskin yang diatasnya, yang
pendapatannya antara 81% sampai 99%, ini tidak boleh menerima zakat tapi tidak
pula diwajibkan membayar zakat. Jadi ada 3 kelompok fuqara masakin:
Pertama yang mustahiq adalah fuqara, ia tidak
wajib mengeluarkan zakat dan boleh menerima zakat, jika tidak mau menerima
tidak apa apa tapi boleh menerima zakat.
Kedua masakin, masakin ada 2 kelompok.
Orang yang tergolong masakin antara 41% sampai 80% pendapatannya dari 100%
kebutuhannya, mereka tidak perlu menunaikan zakat dan berhak menerima zakat.
Yang 81% sampai 99% adalah mereka yang tidak boleh menerima zakat tapi juga
tidak wajib mengeluarkan zakat.
Yang ketiga adalah Ghaarimiin yaitu orang yang terlibat hutang, mereka tidak
wajib mengeluarkan zakat dan berhak menerima zakat. Yang keempat adalah Amilin
‘Alaiha yaitu orang – orang yang bekerja untuk menyampaikan zakat, mereka ini
berhak menerima zakat. Yang kelima adalah Musafirin dan Ibn Sabil yaitu orang
orang yang dalam perjalanan dan tidak punya ongkos untuk pulang, mereka ini
berhak menerima zakat.
Kalau zaman sekarang orang orang seperti ini berhak menerima zakat fitrah
namun untuk zakat tijarah mungkin tidak. Karena zaman sekarang sudah ada
handphone, ada telepon. Tidak bisa pulang dapat menghubungi ke rumahnya. Kalau
orang tidak punya ongkos untuk pulang ke rumahnya itu, walaupun ia orang kaya
di kampungnya, dia tetap berhak menerima zakat untuk pulang ke rumahnya. Tapi
di masa sekarang tentunya sudah ada telepon dan sudah ada lainnya. Perlu
barangkali dizakati untuk ia menghubungi saudaranya yang disana, sudah ada
rekening untuk mentransfer uang dan sudah ATM dan lainnya. Demikian ini di luar
zakat fitrah, kalau zakat fitrah boleh mereka terima zakat fitrah.
Karena zakat fitrah itu sebagian besar ulama mengatakan tidak sah kalau
bukan dengan bahan pokok. Tidak boleh dengan uang tetapi ada ulama yang
membolehkannya. Tapi kalau mau mengambil pendapat yang terkuat adalah harus
dengan bahan pokok. Kalau dikeluarkan dengan uang ya boleh saja, pun ada ulama
yang membolehkannya. Namun afdholnya dengan bahan pokok.
"Dan zakat itu diperintah untuk disampaikan sebelum orang orang
keluar melakukan shalat". Shalat apa?
Imam Ibn Hajar Al Asqalani
mengatakan ini yang dimaksud adalah Shalat Idul Fitri bukan shalat subuh. Jadi
zakat itu makruh kalau seandainya dilakukan saat orang – orang shalat idul
fitri. Dan menjadi haram kalau sudah selesai shalat idul fitri. Sebagian
pendapat mengatakan makruh sampai terbenamnya matahari tapi sebagian pendapat
mengatakan haram tapi wajib.
Ini masalah haram tapi wajib. Maksudnya apa? Kena dosa orang orang yang
terlambat menyampaikan zakat fitrahnya tapi tetap wajib. Daripada saya kena
dosa lebih baik saya tidak usah bayar zakat fitrah. Tentunya terkena dosa lagi,
lebih besar lagi dosanya. Ia terkena dosa karena apa? Karena ia telat
perhatiannya pada fuqara.
Demikian indahnya tuntunan Nabiyyuna Muhammad SAW. Demikian indahnya Nabi
kita yang memberikan bimbingan yang paling sempurna sehingga maksud daripada
ajaran ini, sebelum selesainya orang – orang daripada shalat ied, orang orang
fuqara sudah punya bahan pokok semua. Jangan melewati siang hari lebaran masih
tidak punya makanan dirumahnya. Demikian indahnya tuntunan Sayyidina Muhammad SAW,
orang yang paling dermawan dari semua orang.
Habib Munzir Al Musawwa
Posting Komentar