Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Kisah Kecintaan Sahabat Kepada Rasulullah SAW (3)

Kisah Kecintaan Sahabat Kepada Rasulullah SAW (3)

Kisah Kecintaan Tsauban, Sahabat Nabi  Muhammad SAW Ini Tinggal Di Madinah Sepanjang Hidup Rasul SAW. Namun  Suatu Saat Dari Hari Ke Hari Tubuhnya Semakin Kurus Dan Ringkih. 

Ketika Ditanya Oleh Sahabat-Sahabat Yang Lain, Beliau Tidak Mau Menjawab. Namun  Saat Ditanya Sendiri Oleh Nabi, Tsauban Menjawab, “Wahai Rasul,  Saya Ini Sebenarnya Orang Yang Kuat. Saya Dapat Menahan Lapar Dan Haus Saya Saat Sedang Tidak Ada Makanan Atau Minuman. Saya Juga Tahan Pergi  Perang Dan Tidak Bertemu Berbulan-Bulan Dengan Keluarga Saya. Tapi Ada  Satu Hal Yang Saya Tidak Tahan, Yaitu Apabila Datang Kerinduan Kepadamu Di Siang Hari, Tak Mampu Aku Tunggu Malam Untuk Berjumpa Denganmu. Apabila Datang Kerinduan Padamu Di Malam Hari, Tak Mampu Ku Tunggu Pagi  Untuk Berjumpa Denganmu. Sepanjang Waktu Itu Aku Berada Dalam Keadaan  Gelisah, Susah, Tidak Enak Makan Dan Tidur Sampai Aku Dapat Berjumpa Denganmu, Ya Rasulullah.

Masalahnya, Saat Di Dunia, Engkau Begitu  Mudah Ditemui. Yang Saya Pikirkan Nanti Di Hari Akhirat. Engkau Adalah  Rasulullah, Sementara Aku Hanyalah Tsauban. Engkau Pasti Akan Ditempatkan Bersama Para Nabi Di Surganya Yang Paling Tinggi. Sementara  Aku, Andai Pun Allah Mengampuni Dosa-Dosaku Dan Berada Di Surga, Pasti  Surgaku Berada Di Bawah Surgamu, Ya Rasulullah. Dan Apalah Artinya Surga  Jika Aku Tidak Dapat Berjumpa Denganmu Ya, Rasulullah. Inilah Yang Membuat Saya Terus Kepikiran Dan Membuatku Semakin Kurus Dan Pucat Wajahku.”

Nabi Terdiam Lalu Allah Memberikan Berita Gembira  Kepada “Tsauban-Tsauban Berikutnya Hingga Sekarang”, Sebuah Wahyu Lewat  Malaikat Jibril. Nabi Segera Tersenyum Dan Berkata, “Wahai Tsauban, Dengarkanlah, Allah Telah Mengirimkan Untukmu Satu Ayat Yang Merupakan Jaminan Bagimu. Satu Ayat Yang Merupakan Kabar Gembira Untukmu Dan  Orang-Orang Yang Mengikuti Jalanmu: “Dan Barangsiapa Yang Mentaati Allah  Dan Rasul(Nya), Mereka Itu Akan Bersama-Sama Dengan Orang-Orang Yang  Dianugerahi Nikmat Oleh Allah, Yaitu Nabi-Nabi, Para Shiddiiqiin,  Orang-Orang Yang Mati Syahid, Dan Orang-Orang Saleh. Dan Mereka Itulah  Teman Yang Sebaik-Baiknya.” (Qs 4: 69)

Terakhir, Simaklah Cerita Sayyidina Abu Bakar Kepada Sahabat-Sahabatnya Dari Para Ulama:

“Di Tengah Perjalanan Hijrah Bersama Nabi Muhammad SAW, Saat Itu Sedang  Musim Panas Yang Sangat Luar Biasa. Di Siang Yang Terik Sekali, Kami  Mencari Naungan Untuk Beristirahat Sampai Matahari Agak Condong Ke Arah  Barat. Setelah Menemukan Naungan, Saya Membersihkan Tempatnya Lalu Saya  Gelar Selimut Kain Untuk Alas Tidur Kemudian Saya Mempersilakan Beliau  Untuk Beristirahat.

Ketika Aku Lihat Nabi Muhammad Sudah Memejamkan Mata, Aku Melihat Keadaan Sekitar Dan Melihat Pengembala  Dengan Kawanan Kambingnya. Saya Menuju Orang Tersebut Dan Bertanya  Kambing Itu Milik Siapa. Pengembala Itu Menyebutkan Nama Seseorang Yang  Sangat Saya Kenal Dan Memiliki Hubungan Baik Dengan Mereka Di Kota Makkah. Kemudian Saya Meminta Pengembala Tersebut Untuk Memerahkan Semangkuk Susu. Begitu Dapat, Saya Berusaha Untuk Mendinginkannya.


Saya Kemudian Mengalirkan Air Di Bawah Mangkuk Tersebut Agar Susunya Menjadi  Dingin. Setelah Itu Saya Menuju Ke Tempat Nabi SAW, Saya Tunggu Hingga  Beliau Bangun. Begitu Nabi Bangun, Saya Sodorkan Susu Tersebut Dan  Menceritakan Dari Mana Susu Tersebut Berasal. Nabi Kemudian Mengambilnya Dan Meminumnya, Sampai Habis Susu Tersebut Dan Hilanglah Dahagaku.”  Ajaib Kan?

Sayyidina Abu Bakar Mempersilakan Rasul Untuk  Beristirahat Sementara Beliau Berjaga. Padahal Yang Bepergian Mereka  Berdua, Seharusnya Yang Kelelahan Juga Pasti Mereka Berdua. Di Kejadian  Selanjutnya, Beliau Bahkan Tidak Mencecap Susu Satu Tetes Pun, Namun  Beliau Mengatakan Hanya Dengan Melihat Nabi Meminumnya, Maka Dahaga  Beliau Ikut Hilang Dan Seakan-Akan Ikut Merasakan Kesegarannya. Karena  Bagi Dia, Keselamatan Nabi, Kenyamanan Nabi, Lebih Daripada Kenyamanannya Sendiri.

Ini Jalan Cinta, Yang Diambil Oleh Para  Sahabat-Sahabat Nabi SAW. Bagaimana? Luar Biasa Bukan Kecintaan  Mereka Kepada Rasululah SAW. Adapaun Kita Ummatnya Yang Berharap Bayak  Pada Beliau. Apa Yang Sudah Kita Perbuat? Sudahkan Kita Mencintainya? Sudahkan Kita Mengikuti Ajaran Dan Sunnahnya?. Melihat Cinta Sahabat  Kepada Beliau Yang Luar Biasa Saja Sudah Membuat Kita Terheran Heran.  Bagaiman Dengan Cinta Nabi Muhammad SAW Kepada Sahabat Dan Kita Umatnya?  Kita Tak Akan Mampu Mengitungnya. Renungkanlah. Allahumma Sholli Alaa  Muhammad.



Habib Muhammad Rafiq
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger