Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Menggugat Penggugat Imam Bukhori Bag. 1

Menggugat Penggugat Imam Bukhori Bag. 1

Ada sebuah pepatah dalam bahasa Arab yang berbunyi, “Iqta al-asl fa saqata al-far.” (Tebanglah pohonnya, maka runtuhlah dahannya). Pepatah ini digunakan untuk menghilangkan suatu pengaruh pemikiran atau pendapat seseorang agar tidak diikuti oleh orang lain, yaitu dengan memojokkan orang yang mencentuskan pemikiran itu. Dalam konteks ke-Islaman, untuk menghilangkan kepercayaan umat Islam terhadap kedudukan Hadits Nabawi dalam Islam, maka musuh-musuh Islam membuat argumen-argumen yang bersifat melecehkan para ulama Hadits. Salah satu ulama Hadits menjadi sasaran utama pelecehan mereka adalah Imam al-Bukhari (w 256 H), pengarang kitab al-Jami’ as-Shahih.

Adalah Ignaz Goldziher (seorang orientalis asal Hungaria dari keluarga Yahudi) yang menjadi pelopor penggugat kredibilitas Imam Bukhari dalam periwayatan Hadits. Prof. Dr. MM Azami dalam bukunya Dirasat fil Hadits an-Nabawi wa Tarikh Tadwinih menyatakan bahwa Ignaz Goldziher menuduh penelitian Hadits yang dilakukan oleh ulama klasik (terutama Imam Bukhari) tidak dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah karena kelemahan metodenya. Hal itu menurut Goldziher karena para ulama lebih banyak menggunakan metode Kritik Sanad, dan kurang menggunakan metode Kritik Matan. Karenanya, Goldziher kemudian menawarkan metode kritik baru yaitu Kritik Matan saja.

Sebenarnya para ulama klasik sudah menggunakan metode Kritik Matan. Hanya saja apa yang dimaksud Kritik Matan oleh Goldziher itu berbeda dengan metode Kritik Matan yang digunakan oleh para ulama. Menurutnya, Kritik Matan Hadits itu mencakup berbagai aspek seperti politik, sains, sosio-kultural dan lain-lain. Ia mencontohkan sebuah Hadits yang terdapat dalam kitab Shahih Bukhari dimana menurutnya Bukhari hanya melakukan Kritik Sanad dan tidak melakukan Kritik Matan. Sehingga setelah dilakukan Kritik matan oleh Goldziher, Hadits itu ternyata palsu.

Diantara para penulis modern atau intelektual Islam yang mengikuti cara berfikir kaum orientalis ini adalah Profesor Ahmad Amin. Dalam bukunya Fajr al-Islam, ia ikut melecehkan kredibilitas ulama Hadits secara umum. Kemudian secara khusus, Imam Bukhari dihujatnya. Katanya, “Kita melihat sendiri, meskipun tinggi reputsi ilmiyahnya dan cermat penelitiannya, Imam Bukhari ternyata menetapkan Hadits-hadits yang tidak shahih ditinjau dari segi perkembangan zaman dan penemuan ilmiyah, karena penelitian beliau hanya terbatas pada kritik sanad saja”.

Menurut Ahmad Amin, banyak Hadits-hadits Bukhari yang yang tidak shahih, atau tepatnya palsu. Diantaranya adalah sebuah Hadits di mana Nabi SAW bersabda, “Seratus tahun lagi tidak ada orang yang masih hidup di atas bumi ini”. Hadits ini oleh Ahmad Amin dinilai palsu, karena ternyata setelah seratus tahun sejak Nabi SAW mengatakan hal itu masih banyak orang yang hidup diatas bumi ini.

Ahmad Amin yang ikut ramai-ramai melecehkan Imam Bukhari ini ternyata keliru dalam memahami maksud hadits tersebut. Sebab yang dimaksud oleh Hadits itu bukanlah sesudah seratus tahun semenjak Nabi SAW mengatakan hal itu tidak akan ada lagi yang masih hidup di atas bumi ini, melainkan adalah bahwa orang-orang yang masih hidup ketika Nabi SAW mengatakan hal itu, seratus tahun lagi mereka sudah wafat semua. Dan ternyata memang demikian, sehingga Hadits itu oleh para ulama dinilai sebagai mukjizat Nabi SAW.



Ust. Kharis Nur
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger