Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Hidup Berkah Dengan Yang Halal (1)

Hidup Berkah Dengan Yang Halal (1)

ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ : ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ” ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻃﻴﺐ ﻻ ﻳﻘﺒﻞ ﺇﻻ ﻃﻴﺒﺎ، ﻭﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻣﺮ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﺑﻤﺎ
ﺃﻣﺮ ﺑﻪ ﺍﻟﻤﺮﺳﻠﻴﻦ، ﻓﻘﺎﻝ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ﻳﺄﻳﻬﺎ ﺍﻟﺮﺳﻮﻝ ﻛﻠﻮﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﻄﻴﺒﺖ ﻭﺍﻋﻤﻠﻮﺍ ﺻﻠﺤﺎ ” ﻭﻗﺎﻝ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ” ﻳﺄﻳﻬﺎ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺀﺍﻣﻨﻮﺍ ﻛﻠﻮﺍ ﻣﻦ ﺍﻟﻄﻴﺒﺖ ﻣﺎ ﺭﺯﻗﻨﻜﻢ ” ﺛﻢ ﺫﻛﺮ ” ﺍﻟﺮﺟﻞ ﻳﻄﻴﻞ ﺍﻟﺴﻔﺮ ﺃﺷﻌﺚ ﺃﻏﺒﺮ، ﻳﻤﺪ ﻳﺪﻳﻪ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﻳﺎﺭﺏ ! ﻳﺎﺭﺏ ! ﻭﻣﻄﻌﻤﻪ ﺣﺮﺍﻡ، ﻭﻣﻠﺒﺴﻪ ﺣﺮﺍﻡ، ﻭﻏﺬﻱ ﺑﺎﻟﺤﺮﺍﻡ، ﻓﺄﻧﻰ ﻳﺴﺘﺠﺎﺏ ﻟﻪ ” ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ


Dari Abu Huroiroh Rodhiyallahu anhu ia berkata: Rosulullah Shollallahu alaihi wa sallam bersabda: ” Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan orang orang yang beriman dengan sesuatau yang telah di perintahkan kepada para RosulNya. Maka Allah Ta’ala berfirman: 
Wahai para Rosul makanlah kamu dari yang baik dan berbuatlah kamu dengan beramal sholeh. 
Dan Allah Ta’ala berfirman [juga]: Wahai orang orang yang beriman makanlah kamu dari yang baik yaitu dari apa yang Saya [Allah] rezekikan kepadamu. 
Kemudian Beliau menyebut seorang laki laki yang panjang perjalananbya berambut kusut lagi berdebu sambil menadahkan tangannya ke langit seraya berkata: ” Wahai Tuhan ! wahai Tuhan ! sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan di kenyangkan dengan yang haram, bagaimana mungkin ia akan di kabulkan [permohonannya] “.


Allah adalah Dzat yang Maha Baik. (Thoyyib). Dzat yang disucikan dari kekurangan dan keburukan, yang selalu Indah untuk dipuji. Ialah satu-satunya dzat yang berhak untuk dipuji. Dan Ia hanya berkenan menerima sesuatu yang baik.


Sesuatu yang baik itu bisa jadi berupa amal, yakni amal yang bersih dari penghancur dan perusak amal, layaknya riya’, ujub, dan sebagainya.


Pihak yang amat rentan mengidap hal ini adalah para pejuang agama yang memiliki 3 modal besar, yakni ilmu, harta, dan keberanian berjihad. Semua akan sia-sia jika ternyata semua itu hanya semata demi popularitas dan status sosial, jauh dari niat karena Allah.


Padahal seseorang beribadah tak perlu melihat ibadahnya akan tetapi semestinya yang dipandang adalah al Ma’bud, Allah itu sendiri.


Atau bisa jadi berupa harta benda, yakni harta benda yang terbebas dari campuran syubhat apalagi haram.


ﻋﻦ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ - ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ - ﻗﺎﻝ : ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - : ﻗﺎﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﺒﺎﺭﻙ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ : ‏( ﺃﻧﺎ ﺃﻏﻨﻰ ﺍﻟﺸﺮﻛﺎﺀ ﻋﻦ ﺍﻟﺸﺮﻙ ، ﻣﻦ ﻋﻤﻞ ﻋﻤﻼ ﺃﺷﺮﻙ ﻓﻴﻪ ﻣﻌﻲ ﻏﻴﺮﻱ ﺗﺮﻛﺘﻪ ﻭﺷﺮﻛﻪ ‏) ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ


“Allah Ta’ala berfirman: ‘Aku tidak butuh terhadap orang-orang musyrik atas kesyirikan yang mereka lakukan. Barangsiapa yang menyekutukan Aku dengan sesuatu yang lain, akan Ku tinggalakan ia bersama kesyirikannya‘” (HR. Muslim 2985)


Kullu minatthoyibat wa’malu sholihat, maknanya berarti mengkonsumsi makanan halal dan thoyyib, akan tetapi tidak sampai disitu, selanjutnya adalah beramal yang baik. Thoyyib yang dimaksud adalah thoyyib yang dimaksud oleh syara’, bukan sekedar thoyyib dalam hal rasa saja, atau yang dianggap lezat saja. Atau thoyyib disana bisa juga berarti makanan yang mempunyai nilai gizi yang baik bagi kesehatan tubuh, ditambah dengan halal. Seperti yang disebutkan dalam Surat al Maidah ayat 88:


ﻭَﻛُﻠُﻮﺍ ﻣِﻤَّﺎ ﺭَﺯَﻗَﻜُﻢُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺣَﻠَﺎﻟًﺎ ﻃَﻴِّﺒًﺎ ۚ ﻭَﺍﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺃَﻧْﺘُﻢْ ﺑِﻪِ ﻣُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ


Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.



Penulis berasal dari Pon Pes Salaf APIK Kaliwungu
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger