Seorang
Shahabiyah (Sahabat Wanita) Mulia, Yang Bapaknya, Saudaranya Dan Suaminya Terbunuh Di Perang Uhud Tatkala
Dikabari Berita Duka Tersebut Justru Ia
Malah Bertanya Bagaimana Keadaan Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Lalu Dikatakan Kepadanya, “Beliau
(Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam) Baik-Baik Saja Seperti Yang Engkau Harapkan.” Dia Menjawab, “Biarkan Aku
Melihatnya.” Tatkala Ia Melihat
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Dia Mengatakan, “Sungguh Semua Musibah Terasa Ringan Wahai
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Kecuali Bila Hal Itu Menimpamu.”
(Sirah Nabawiyyah Libni Hisyam, 2:99).
Diriwayatkan
Dari Ibnu Sirin, Ia Berkata: Aku Pernah
Berkata Kepada Ubaidah Bin Al-Jarrah, “Aku Memiliki Sebagian Dari Rambut Nabi SAW. Kami Menerimanya Dari
Anas Bin Malik Atau Dari Keluarga Anas.” Maka Ubaidah Berkata, “Sungguh, Satu
Lembar Rambut Nabi SAW. Yang Ada Padaku Lebih Aku Cintai Daripada Dunia Dan
Seisinya.” (HR. Bukhari).
Kisah
Kecintaan Sahabat Kepada Rasulullah SAW banyak
Diungkapkan Dalam Sejarah. Salah Satunya Ditunjukan Oleh Umar Bin
Khatthab. ”Ya Rasulullah, Aku Mencintaimu Lebih Dari Segalanya, Kecuali Jiwaku,” Kata Umar. Mendengar Itu, Rasulullah
SAW menjawab, ”Tak Seorang Pun Di Antara
Kalian Beriman, Sampai Aku Lebih Mereka Cintai
Daripada Jiwamu.” ”Demi Dzat Yang Menurunkan Kitab Suci Al-Quran Kepadamu, Aku Mencintaimu Melebihi
Kecintaanku Kepada Jiwaku Sendiri,”
Sahut Umar Spontan. Maka Rasulullah SAW. Pun Menukas, ”Wahai Umar,
Kini Kamu Telah Mendapatkan Iman Itu” (HR.
Bukhari).
Seorang
Sahabat Mulia Yang Keluarganya Adalah Quraisy, Ia Ditangkap Oleh Quraisy
Untuk Dibunuh, Maka Berkata Abu Sufyan
Berkata Kepadanya, “Wahai Zaid, Semoga
Allah Menguatkanmu, Apakah Engkau Senang Bila Muhammad Menggantikan
Posisimu Sekarang Untuk Dipenggal Kepalanya Sedang Engkau Duduk Manis Bersama
Keluargamu..?!! Maka Spontan Zaid Menjawab, “Demi Allah, Sungguh Tidakkah Aku Senang Bila Muhammad Sekarang
Tertusuk Duri Di Tempatnya, Sedang Aku Bersenang-Senang Bersama Keluargaku.”
Abu Sufyan Pun Mengatakan, “Saya Tidak
Melihat Seorang Pun Yang Kecintaannya Melebihi
Kecintaan Sahabat-Sahabat Muhammad Kepada Muhammad.” (Sirah
Nabawiyyah Libni Hisyam, 3:160).
Diriwayatkan
Dari ‘Aisyah Ra, Ia Berkata: Suatu Hari
Telah Datang Hindun Binti Utbah, Ia Berkata, “Wahai Rasulullah! Seluruh Penghuni Rumah Yang Ada
Di Muka Bumi, Lebih Aku Sukai Mereka
Terhina Dari Pada Penghuni Rumahmu. Dan Tidak Ada Penghuni Suatu Rumah Di Muka Bumi Di Pagi Hari Yang
Lebih Aku Cintai Agar Mereka Menjadi Mulia
Dari Pada Penghuni Rumahmu." (Mutafaq ‘Alaih)
Betapa Cinta Sahabat Kepada Rasulullah SAW tergambar
Ketika Rasulullah SAW bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq Beristirahat Di Gua Tsur
Dalam Perjalanan Hijrah Dari Makkah Ke
Madinah Secara Sembunyi-Sembunyi. Kala Itu
Rasulullah SAW tertidur berbantalkan Paha Abu Bakar. Tiba-Tiba Abu Bakar
Merasa Kesakitan Karena Kakinya Digigit Kalajengking. Tapi, Dia Berusaha Sekuat
Tenaga Menahan Sakit, Hingga Mencucurkan Air Mata, Jangan Sampai Pahanya
Bergerak, Khawatir Rasulullah SAW terbangun.
Abu
Thalhah Radhiallahu’anhu Pada Waktu Perang Uhud, Beliau Membabi Buta Melemparkan Panah-Panah Ke Arah Musuh
Hingga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam Melihat Ada Sedikit Rasa Iba Kepada Musuh. Maka Abu Thalhah
Radhiallahu’anhu berkata, “Demi Bapak Dan Ibuku Yang Jadi Tebusanmu, Wahai Rasulullah, Jangan Engkau Merasa Iba
Dengan Mereka, Karena Panah-Panah Mereka
Telah Melukai Dan Menusukmu, Sesungguhnya Leherku Jadi Tameng Lehermu.” (HR. Bukhari, No.3600
Dan Muslim, No.1811).
Diriwayatkan
Dari Abu Hurairah RA Bahwa Tsumamah Bin Tsaal Berkata: Ya Muhammad, Demi Allah, Dulu Tidak Ada Di Muka
Bumi Ini Satu Wajah Pun Yang Paling Aku Benci
Daripada Wajahmu. Tapi, Akhirnya Wajahmu Menjadi Wajah Yang Paling Aku Cintai. Demi Allah,
Dulu Tidak Ada Suatu Agama Pun Yang
Paling Aku Benci Daripada Agamamu, Tapi Sekarang Agamamu Menjadi Agama Yang Paling Aku Cintai. Demi Allah,
Dulu Tidak Ada Suatu Negeri Pun Yang
Paling Aku Benci Daripada Negerimu, Tapi Sekarang Negerimu Menjadi Negeri Yang Paling Aku Cintai.
(Mutafaq ‘Alaih).
Diriwayatkan
Dari ‘Aisyah R.A Bahwa Saad Pernah Berkata: Ya Allah, Sungguh Engkau Mengetahui Bahwa Tidak Ada
Seorang Pun Yang Lebih Aku Sukai Untuk Diperangi Karenamu Daripada Suatu Kaum
Yang Mendustakan Rasul-Mu Dan Mengusirnya. (Mutafaq 'Alaih).
Anas
Bin Malik Berkata: Sesunguhnya
Rasulullah SAW. Pada Saat Perang Uhud Telah
Terpojok Sendirian Bersama Tujuh Orang Anshar Dan Dua Orang Quraisy (Muhajirin). Ketika Musuh (Kaum Musyrik)
Telah Merangsek Mendekati Beliau, Beliau
Bersabda, “Siapa Yang Bisa Menolak Mereka Dari Kita, Maka Ia Akan Masuk Surga Atau Menjadi Temanku Di
Surga.” Maka Majulah Seorang Laki-Laki Dari Kaum Anshar Lalu Memerangi Musuh
Hingga Terbunuh. Kemudian Musuh Kembali Merangsek Mendekat. Beliau Bersabda,
“Siapa Yang Bisa Menolak Mereka Dari
Kita, Maka Ia Akan Masuk Surga Atau Menjadi
Temanku Di Surga.” Maka Majulah Seorang Laki-Laki Dari Kaum Anshar,
Lalu Memerangi Musuh Hingga Ia Terbunuh.
Hal Seperti Itu Terjadi Berulang-Ulang Hingga Terbunuhlah Tujuh Orang Anshar.
Rasulullah Bersabda Kepada Dua
Sahabatnya (Dari Muhajirin), “Kita Tidak Sebanding Dengan Para Sahabat Kita Itu.”(HR. Muslim)
Habib
Muhammad Rafiq
Posting Komentar